Mengajar dan belajar merupakan dua proses yang saling berkaitan. Sebagai fasilitator bagi siswanya, seorang guru harus belajar untuk mampu memahami variabel-variabel esensial yang mengoptimalkan hasil belajar siswa. Guru mengajar sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan siswa-siswanya dapat belajar. Kemampuan empiris maupun teoritis yang dimiliki guru akan saling memberikan stimulasi yang pada akhirnya bermuara pada kemampuan guru sebagai fasilitator, memfasilitasi kegiatan belajar. Dengan menekankan betapa pentingnya apa yang dipelajari siswa, guru mengharapkan adanya motivasi positif bagi siswa untuk belajar, guru mengharapkan siswanya tertarik kepada materi matematika yang diberikan.
Soetjipto( 1993) mengatakan bahwa tugas guru pada layanan instruksional, guru harus menguasai makna bidang studi yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi tersebut. Juga harus mampu mengemas materi sesuai dengan latar belakang perkembangan dan tujuan pendidikan, kemudian dapat menyajikan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berkreativitas.
Menurut Karti (1995), pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasikan, mengembangkan, dan mengevaluasi serta memanfaatkan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan, prinsip dasar pengembangan sistem pembelajaran adalah: (a) berorientasi pada siswa/siswi-belajar, (b) menggunakan pendekatan sistem, dan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar.
Di dalam merencanakan suatu program pembelajaran, guru matematika harus memperhatikan tidak hanya hakikat matematika tetapi juga psikologi. Hakikat matematika dan psikologi ini akan membantu guru menentukan pengorganisasian topik-topik matematika dan pengalaman belajar, bagaimana penyampaiannya, bagaimana memberikan motivasi dan pengulangan–pengulangan agar lebih mantap kepada anak-anak. Kesemuanya itu untuk memberikan fasilitas belajar siswa.
Untuk mempermudah tugas seorang guru, perlu disusun suatu program (dalam hal ini program matematika). Program tersebut dapat disusun oleh seorang guru atau pengembang kurikulum. Namun untuk program yang lebih terinci sehingga dapat dipergunakan mengajar di depan kelas seyogyanya diserahkan kepada guru yang bersangkutan. Di samping Kepala sekolah, guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan implementasi kurikulum, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.
Beberapa hal yang harus dipahami dari peserta didik, seperti potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar implementasi KBK berhasil memperhatikan perbedaan individual, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut : (1) mengurangi metode ceramah, (2) memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, (3) mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata pelejaran, (4) bahan harus dimodifikasi dan diperkaya, (5) jangan ragu berhubungan dengan spesialist, bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan, (6) gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan, (7) ingat bahwa peserta didik berkembang dalam kecepatan yang tidak sama, (8) usahakan mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuannya masing-masing pada tiap pelajaran, dan (9) usahakan untuk melibatkan peserta didik berbagai kegiatan.
Guru yang berhasil mengajar berdasarkan perbedaan tersebut, biasanya memahami mereka melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut. (1) Mengobservasi peserta didik dalam berbagai situasi, baik di kelas maupun di luar kelas. (2) Menyediakan waktu untuk mengadakan pertemuaan dengan peserta didiknya, sebelum, selama, dan setelah sekolah. (3) Mencatat dan mengecek seluruh pekerjaan peserta didik, dan memberikan komentar yang konstruktif. (4) Mempelajari catatan peserta didik yang adekwat. (5) Membuat tugas dan latihan untuk kelompok. (6) Memberikan kesempatan khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda.
Agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik, guru perlu memiliki hal-hal berikut. (1) Menguasai dan memahami bahan dan hubungannya dengan bahan lain dengan baik. (2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai profesi. (3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuaan, dan prestasinya. (4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar. (5) Mampu mengeleminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti. (6) Selalu mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir. (7) Proses pembelajaran selalu dipersiapkan. (8) Mendorong peserta didiknya untuk memperoleh hasil yang lebih baik. (9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan bahan yang akan diajarkan.( Mulyasa, 2003).
Di Dalam implementasi kurikulum, kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan mampu mengadakan perubahan perilaku pada sebagian besar peserta didik kearah yang lebih baik.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kemampuan mengajar. Adapun sikap dan karakteristik guru sukses mangajar secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut. (1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil). (2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelasnya, dan seluruh pengajarannya. (3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif. (4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik. (5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal. (6) Menghindari sakarme dan ejekan terhadap peserta didiknya. (7) Tidak menonjolkan diri. (8) Menjadi teladan bagi peserta didiknya.
Menurut Mulyasa (2003 ) bahwa peserta didik memiliki rasa ingin tahu, dan mereka memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu, tugas guru yang paling utama adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan, agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik sehingga tumbuh minat dan nafsunya untuk belajar.
Dikbud (1981 ) variabel mengenai kinerja guru disusun dengan mengembangkan indikator-indikator penilaian kinerja guru yang terdapat pada profil kemampuan dasar guru yang terdiri dari (a) mempersiapkan RP, (b) melakukan pengelolaan pembelajaran, (c) membina hubungan dengan siswa, dan (d) melakukan penilaian. Adapun uraian dari kinerja guru adalah sebagai berikut.
(a). Mempersiapkan rencana pembelajaran, meliputi:
1. | sebelum memberikan pengajaran, guru menetapkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu; |
2. | setiap guru menyajikan bahan pelajaran sesuai dengan kurikulum; |
3. | dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, setiap guru harus menentukan alokasi waktu dengan baik dan tepat; |
4. | dalam proses belajar mengajar, guru harus menentukan sumber pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kurikulum; |
(b). Melaksanakan pengelolaan pembelajaran, meliputi :
1. | sebelum memberikan pengajaran, setiap guru harus memberikan petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan materi terlebih dahulu; |
2. | setiap guru menggunakan dengan tepat bahan latihan pembelajaran sesuai dengan tujuan; |
3. | setiap guru harus menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam kegiatan pembelajaran; |
4. | setiap guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran; |
(c). Membina hubungan dengan siswa, meliputi :
1. | setiap guru memiliki sikap terbuka terhadap pendapat siswa; |
2. | setiap guru memiliki sikap simpatik dan sensitif terhadap perasaan dan kesukaran yang dialami siswa; |
3. | setiap guru harus menunjukkan kegairahan dalam mengajar; |
4. | setiap guru harus merangsang minat siswa untuk belajar; |
(d). Melakukan Penilaian, meliputi :
1. | setiap guru harus melakukan penilaian pada setiap akhir proses belajar mengajar. |
2. | setiap guru dapat menafsirkan hasil penilaian dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. |
3. | setiap guru mengetahui dan dapat menentukan bermacam-macam bentuk dan prosedur penilaian. |
4. | setiap guru harus membuat alat penilaian yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. |
Belum ada tanggapan untuk "Posisi dan Tugas Guru dalam Pembelajaran"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung