Teori feminisme radikal mengelaborasi bagaimana tubuh perempuan menjadi akar penyebab penguasaan tubuh perempuan oleh laki-laki. Apa yang menyebabkan perempuan seringkali tidak memiliki kuasa atas tubuhnya dan orang-orang di luar dirinyalah yang seringkali memiliki kuasa ini yang kemudian berujung pada pernikahan anak dengan anak perempuan sebagai korbannya?
Firestone (73), mengatakan bahwa “Thus it was woman’s reproductive biology that accounted for her original and continues oppression…” [Reproduksi biologis perempuanlah yang bertanggung jawab atas opresi perempuan yang sesungguhnya dan terus terjadi.
Secara mendasar, tubuh perempuan, tidak soal anak atau dewasa, memiliki kemampuan reproduksi yang dapat memenuhi hasrat seksual laki-laki. Perempuan diperlakukan sebagai “…reproducers, caregivers, sexual outlets, agents of a family’s general prosperity” (Nussbaum, 220). Karena tubuhnya dan organ reproduksinya vagina dan rahim, perempuan usia anak sekalipun dapat diperlakukan sebagai “sexual outlets” dari laki-laki yang mengawininya, dan juga oleh keluarga yang mengambil keputusan untuk mengawinkannya. Hamil dan melahirkan anak kemudian menjadi dampak dari kemampuan reproduksi itu sendiri yang kemudian menciptakan kompleksitas situasi selanjutnya bagi seorang perempuan yang dikawinkan pada usia anak.
Dalam artikel di Stanford Encyclopedia of Philosophy yang berjudul “Feminist Perspectives on the Body” pada kutipan di bawah ini memaparkan ketiadaan kuasa yang paling hakiki yang diderita perempuan.
The absence of control found its most extreme example in the case of the bodies of slave women. Where the body became literally the property of another… that articulated by Wollstonecraft ‘her back and her muscle… pressed into field labour where she was forced to work like men. Her hands were demanded to nurse and nurture the white man and his family… her vagina used for his sexual pleasure… the womb… the place of capital investment…. The resulting child…
Tulisan di atas memang berbicara mengenai budak perempuan, namun ada kesamaan yang kuat dengan apa yang terjadi pada anak perempuan yang menjadi korban perkawinan anak. Anak perempuan yang dipaksa dikawinkan dengan laki-laki yang (mungkin) belum dikenalnya, menunjukkan ketiadaan kuasa yang dimiliki sang anak perempuan terhadap tubuhnya sendiri.
Hal yang paling berharga bagi seorang budak adalah tubuhnya sendiri karena dengan tubuhnya itu ia dihargai sejumlah tertentu. Ini sama dengan anak perempuan yang dikawinkan ketika tubuhnya dihargai sejumlah tertentu untuk “dijual” atau “ditukarkan” dengan dowry (mas kawin) yang akan diterima oleh ayah atau keluarganya. Kemudian, ketika sang anak perempuan yang telah dipertukarkan itu masuk ke dalam kehidupan perkawinan, tubuhnya lagi-lagi dikuasai oleh orang di luar dirinya, kali ini suaminya dan mungkin juga keluarga besar suaminya. Apa yang ia kerjakan dalam rumah tangga adalah untuk keberlangsungan hidup orang-orang di luar dirinya; suami, anak-anak, dan kemungkinan besar keluarga suaminya.
Ada dua aliran feminisme radikal, yaitu feminisme radikal libertarian dan feminisme radikal kultural. Pemikiran feminis radikal libertarian yang melihat tubuh sebagai situs penyebab terjadinya masalah-masalah yang dihadapi perempuan.
Firestone, seorang feminis radikal libertarian, melihat bahwa akar dari segala opresi yang dialami perempuan adalah tubuhnya, sehingga tubuh tersebut dianggap sebagai beban dari kehidupan perempuan. Tubuh perempuan ini kemudian sangat memengaruhi lima bentuk ketidakadilan gender yaitu stereotip, marginalisasi, subordinasi, beban majemuk, dan kekerasan yang dialami anak perempuan korban perkawinan anak.
Lima bentuk ketidakadilan gender yang dialami anak perempuan ini secara nyata terlihat pada latar belakang mengapa ia dikawinkan meski masih anak-anak dan kompleksitas situasi yang harus dijalankan ketika sudah memasuki kehidupan perkawinan yang semuanya bersumber pada satu hal, yaitu tubuh perempuan.
PUSTAKA
- Millet, Kate. "Theory of sexual politics." Radical Feminism. A documentary reader(2000): 122-153.
- Poerwandari, E Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Jakarta, 2003
- Shulamith, Firestone. The Dialectic of Sex: The Case for Feminist Revolution. Macmillan, 2003.
- Saptari, Ratna, and Brigitte M. Holzner. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial: Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Vol. 1. Pustaka Utama Grafiti, 1997.
Belum ada tanggapan untuk "Teori tentang Feminisme Radikal Libertarian"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung