Masalah deskriptif merupakan masalah yang diteliti dalam penelitian tipe deskriptif. Penelitian tipe deskriptif meliputi pengumpulan data agar dapat menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir, baik karakteristik ataupun frekuensi dari subjek yang dipelajari.
Masalah deskriptif adalah masalah yang berhubungan dengan atau yang mempertanyakan status satu gejala atau variabel.
Ada dua jenis status masalah deskriptif, yakni yang berhubungan dengan karakteristik dan yang berhubungan dengan frekuensi dari suatu populasi atau gejala.
Oleh karena itu, rumusan masalah deskriptif berhubungan dengan dua hal:
- masalah karakteristik; dan
- masalah frekuensi.
Contoh rumusan masalah yang berhubungan dengan karakteristik ialah “Apa ciri-ciri generasi milenial lahir dan tumbuh dewasa ditengah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ?”, “Informasi apa saja yang diakses?”.
Sedangkan contoh rumusan masalah berhubungan dengan frekuensi ialah “ Seberapa besar penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten?”, “Seberapa efektif penggunaan teknologi informasi dan komuunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten?”
Tipe utama penelitian deskriptif mencakup penilaian sikap atau pendapat tentang individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur; demikian juga tentang jajak pendapat politik dan survei penelitian pasar.
Penelitian deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data survei, non survei atau penggabungan (kuantitatif dengan kualitatif).
Hipotesis Deskriptif
Untuk merumuskan hipotesis yang jelas perlu dipahami beberapa variasi tipe hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Cara untuk membedakan tipe hipotesis dapat dilakukan berdasarkan tujuan, bentuk, format pernyataan, dan penulisan.
Tipe hipotesis berdasarkan tujuan dapat dibedakan antara lain hipotesis deskriptif (descriptive hypotheses) untuk menggambarkan variabel independen atau dependen. Tujuan riset deskriptif adalah memaparkan atau mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti: siapa, yang mana, kapan, dimana, dan mengapa.
Studi dengan desain deskriptif dapat dilakukan secara sederhana atau rumit. Peneliti dituntut untuk melakukan riset dengan standar yang layak, baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya.
Misalnya dalam hal pertanyaan atau hipotesis univariate, dimana periset menanyakan suatu hal atau menyatakan suatu hal mengenai variabel tertentu, seperti mengenai besar, distribusi, bentuk. Bahkan riset akan menjadi lebih menarik pada pencarian hubungan-hubungan bivariate mapun multvariate. Apakah penelitian tipe deskriptif memerlukan hipotesis? Jawaban pertanyaan ini belum seragam.
Ada yang berpendapat penelitian tipe deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989), misalnya mengatakan melalui penelitian tipe deskriptif, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis.
Arikunto (2005) mengemukakan jenis penelitian yang biasanya tanpa menggunakan hipotesis antara lain penelitian deskriptif. Jika peneliti memang tidak atau belum dapat menentukan dugaan jawaban terhadap hasil penelitiannya, maka hipotesis tidak atau tidak perlu dibuat. Dalam penelitian tanpa hipotesis seperti ini peneliti hanya ingin memperoleh informasi status sesuatu.
Penelitian deskripsi dilakukan oleh peneliti dengan harapan hasil perupa deskripsi, penggambaran, atau uraian mengenai sesuatu. Walizer dan Weiner (1986) mengatakan bahwa penelitian tipe deskriptif merupakan studi yang tidak mulai dengan gagasan menguji hipotesis tetapi mau menemukan distribusi variabel yang dipilih.
Sebaliknya, ada yang berpendapat, Gay dan Diehl (1992), Mely G. Tan dalam Koentjaraningrat (1981) bahwa penelitian dengan tipe deskriptif dapat menggunakan dan menguji hipotesis. Misal, setelah pengumpulan data hasil survei, peneliti mulai melakukan tahap analisis data. Langkah pertama mendeskripsikan temuan dengan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif dipergunakan untuk mengorganisir dan meringkas data numerik yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dalam bentuk tabulasi data, persentase yang diwujudkan dalam grafik atau gambar serta perhitungan-perhitungan deskriptif sehingga dapat dijabarkan ciri-ciri dari data tersebut.
Statistik deskriptif dapat membantu peneliti mendeskripsikan temuan-temuannya. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisanya.
Tetapi apabila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistis deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan apabila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku umum untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi apabila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku umum untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.
Hipotesis yang digunakan dan diuji adalah hipotesis deskriptif yang hanya menunjukkan perkiraan atas besarnya populasi yang mempunyai karakteristik tertentu. Hipotesis deskriptif adalah hipotesis yang menyatakan karakteristik objek yang menjadi rumusan suatu penelitian menurut variabel tertentu. Jadi, hipotesis deskriptif merupakan proposisi yang secara tipikal menyatakan keberadaan atau eksistensi, ukuran, besar, bentuk atau distribusi dari beberapa veriabel.
Hipotesis deskriptif umumnya merupakan bentuk proposisi univariat seperti contoh berikut:
- (55%) penduduk desa A masih menggunakan 2G;
- Mayoritas anak muda (87%) khawatir atas persaingan di masa depan. Ada sejumlah persoalan di masa depan yang sudah mereka pikirkan sejak sekarang. Di urutan pertama ternyata soal pekerjaan;
- Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang relatif lebih mudah menerima proses perubahan;
- Tindakan agresif lebih banyak dilakukan anak yang berasal dari keluarga broken home.
Bagian terpenting dari statistik deskriptif adalah pembuatan distribusi frekuensi atau marginal yang mendeskripsikan sebaran jawaban atas tiap-tiap butir pertanyaan atau variabel dalam perangkat data. Distribusi frekuensi merupakan suatu daftar seluruh kategori yang mungkin untuk tiap-tiap variabel yang menunjukkan jumlah responden dalam tiap-tiap kategori. Distribusi frekuensi dapat disusun lewat tabel frekuensi.
Sebaiknya tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian dan disusun secara tersendiri meskipun dalam penulisan data penelitian, tidak semua tabel frekuensi ini akan dimasukkan. Tabel-tabel ini merupakan bahan dasar untuk analisis selanjutnya, disamping untuk basis data penelitian dimasa mendatang.
Tabel-tabel frekuensi berfungsi antara lain:
- mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden;
- mempelajari distribusi variabel-variabel penelitian;
- menentukan klasifikasi yang paling baik untuk tabulasi silang; dan
- untuk mengecek apakah jawaban responden atas satu pertanyaan konsisten dengan jawaban-jawaban lainnya-terutama pada pertanyaan-pertanyaan untuk menyaring responden (Eriyanto, 1999).
Melihat distribusi frekuensi dari variabelvariabel itu amat penting meskipun tujuan dari penelitian mungkin menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Chadwick dkk, 1992, salah satu alasan mengapa memperhatikan hal itu penting adalah beberapa uji statistik yang digunakan untuk mengukur signifikansi statistik atas hubungan antar variabel, menggunakan anggapan tentang cara bagaimana skor suatu variabel menyebar.
Alasan lain untuk menguji distribusi frekuensi setiap variabel adalah karena seringkali peneliti harus menggabungkan banyak kategori menjadi beberapa saja
Belum ada tanggapan untuk "Masalah Dan Rumusan Masalah Penelitian Tipe Deskriptif"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung