Tidak dapat dipungkiri, pendidikan matematika di sekolah, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan ( SMP, SMA ) mempunyai tujuan yang bermacam-macam, seperti yang dirumuskan pada naskah kurikulum yang sedang berlaku. Jelas, materi matematika yang dianggap perlu diajarkan di sekolah menjadi sangat banyak bahkan menjadi ”terlampau sarat” mengingat waktu studi matematika di sekolah sangat terbatas. Jadi materi matematika yang akan diajarkan kepada anak harus dipilih.
Aichele( 1977) menyatakan bahwa kecendrungan pemilihan materi matematika adalah konsep-konsep dasar sebagai struktur yang saling berhubungan untuk menjamin kemampuan dasar. Penekanannya lebih kepada pembentukan konsep dan struktur daripada sekedar teknik–teknik manipulasi, walaupun itu sangat esensial dan efektif digunakan untuk matematika.
Berdasarkan hal-hal di atas, dalam menentukan materi matematika yang diajarkan di sekolah perlu ”porsi ” yang tepat. Yang dimaksud adalah usaha untuk mencapai suatu komposisi materi matematika yang tepat dan kedalaman yang cukup, sehingga materi matematika yang akan disajikan di sekolah dapat dipertanggungjawabkan. Kedalaman yang cukup berarti materi yang disajikan tidak berbelebihan, tetapi cukup untuk memberikan kemampuan dasar (kompetensi dasar) kepada siswa agar kelak mereka mampu mengembangkan dirinya baik terhadap aplikasinya maupun matematika sebagai ilmu murni.
Seperti yang telah disebutkan pada bab I, adapun kriteria pemilihan materi matematika secara umum adalah: validitas, signifikan, serta kesiapan dan kegunaan. Validitas: materi yang dipilih harus mendukung tercapainya tujuan ( dalam pandangan konstruktivis berupa orientasi pembelajaran ) yang telah ditetapkan. Signifikansi : konsep-konsep disusun berhubungan sedemikian hingga berurutan secara hirarki dan merupakan kesatuan yang utuh dengan memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan yang lain, sesuai dengan landasan matematis dari konsep yang bersangkutan, dan pengorganisasian materi yang jelas. Dijamin juga untuk konsep yang sama yang diajarkan pada suatu tingkat tidak bertentangan dengan tingkat sebelumnya atau berikutnya dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi dan sifat esensial materi. Kesiapan dan kegunaan: rincian materi yang dipilih untuk disajikan harus mudah dipelajari anak, sesuai dengan kemampuan kognitif dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; serta rincian materi tersebut berguna bagi siswa baik untuk membantu pemahaman konsep-konsep lainnya ataupun untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata. Diharapkan pula bahwa rincian materi tersebut dapat dilaksanakan di depan kelas sebagai materi pembelajaran.
Berkenaan dengan komponen kesiapan, menurut kaum Konstruktivis (Suparno, 1997), belajar merupakan proses mengasilmilasikan dan menghubungkan atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiaannya dikembangkan proses tersebut bercirikan berikut ini.
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar, konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.
Berkenaan dengan kegunaan materi matematika diungkapkan oleh Dienes(Aichele, 1977) bahwa dengan matematika kita akan memahami struktur hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan dengan bilangan-bilangan (matematika murni), serta aplikasinya untuk masalah-masalah yang timbul di dunia nyata (matematika terapan ).
Berdasarkan hal-hal di atas, pembelajaran matematika yang memperhatikan kriteria kegunaan agar materi-materi yang dipilih berguna memecahkan masalah matematika atau pelajaran lain dan dapat meningkatkan cara bernalar siswa dalam memandang dan menyelesaikan masalah nyata sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat ringkasan yang terkandung di dalam aspek-aspek kriteria pemilihan rincian materi sebagai pedoman untuk merinci materi matematika sebagai berikut.
Validitas, butir-butirnya meliputi: 1. kebenaran materi, materi dapat di- pertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. relevansi materi, rincian materi rele- van dengan materi pokok dan men- dukung tercapainya kompetensi da- sar peserta didik melalui terwujudnya indikator-indikator pembelajaran. Kegunaan, butir-butirnya meliputi: 1. keaktualan materi, uraian materi yang konstektual, berkaitan dengan masa- lah kehidupan sehari-hari. 2. uraian materi memberi dasar-dasar pe - ngetahuan dan dasar - dasar keteram- pilan. 3.uraian materi mengembangkan keteram- pilan sosial yang diperlukan dalam kehi- dupan sehari-hari | Signifikansi, butir-butirnya meliputi: 1. kepentingan materi, materi itu penting untuk dipelajari terlebih dahulu ( kon- sep awal ) sehingga memberi pema- haman untuk mempelajari materi se- lanjutnya. 2. konsistensi konsep, konsep – konsep uraian materi tidak bertentangan dengan konsep – konsep uraian materi sebelum dan sesudahnya. Kesiapan, butir-butirnya meliputi 1. kebermaknaan materi, uraian materi sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik dan sesuai dengan tingkat kognitif siswa 2. keterlaksanaan materi, materi dapat di- pelajari karena didukung oleh bahan ajar yang tersedia dan kondisi setempat. |
Belum ada tanggapan untuk "Kriteria Pemilihan Materi Matematika"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung