Sudah empat tahun kita bersama, sudah tak terhitung duka dan bahagia terlewatkan bersamamu. Banyak pelajaran yang sempat ku pahami, banyak pula buah budi yang telah kupetik darimu, namun setelah kudalami dan kuselami jiwamu, tak kutemukan ukiran namaku, maka hari ini ku sengaja bertanya padamu, dihatimu sebelah manakah tempatku?
Wahai sayangku, seluruh hidupku sudah ku berikan padamu, seluruh cintaku sudah kupersembahkan kepadamu, seluruh ragaku sudah ku abdikan untuk dirimu seorang. Selama ini kalau ku harus jujur padamu, akan kukatakan bahwa kehormatanku telah kau rebut, martabat dan jati diriku telah kau nodai, tapi walaupun demikian aku tetap menyayangimu sepenuh hatiku.
Wahai sayangku, engkaulah yang pertama mengukir bait-bait kebahagiaan dan cinta, engkaulah yang menunjukkan aku lorong harapan, engkaulah yang membuka tabir dan rahasia kehidupan, engkaulah yang melukis janji kita di atas sajadah, tapi kenapa kini engkau pula yang pertama menabur debu.
Aku tidak menuntut lebih darimu, aku tidak mengharapkan hartamu, aku tidak menginginkan kebebasanmu, aku hanya ingin kau hargai, cintaku, sayangku, hidupku, pengorbananku, dan semua yang kumiliki yang telah kau dapatkan.
Wahai sayangku, aku ingin kau bebas karena itu aku tidak membatasi perjalananmu, aku ingin kau bahagia karena itu aku tidak melarangmu untuk bergaul, aku ingin kau jauh memandang karena itu aku tidak mengatur hidupmu, aku ingin kau siap karena itu aku tidak memaksamu untuk bertanggung jawab secepatnya, aku ingin kau hidup normal karena itu aku tidak menangis dihadapanmu. Semua kulakukan karena aku sangat menyayangi dan mencintaimu.
Di hatimu sebelah manakah tempatku?
Belum ada tanggapan untuk "Hatimu sebelah manakah tempatku?"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung