Ada ungkapan yang sering saya dengar “orang yang pertama kecewa adalah tim sukses atau pernah menjadi bagian dari perjuangan memenangkan pemilihan”, ungkapan ini juga akan berlaku kepada tim Jokowi-JK, olehnya itu Jokowi-JK harus bisa mengakomodir semua keinginan tim suksesnya atau yang berjuang mendukung mereka pada pilpres. Jika tidak maka Jokowi-JK akan menjadi pemimpin pertama di Indonesia yang dibenci oleh rakyat terutama media sosial.
Saya sangat yakin bahwa pengguna media sosial sangat mencintai dan mendukung Jokowi-JK untuk menjadi presiden, maka jangan heran kalau selama ini setiap kali ada posting atau berita yang memojokkan Jokowi-JK akan di bully langsung oleh para pendukungnya. Kecintaan dan dukungan mereka kepada Jokowi-JK karena ada harapan dan mimpi yang selama ini tidak pernah terwujud, mereka sangat optimis bahwa Jokowi-JK dapat mewujudkannya, dengan pertimbangan track rekord atau rekam jejak beliau selama memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta.
Kalau nantinya pengguna sosial media berbalik menyerang Jokowi-JK maka tidak perlu kita heran setelah membaca ungkapan di atas, sebab itulah yang terjadi di Indonesia selama ini. Belum ada pemimpin di Indonesia hasil Pilkada langsung benar-benar bekerja untuk rakyat, mereka pada umumnya memimpin daerahnya berdasarkan kepentingan, apakah kepentingan partai pengusung, apakah kepentingan pribadi atau kepentingan donaturnya. Kalaupun ada pembangunan maka yang dilakukan itu adalah hasil dari komitmen yang dibangun bersama para pemangku kepentingan.
Benarkah di balik Jokowi-Jk tidak ada kepentingan?
Sampai tulisan ini saya publish, Jokowi-JK belum dilantik namun perebutan posisi sudah mulai tampak walaupun selalu ditutup-tutupi, siapa yang mengisi kabinet mulai saling berebut dengan pendekatan senyap namun menggigit, awalnya akan melibatkan relawan tetapi pada perkembangannya kini relawan sudah mulai ditinggalkan, suara relawan tidak didengar lagi dengan alasan menteri adalah hak prerogatif presiden.
Melalu tim Transisi, Jokowi-JK membedah APBN 2015, pada APBN 2015 mereka mengeluhkan karena tidak ada ruang fiskal yang tersedia. Kondisi ini dianggap tidak dapat memberi ruang gerak pemerintahan Jokowi-JK, apakah yang salah dengan APBN 2015? Kalau acuannya adalah keberpihakan kepada rakyat, apakah APBN 2015 tidak berpihak kepada rakyat?
Asumsi pribadi saya justru menilai Jokowi-JK dan timnya sedang berusaha untuk mengakomodir kepentingan para donatur besar, program kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar dan kartu-kartu lainnya memang belum masuk di APBN 2015 sementara menurut pendapatku melalui kartu inilah para donatur menitip kepentingannya.
Berdasarkan uraian di atas tentunya relawan Jokowi-JK harus siap untuk menerima kenyataan seperti perubahan pribadi Jokowi dalam memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan menuntut kematangan dan kedewasaan Jokowi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara prima. Pada bagian lain, Jokowi-JK juga harus mampu memainkan peran secara regional maupun internasional, dua situasi yang berbeda yang apabila tidak dikelola dengan baik maka Indonesia akan tertinggal ditengah kondisi yang kompetitif.
Belum ada tanggapan untuk "Jokowi-JK: Gagal sedikit saja akan menjadi pemimpin yang paling di benci"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung