Dalam gerakannya PMI berpedoman pada tujuh prinsip, salah satunya adalah kemanusiaan. PMI memandang bahwa dalam memberikan pertolongan dan pelayanan selalu mengedepankan faktor kemanusiaan disetiap tindakannya. PMI tidak memandang status, strata, golongan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya, kalau itu manusia maka wajib ditolong dan dilayani bila membutuhkan bantuan. Apa yang menjadi patron PMI ini, diterapkan pula di unit-unitnya termasuk PMR.
PMR merupakan unit PMI di sekolah, anggota PMR di bina dan di didik dengan dasar tujuh prinsip, ketujuh prinsip itu adalah kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan. Ke tujuh prinsip inilah yang menjadi karakter relawan maupun anggota PMR baik ditingkat SD, SMP dan SMA.
Pelajaran yang selama ini saya dapatkan setelah memperhatikan beberapa anggota PMR sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan adalah terdapat perubahan sikap dan prilaku siswa dalam memandang orang lain, perubahan bisa berupa perkataan, sosialisasi diri, pola pikir, gaya hidup dan sebagainya. Perubahan itu umumnya terjadi karena mereka mulai memahami kodrat manusia, bahwa kita wajib untuk saling menghargai, tolong menolong dan saling melindungi tanpa memandang latar belakang seseorang.
Sebagai guru, tidaklah salah jika kita mengadopsi sistem pembinaan yang berlaku di PMI, guru dapat memulai pembelajaran dengan menanamkan jiwa kemanusiaan disetiap peserta didik, memberikan pemahaman bahwa semua manusia berhak atas pelayanan yang sama dan berhak memperoleh pengakuan dan perlakuan yang sama.
Untuk membangkitkan jiwa kemanusiaan pada siswa, langkah yang harus ditempuh adalah dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk melaksanakan berbagai bentuk pelayanan kepada orang lain, pelayanan yang bersifat manusiawi berupa praktek nyata bukan hanya sebatas argumentasi belaka dengan tujuan agar tergugah rasa dan jiwa kemanusiaan peserta didik. Pelayanan tersebut harus disampaikan pada setiap awal pembelajaran dimulai oleh masing-masing siswa.
Menanamkan jiwa kemanusiaan pada peserta didik dapat meminimalisir tawuran antar pelajar apabila sudah tertanam secara utuh disetiap pribadi siswa. Alangkah damainya kalau melihat para pelajar saling memperlakukan dan memberi pelayanan dengan dasar kemanusiaan. Slogan “memanusiakan manusia” dapat tertanam sejak usia dini, memandang manusia layak mendapatkan perlakukan secara manusiawi dan pada gilirannya akan menciptakan manusia-manusia yang berkepribadian luhur dengan nilai-nilai adab bangsa kita, bangsa yang berbudaya.
Belum ada tanggapan untuk "Pentingnya menanamkan jiwa kemanusiaan kepada siswa"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung