Kebebasan adalah salah satu ciri khas manusia dan merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Anugerah ini sangat meninggikan martabat manusia, karena berupa kemampuan untuk mengarahkan hidupnya kepada kesempurnaan. Dari segi etimologi, istilah kebebasan berasal dari kata “bebas” (kata sifat) yang berarti merdeka, tidak terikat oleh aturan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata “bebas” mempunyai arti tidak terhalang, tidak terganggu, sehingga dapat bergerak, berbicara, bertindak. Kata bebas menggambarkan pada suatu kondisi yang memungkinkan seseorang untuk bertindak lepas dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, sehingga dapat melakukan tindakannya dengan murni dari dirinya sendiri.
Dalam filsafat pengertian kebebasan dipahami sebagai kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan ini merupakan potensi untuk berpikir, berkehendak dan bertindak tanpa paksaan. Kebebasan tidak dimengerti hanya sebagai sebuah situasi atau suasana dimana manusia dengan leluasa melakukan sesuatu, tetapi dipahami sebagai sebuah kemampuan. Kemampuan ini mengungkapkan martabatnya sebagai manusia, sehingga ia dapat dibebani kewajiban dan tanggungjawab moral.
Jenis-jenis Kebebasan
Pertama, kebebasan eksistensial: kebebasan dalam arti kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri. Sifat kebebasan ini positif karena tidak menekankan bebas dari apa, melainkan bebas untuk apa. Melalui kebebasan eksistensialnya, manusia sanggup menentukan tindakannya sendiri. Tindakan di sini, dapat diartikan sebagai kegiatan yang disengaja, dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu, dengan kesadaran tergantung penuh pada diri kita sendiri. Kebebasan eksistensial menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak terbatas pada salah satu aspek saja. Kebebasan ekstensial merupakan kebebasan tertinggi karena mengarah pada suatu cita-cita yang bisa memberi arah dan makna kepada kehidupan manusia.
Kedua, kebebasan sosial: kebebasan ini dihayati dalam hubungannya dengan orang lain atau kebebasan yang diterima dari orang lain (bebas dari apa). Kebebasan ini dipahami sebagai realitas negatif artinya, dimana kemungkinan kita untuk menentukan tindakan kita sendiri tidak dibatasi oleh orang lain. Seseorang bebas dalam arti sosial, apabila ia tidak berada di bawah paksaan, tekanan, atau kewajiban dan larangan dari pihak lain.
Ketiga, kebebasan moral: kebebasan ini berbicara mengenai kewajiban dan tanggungjawab manusia. Kewajiban dan tanggungjawab itu diaplikasikan dalam peran, status, profesi, posisi, manusia yang hidup dengan manusia lain. Kebebasan moral diaktualisasikan dalam prilaku individu yang berhubungan langsung dengan kewajiban dan tanggungjawabnya.
Manusia yang memiliki kebebasan moral adalah manusia normal dalam arti, manusia yang tidak mempunyai hambatan fisik atau psikis misalnya mental retarded atau stroke, sehingga mampu mengimplementasikan atau mengekspresikan dirinya dalam berbagai tindakan. Tindakan ini merupakan pengejawantahan dari kebebasan moral seseorang berdasarkan tuntunan suara hati dengan pergulatan analisa rasional dan kondisional. Kebebasan moral berbicara mengenai kemampuan manusia untuk menerima perintah suara hati (pergulatan kebebasan eksistensial dan sosial). Dalam pergulatan dan perbenturan ini, suara hati akan suara memberikan jawaban dan keputusan untuk berprilaku (action) dengan tepat dan benar.
Fungsi Kebebasan
Kebebasan moral berfungsi untuk memupuk kesadaran moral manusia. Seseorang yang memiliki kebebasan akan melihat setiap kewajiban moral sebagai sesuatu yang sangat berguna bagi dirinya dan dikehendaki untuk dilakukan. Mentaati kewajiban berarti mentaati dirinya sendiri. Mentaati kewajiban moral, secara otonom sedikitpun tidak merendahkan martabat manusia, karena ia telah menghayati kebebasannya dengan penuh. Kebebasan moral sebagai kemampuan untuk menentukan diri sendiri, diaplikasikan dalam bentuk tindakan yang bebas. Melalui tindakan itu, manusia dapat mengenal identitas atau orang macam apakah dia sebenarnya.
Kebebasan moral mempertebal dan meninggikan rasa tanggung jawab, karena bila tidak ada kebebasan, kemampuan untuk bertanggung jawab pun akan menyurut. Melakukan kewajiban tidak hanya disadari oleh sesuatu yang diwajibkan (harus dilakukan) melainkan dengan sadar bahwa saya melakukan itu demi suatu kebaikan yang mau dijamin oleh kewajiban itu. Dengan kata lain, sikap moral yang dewasa adalah sikap yang bertanggung jawab untuk mencapai yang baik dan bernilai bagi dirinya sendiri dan orang lain (bonum comune).
AJO_QQ poker
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856