Sejak diberlakukannya kurikulum 2013, sejumlah siswa mengeluh karena banyak tugas, semua mata pelajaran selalu meninggalkan tugas buat siswa untuk dikerjakan dan diselesaikan. Banyaknya tugas siswa adalah akibat dari perubahan sistem penilaian yang lebih mengutamakan portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
Pada kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan kurikulum KTSP, penilaian dilaksanakan melalu tes, penilaian ini hanya mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja, sedangkan pada kurikulum 2013 penilaian yang diterapkan adalah penilaian otentik yakni penilaian yang mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil yang dicapai oleh siswa.
Untuk mengukur pencapaian siswa maka penilaian dilaksanakan secara terus-menerus atau secara berkala, setiap kali pertemuan harus ada data yang didapatkan oleh guru, data-data tersebut menjadi informasi bagi guru untuk mengetahui perkembangan peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Tentu dalam pelaksanaannya dibutuhkan instrumen yang akan dijadikan alat ukur oleh guru, alat ukur ini salah satunya adalah tugas, makanya dalam kurikulum 2013, tugas menjadi prioritas utama yang harus dikerjakan oleh siswa.
Semua mata pelajaran wajib melaksanakan penilaian, ada tiga aspek yang harus di nilai yakni aspek sikap, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan. Ketiganya tidak dapat dipisahkan, masing-masing aspek mendukung aspek yang lainnya, penilaian tidak hanya menilai ketuntasan setiap Kompetensi Dasar tetapi juga menilai Kompetensi Inti serta pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Akibatnya, telah memaksa siswa untuk menyelesaikan sejumlah tugas yang diberikan oleh guru, tugas-tugas itu oleh guru menjadi portofolio siswa.
Belum ada tanggapan untuk "Alasan mengapa pada kurikulum 2013, siswa banyak mendapatkan tugas"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung