Kalau anak usia SD, tindakan yang mereka lakukan adalah mencari tahu sesuatu yang baru, maka di usia SMP, anak didik umumnya fokus pada pencarian jati diri. Pada usia ini, anak mulai memperhatikan penampilan, gaya bahasa, sikap dan prilaku, serta gaya sosialisasi diri yang mulai terbatas. Mereka juga banyak mencontoh, meniru dan menyukai keindahan, yang bukan wujud dirinya sendiri, sehingga membutuhkan bimbingan dari orang lain termasuk guru.
Dalam proses pencarian jati diri, anak usia SMP selalu menunjukkan prilaku-prilaku yang tidak dapat diterima bahkan kadang bertolak belakang dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini ada ungkapan untuk mereka yang masih usia SMP yakni “usia yang lagi nakal-nakalnya”. Artinya kenakalan yang mereka lakukan bukanlah karena disebabkan oleh pribadi mereka sendiri melainkan akibat dari belum adanya jati diri yang menjadi branding.
Mengingat tingginya resistensi yang dihadapi oleh anak usia ini maka diperlukan upaya-upaya positif guna mencegah terjadinya dampak negatif, mencegah eksploitasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan kelemahannya yang mudah dan gampang terpengaruh.
Bagi sekolah, upaya yang bisa dilakukan antara lain dengan memperbanyak kegiatan eskul, kegiatan yang mengedepankan penyaluran minat dan bakat siswa. Kegiatan yang ditujukan untuk membentuk karakter mereka kearah penemuan jati diri sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar, perubahan prilaku menjadi lebih baik dan mengenal potensi serta kapasitas dirinya masing-masing.
Dan bagi orang tua, agar meningkatkan fungsi pengawasan dan kontroling, menanamkan nilai-nilai moral sebagai perisai diri menghadapi gaya hidup bebas, menanamkan tanggung jawab untuk menjaga harkat dan martabat keluarga, serta meningkatkan nilai-nilai keimanan melalui pembiasaan melaksanakan ibadah.
Belum ada tanggapan untuk "Usia SMP Dasar Pembentukan Jati diri"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung