Seringkali kita mendengar bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini, apakah benar demikian? kalau benar mengapa manusia memiliki kelebihan dan kekurangan? Ada yang mengatakan bahwa “kelebihan dan kekurangan” adalah salah satu bentuk kesempurnaan manusia. Menurut berbagai referensi yang pernah saya baca bahwa “kesempurnaan” berasal dari kata “sempurna” yang dapat diartikan tidak ada lagi kekurangannya. Berdasarkan ini maka apapun alasannya “kelebihan dan kekurangan” manusia bukanlah salah satu bentuk kesempurnaan artinya lagi makhluk yang bernama manusia bukan manusia yang sempurna.
Coba mari kita cermati, waktu dilahirkan di muka bumi ini, apakah anda sudah langsung bisa berjalan, berbicara, membaca, menulis atau apakah anda sudah memiliki pakaian? Apakah anda dapat memiliki anak tanpa adanya lawan jenis anda? Apakah anda dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain? Lalu bagaimana agar manusia dikatakan sempurna?
Semua pertanyaan di atas menunjukkan bahwa manusia memiliki ketergantungan dengan orang lain, fakta ini sudah jelas menjelaskan ketidaksempurnaan manusia, ketergantungan dimaksud merupakan kelebihan orang lain, ketika kekurangan dan kelebihan dipertemukan maka barulah manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang sempurnya. Olehnya itu, kesempurnaan manusia bisa tercapai apabila bersosialisasi dengan orang lain, itulah sehingga dalam agama Islam, manusia diwajibkan untuk menikahi lawan jenis dan mengharamkan menikah dengan sesama jenis, tidak lain agar manusia mencapai kesempurnaan.
Jadi secara individual,manusia belum bisa dikatakan sempurna, dikatakan sempurna apabila manusia bersosialisasi dengan orang lain terutama lawan jenis, tentunya melalui ikatan pernikahan. Manusia yang tidak menikah belum dapat dikatakan sebagai manusia sempurna, sedangkan manusia yang sudah menikah sudah dapat dikatakan sebagai manusia sempurna.
Belum ada tanggapan untuk "Rahasia dibalik kesempurnaan Manusia"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung