Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan.
Cara menyelesaikan masalah dalam kajian ilmiah adalah dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan.
Pengkajian teori ilmiah ini dilakkukan untuk menjawab hipotesis. Seperti diketahui bahwa pada hakikatnya metode ilmiah dapat disimpulkan ke dalam dua langkah utama yakni, pertama, pengajuan hipotesis yang merupakan kerangka teoritis yang secara dedektif dijalin dari pengetahuan yang dapat diandalkan dan, kedua, pengumpulan data secara empiris untuk menguji apakah kenyataan yang sebenarnya mendukung atau menolak hipotesis tersebut.
Agar sebuah kerangka teoritis dapat disebut meyakinkan maka argumentasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat (Suriasumantri, 1993):
Pertama, teori-teori yang digunakan dalam membangun kerangka teoritis harus merupakan pilihan dari sejumlah teroi yang dikuasi secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru. Sebagaimana diketahui bahwa dalam sebuah disiplin ilmu kadang-kadang terdapat lebih dari satu pendekatan yang tercermin dalam berbagai teori dalam mendekati persoalan yang sama. Demikian juga jika terdapat beberapa aliran dalam sebuah pendekatan maka harus dikemukakan alasan mengapa memilih aliran tertentu dan tidak aliran yang lain. Di samping itu perlu juga disadari bahwa ilmu berkembang dengan cepat dan sebuah teori yang bersifat efektif pada suatu saat mungkin akan ditinggalkan pada saat yang lain. Oleh sebab itu maka pengetahuan mengenai teori-teori yang akan dipergunakan harus sudah mencakup perkembanganperkembangan terbaru di bidangnya.
Kedua, analisis filsafat dari teori-teori keilmuan yang difokuskan kepada cara berpikir keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan secara eksplisit mengenai postulat, asumsi dan prinsip yang mendasarinya.
Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplim ilme tersebut Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasn sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kerangka pemikiran yang berupa penjelasan sementara ini merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Criteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesame ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan kepada argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya.
Selain premis-premis tersebut, dalam kerangka teoritis juga perlu melakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan pertama-tama disebabkan oleh sifat ilmu yang pengembangannya dilakuakn secara kumulatif. Hal ini disamping akan menghindari adanya duplikasi yang sia-sia, juga akan memberikan perspektif yang jelas menganai hakikat dan keguanaan penelitian dalam perkembangan secara keseluruhan.
Demikian juga hasil penelitian mutkhir, mungkin merupakan pengetahuan teoritis yang baru atau revisi terhadap teori lama, yang dapat dipergunakan sebagai premis dalam penyususnan kerangka pemikiran maupun dalam kegiatan analisis yang lain, umpamanya saja dalam pembahasan mengenai kesimpulan analis data. Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis.
Bahwa produk akhir dari proses pengajuan kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis serta merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis. Hal ini harus tercermin bukan saja dalam struktur logika berpikir melainkan juga dalam struktur penulisan.
Secara ringkas langkah dalam penysunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis ini dapat dibagi dalam kegiatan-kegiatan berikut:
- Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam analisis
- Pembahasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan
- Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis dengan mempergunakan premis-premis
- Perumusan hipotesis
Belum ada tanggapan untuk "Cara menyusun Kerangka Teoritis dalam Penelitian"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung