Tipe penelitian deskriptif sangat penting khususnya pada tahap awal perkembangannya, hal ini sangat menonjol dilakukan dalam ilmu-ilmu sosial. Penelitian deskriptif menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan apa adanya dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, peristiwa, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
Penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada pula beberapa penelitian deskriptif yang memakai hipotesis.
Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berupaya menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.
Banyak temuan penelitian sosial yang dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah digunakan sebagai sumber kebijakan dari hasil penelitian dengan tipe deskriptif. Dari penelitian deskriptif, banyak imponderabilia (hal-hal yang nampaknya tidak penting, tetapi yang pada hakikatnya sangat berperan seperti nilai-nilai, dan sebagainya) dari kehidupan sosial sehari-hari dapat dideskripsikan yang mana tidak muncul dalam suatu penelitian eksplanasi.
Cooper dan Emory (1996) mengatakan tipe penelitian deskriptif menuntut kemampuan meneliti yang tinggi dan lebih ideal dibandingkan penelitian penjelasan dan menuntut standar yang sama tingginya, baik menyangkut desain maupun pelaksanaannya.
Schegel (1996) mengemukakan kebanyakan orang yang melaksanakan atau yang sedang belajar melaksanakan penelitian ilmu sosial menemukan bahwa menggambarkan keadaan memang sangat mudah untuk dikerjakan.
Dengan mengenal apa yang diteliti, dengan perhatian, dengan usaha, dan dengan tingkat kecerdasan yang cukup, siapa saja dapat menghasilkan sebuah deskripsi yang cukup tepat dan mendetail. Namun, penulisan deskripsi hanya akan menarik perhatian ilmu yang sebenarnya jika penelitian tersebut dijalin dengan pengertian yang lebih luas dan dengan penjelasan yang bersifat teori.
Tulisan yang hanya berdasarkan deskripsi, nantinya akan terbentur dengan kondisi di lapangan dan pada akhirnya banyak peneliti yang berhenti menulis. Mayer dan Greenwood (1983) membedakan dua jenis atau tipe penelitian deskriptif, yakni tipe penelitian deskriptif kualitatif dan tipe penelitian deskriptif kuantitatif.
Tipe penelitian deskriptif kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, atau peristiwa. Pada dasarnya, tipe penelitian deskriptif kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi. Tipe penelitian deskriptif kualitatif seperti ini melambangkan tahap permulaan dari perkembangan suatu disiplin.
Analisis data yang menggunakan teknik diskriptif kualitatif memanfaatkan persentase hanya merupakan langkah awal saja dari keseluruhan proses analisis. Persentase yang dinyatakan dalam bilangan sudah jelas merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. Jadi pernyataan persentase bukan merupakan hasil analisis kualitatif. Analisis kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas.
Oleh karena itu, hasil penelitian yang berupa bilangan tersebut harus dibuat menjadi sebuah predikat, misalnya: “baik sekali, “baik”, “cukup”, “kurang baik”, dan “tidak baik” (skala Likert). Tipe penelitian deskriptif kuantitatif, sebaliknya menyajikan tahap yang lebih lanjut dari observasi.
Setelah memiliki seperangkat skema klasifikasi, peneliti kemudian mengukur besar atau distribusi sifat-sifat itu diantara anggota-anggota kelompok tertentu. Hal ini muncul peranan teknik-teknik statistik seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral, dan dipersi.
Belum ada tanggapan untuk "Tipe Penelitian Deskriptif Kualitatif Dan Kuantitatif"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung