Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa di tahun ajaran baru ini, semua sekolah di Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013, dalam struktur kurikulum 2013 terdapat satu mata pelajaran baru yakni Prakarya. Dalam pelaksanaannya mata pelajaran Prakarya diajar oleh guru-guru yang berlatar belakang TIK, mereka pun hanya dibekali dengan dokumen-dokumen seperti SKL, SI, Standar Proses dan Standar Penilaian, sementara yang paling penting tidak dilatihkan seperti materinya.
Ada empat materi umum dari mata pelajaran prakarya yakni kerajinan, pengolahan, rekayasa, dan budidaya. Semua materi ini tidak relevan dan linear dengan latar belakang keilmuan dari para pengajarnya yang berbasis TIK. Apa yang terjadi kemudian? Guru bingung siswa bingung, merekapun sama-sama belajar dari nol, dalam kondisi ini saya ibaratkan “berenang di lautan sambil membuat perahu”, tukang pembuat perahu pun saya yakin tidak akan mampu melakukannya apalagi yang bukan tukangnya. Nah! bagaimana pendidikan berhasil kalau tenaga pengajarnya tidak tahu materi yang diajarkannya.
Bandingkan dengan pendidikan di dunia barat, sebelum mereka mengajarkan materi yang akan diajarkannya maka pengajarnya harus lebih dahulu siap dan profesional di bidang tersebut, dalam menerapkan kurikulum, terlebih dahulu menyiapkan semua unsur dan variabel pendukung kurikulum, semuanya siap barulah diimplementasikan, bukan dengan manajemen simsalabim.
Memaksa guru TIK mengajar prakarya adalah keputusan yang salah, sehebat apapun guru-guru TIK tidak akan dapat profesional di bidang kerajinan, pengolahan, rekayasa, dan budidaya karena jiwanya sudah menyatu dengan TIK, saya sendiri tidak tahu dasar pemikiran dari para penyusun dan pembuat kebijakan sehingga mengarahkan guru TIK ke mapel prakarya. Apakah mereka ingin membuat program gagal? ataukah ketika tidak berhasil telah menyiapkan alasan dengan menjadikan kompetensi guru TIK sumber kegagalan?
Aneh bin ajaib, hanya itulah yang bisa saya katakan. Kurikulum 2004 atau KBK belum sepenuhnya berjalan sudah diganti dengan kurikulum 2006 atau KTSP, KTSP belum maksimal berjalan kini muncul lagi kurikulum 2013, mungkinkah akan muncul kembali kurikulum baru? jika demikian saya berani mengatakan bahwa dunia pendidikan di Indonesia adalah dunia coba-coba, pendidikan yang aneh dan tentunya berharap pada keajaiban.
Belum ada tanggapan untuk "Pendidikan di Indonesia Aneh bin Ajaib"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung