Pendekatan saintifik merupakan salah satu elemen perubahan kurikulum 2013, terdapat beberapa kegiatan selama proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mempresentasikan. Kegiatan ini merupakan cara untuk membangkitkan kreativitas siswa untuk melakukan penemuan baik terhadap sesuatu yang baru maupun yang sudah pernah ditemukan.
Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh bangsa baik secara internal maupun secara eksternal membutuhkan kreativitas selain pengetahuan, kreativitas hanya bisa terbentuk melalui pola pikir kritis, pola pikir yang dibangun berdasarkan proses kognitif dimana proses kognitif sangat berkaitan erat dengan berpikir kreatif.
Dyers, J.H. et al (2011) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan pembelajaran yang berbasis kreativitas (sampai 200%). 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
Dengan demikian, Tatag Y.E.S. menjelaskan bahwa Berpikir kritis merupakan berpikir yang melibatkan menguji, menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek sebuah situasi atau masalah. Termasuk dalamnya adalah mengumpulkan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis informasi. Berpikir kritis juga merupakan kemampuan untuk membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi-materi yang diperlukan. Selain itu merupakan kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari sekumpulan data yang diberikan dan menentukan inkosistensi dan kontradiksinya. Berpikir kritis bersifat analitis dan refleksif (tanpa disadari/disengaja).Berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. Juga melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru.
Merubah prilaku siswa agar berpikir kreatif membutuhkan design pembelajaran oleh guru dengan tujuan agar tercipta suasana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sharp, C. (2004) mengemukakan bahwa untuk membuat peserta didik berperilaku kreatif dapat melalui tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk mencoba, menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif.
Pada intinya, pembelajaran berbasis kreativitas dapat meningkatkan kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa. Olehnya itu, kurikulum 2013 menganut pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya.
Belum ada tanggapan untuk "Pembelajaran berbasis kreativitas lebih baik dari pada pembelajaran berbasis kecerdasan"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung