Andragogi berasal dari bahasa Yunani . Andra berarti orang dewasa, agogos berarti memimpin atau membimbing, sehingga pengertian andragogi adalah seni dan ilmu dalam membantu orang dewasa belajar. ”Andragogy – A balance of freedom and control ( Ingalls, 1973).
Menurut Macolm Knowles (Hartawan, 1979), karakteristik belajar orang dewasa adalah : (1) mempunyai konsep diri, maka perlu dilibatkan penuh dalam proses pembelajaran, (2) berpengetahuan pengalaman lebih, maka perlu diperlakukan sebagai peserta dan nara sumber, (3) punya kesiapan belajar, kesiapan belajar berdasarkan kebutuhan, (4) ingin cepat mengaplikasikan hasil belajar, (5) kurikulum disusun berorientasi pada masalah, dan (5) kondisi fisik menurun, perhatikan penerangan, tulisan, suara, waktu, dan media.
Menurut Lunandi ( 1984), metode pendidikan orang dewasa adalah : (1) kontinum proses belajar, menghubungkan kedua ujung yakni antara penataan pengalaman belajar dan perluasan pengalaman. Menurut penyelidikan manusia belajar : 1,0 % melalui indera perasa, 1,5 % melalui indera peraba, 3,5 % melalui indera pencium, 11,0 % melalui indera pendengar, dan 83,0 % melalui indera penglihat. Manusia belajar lebih efektif bila dapat mendengarkan dan berbicara, lebih baik lagi dapat melihat dan makin efektif lagi kalau dapat mengerjakan. (2) Ceramah dan alat peraga. (3) Diskusi dengan teknik simposium, diskusi panel, buzz group, case study, incident study. (4 ) Role playing dengan teknik role reversal, keterampilan, simulasi. (5) structured experiences ada lima proses dari pengalaman berbentuk lingkaran.
Menurut Hartawan (1977 ), metode belajar yang tepat untuk masing-masing ranah bagi orang dewasa adalah : (1) ranah kognitif meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, diskusi pleno, curah pendapat, diskusi panel, (2 ) ranah afektif meliputi bermain peran, simulasi, dan (3) ranah skill meliputi kerja perorangan, kerja kelompok, peragaan, karya wisata, dan simulasi.
Dari uraian prosentase keterlibatan indera manusia untuk belajar ( 83% melalui indera penglihat, 11% melalui inderqa pendengar) , maka metode belajar yang akan diterapkan untuk orang dewasa harus memperhatikan penerangan, tulisan dipapan / layar OHP/ LCD harus jelas, alat peraga yang bervariasi juga sound sistem diperhatikan dengan baik dalam proses pembelajaran program pelatihan ( P4 ) .
Menurut Hamalik (2000), ragam model P4 yang dapat dilaksanakan oleh pelatih adalah : (1) model komunikasi ekspositif sistem satu arah dan dua arah, (2) model komunikasi diskoveri dengan ceramah reflektif dan diskoveri terbimbing, (3) tehnik komunikasi kelompok kecil dengan tutorial perorangan, kelompok, lokakarya, diskusi kelompok, dan (4) pembelajaran program. Dalam P4 , dengan kombinasi model-model tersebut peserta pelatihan dapat berkomunikasi dua arah dan berdiskusi, sehingga peserta dapat memahami materi yang diajarkan.
Menurut Perry (Widiyanti, 2003), metode teknologi yaitu praktek mendidik di lapangan mencakup organisasi materi pembelajaran, iklim dan lingkungan belajar, alat-alat dan media belajar, teknik penyampaian bahan, bentuk bimbingan belajar adalah metode pelatihan yang sangat penting dimiliki oleh pengajar dalam P4 , menunjang dalam mencapai tujuan.
Suatu kiat dari Gordon ( 2001 ) yaitu : ” pikiran yang berkembang yang baik, gairah belajar yang tinggi, dan kemampuan memadukan pengetahuan dengan kerja adalah kunci-kunci baru menuju masa depan ” dapat disampaikan kepada peserta pelatihan sebagai motivasi dalam melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan kinerja.
Dalam P4, kesiapan pengajar ( instruktur ) dan peserta pelatihan harus diperhatikan, dalam arti penyiapan prework yang disesuaikan dengan jenis pelatihan yang diikuti, hal ini sangat mendukung transfer pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa metode untuk program pelatihan tidak dapat ditunjukkan secara tegas mana yang paling baik karena masing-masing metode mempunyai kekuatan dan kelemahan. Suatu metode mungkin cocok untuk mendapatkan kemampuan atau keterampiln tertentu, tetapi tidak cocok untuk yang lain. Namun setelah direkapitulasi dan dianalisis metode belajar untuk orang dewasa yang telah dikemukakan oleh para ahli seperti tersebut di atas dapat disimpulkan metode yang disarankan untuk program pelatihan adalah kombinasi dari metode-metode berikut : (1) metode ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode demontrasi, (5) metode role playing, (6) metode case study, (7) metode simulasi, dan (8) metode field trips.
Belum ada tanggapan untuk "Pendidikan Orang Dewasa"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung