Siapapun pasti ingin bahagia, sukses dan segala macamnya. Untuk mencapai status tersebut membutuhkan keseimbangan dalam hidup ini. Tanpa keseimbangan kita akan selalu jatuh dan terpuruk pada derajat yang paling bawah, apapun yang dilakukan walaupun dapat membuka kesempatan terbaik hasilnya tetap akan sama yakni jatuh dan terpuruk.
Hidup ini bagaikan kita sedang belajar mengendarai sepeda, bagi yang sudah lancar tentu mengendarai sepeda menjadi hal yang mudah tetapi bagi yang belum akan selalu jatuh dan jatuh. Bila berputus asa pasti tidak akan pernah bisa mengendarai sepeda namun bila terus berusaha suatu saat pasti bisa. Lalu apa kuncinya? keseimbangan, mengendarai sepeda butuh keseimbangan. Hanya dengan keseimbanganlah kita bisa mengendarai sepeda, begitupula dengan hidup ini.
Dalam ajaran agama Islam, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita agar menyeimbangkan antara duniawi dengan akhirat, “Bekerjalah kamu seolah-olah engkau hidup seribu tahun lagi, dan beribadalah kamu seolah-olah engkau akan mati esok”. Sedangkan masyarakat Tionghoa juga mengajarkan tentang keseimbangan yang dikenal dengan “ying yang”.
Kalau kita hidup tanpa memperhatikan pola keseimbangan, dampaknya sangat luas terutama pada diri kita sendiri. Orang sakit karena tidak ada keseimbangan unsur didalam tubuhnya, orang gagal karena tidak ada keseimbangan dalam usahanya, orang putus cinta karena tidak ada keseimbangan dalam komunikasinya, dan orang terhina karena tidak ada keseimbangan dalam sikap dan prilakunya.
Jadi pada intinya untuk mencapai kehidupan yang sempurna, maka jagalah keseimbangan hidup, mengelola hidup dengan selalu memperhatikan faktor keseimbangan dapat mengantarkan kita pada kehidupan yang bermartabat, mulia dan bersahaja.
Belum ada tanggapan untuk "Mengelola hidup menjadi sempurna"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung