Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari factor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tertentu.
Menurut Riduan (2008) bahwa latar belakang masalah dalam penelitian menjelaskan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan kepentingan tertentu. Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam situasi tertentu.
Latar belakang masalah menyajikan hal-hal berikut yang dikemukakan oleh Riduan (2008):
- apa saja yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti,
- gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan masalah,
- kerugian-kerugian apa yang yang bakal diderita jika tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa kiranya jika diteliti,
- kedudukan masalah yang hendak diteliti itu dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti yang bersangkutan,
- keadaan atau fakta actual yang menarik perhatian penulis untuk diteliti.
Dalam panduan penulisan tesis dan disertasi pada umumnya menjelaskan bahwa penulisan latar belakang masalah bermula dari pemaparan tentang hal-hal ideal dan diharapkan terjadi, kemudian diikuti dengan penyajian hail amatan awal yang berupa fenomena lapangan.
Selanjutnya penulis menjelaskan eksistensi kesenjangan antara harapan dan kenyataan dan ditutup dengan pernyataan atau penegasan tentang masalah utama penelitian dan perlunya penelitian itu dilakukan. Selanjutnya dalam konstelasi yang bersifat situasional inilah maka dapat mengidentifikasikan obyek yang menjadi masalah.
Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat dikenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah berisi semua dalam objek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti. Melihat banyak masalah yang teridentifikasi dalam identifikasi masalah, maka permasalahan tersebut perlu dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas.
Pemabatasan maslah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak melenceng kemana-mana. Dari pembatasan masalah ini memungkinkan peneliti merumuskan masalah dengan baik. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyatan apa saja yang ingin peneliti carikan jawabannya.
Perumusan masalah dijabarkan dari identifikasi dan batasan masalah, dengan kata lain perumusan masalah merupakan pernyataan lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka seorang peneliti menyatakan tujuan penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Setelah itu dibahas kemungkinan kegunaan penelitian yang merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari pemecahan masalah yang didapat dari penelitian.
Dengan demikian maka secara kronologis terdapat enam kegiatan dalam langkah pengajuan masalah sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas yaitu:
a. latar belakang masalah
b. identifikasi masalah
c. pembatasan masalah
d. perumusan masalah
e. tujuan penelitian
f. keguanaan penelitian
Belum ada tanggapan untuk "Memahami Pengajuan Masalah, langkah pertama penelitian"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung