Fokus utama kurikulum 2013 adalah menciptakan siswa yang kreatif sehingga pembelajaran menggunakan pendekatan scientifik yakni suatu pendekatan yang menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif memainkan peran menanya, mengamati, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
Tidak semua peserta didik dapat dikatakan kreatif. Kebanyakan orang diasumsikan kreatif, tetapi derajat kreativitasnya berbeda (Solso,1995). Dengan demikian ada beberapa tingkatan kreatif khususnya pada siswa, tingkatan itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Tingkat Berpikir Kreatif 4 (Sangat Kreatif)
Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang sangat kreatif. (Tatag Y.E.S)
Tingkat Berpikir Kreatif 3 (Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru dengan cara penyelesaian yang berbeda (fleksibel) meskipun tidak fasih atau membuat berbagai jawaban yang baru meskipun tidak dengan cara yang berbeda (tidak fleksibel). Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) meskipun jawaban masalah tunggal atau membuat masalah yang baru dengan jawaban divergen. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang kreatif. (Tatag Y.E.S)
Tingkat Berpikir Kreatif 2 (Cukup Kreatif)
Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda dengan fasih meskipun jawaban yang dihasilkan tidak baru. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang cukup kreatif. (Tatag Y.E.S)
Tingkat Berpikir Kreatif 1 (Kurang Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda (baru), meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu cara penyelesaian yang dibuat berbeda-beda (fleksibel) atau jawaban/masalah yang dibuat beragam (fasih). Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang kurang kreatif. (Tatag Y.E.S)
Tingkat Berpikir Kreatif 0 (Tidak Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang tidak kreatif. (Tatag Y.E.S)
Dengan mengetahui rata-rata tingkat berpikir kreatif siswa suatu kelas, guru dapat merancang strategi, pendekatan, metode ataupun teknik pembelajaran yang sesuai dan tepat. Tingkatan berpikir kreatif ini dapat menjadi acuan atau patokan dalam penilaian kemampuan (kualitas) berpikir kreatif siswa. Tingkatan berpikir kreatif juga dapat menjadi pedoman dalam mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa dalam berpikir kreatif.(Tatag Y.E.S).
Pada dasarnya, untuk mendorong siswa menjadi aktif dan kreatif membutuhkan peran guru sebagai pemimbing, membuka pemahaman dan pengetahuan siswa tentang masalah serta menggambarkan bentuk-bentuk penyelesaiannya dapat mengarahkan dan memicu keingintahuan siswa terhadap masalah tertentu.
Belum ada tanggapan untuk "Cara mendorong peserta didik untuk memainkan peran aktif dan kreatif melalu pemetaan tingkat berpikir kreatif"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung