Premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses penuaan (aging) yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Pada masa ini wanita mengalami perubahan endokrin, somatik, dan psikis.
Dampaknya bagi wanita sangat bervariasi, tergantung pada banyaknya faktor terutama faktor lingkungan sosial dan keluarga. Masa premenopause ini menjadi momok tersendiri bagi wanita, hal ini alamiah terjadi pada semua wanita, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga bila tidak siap menghadapinya. Premenopause terjadi pada wanita yang berusia menjelang 40 tahun ke atas. Perubahan – perubahan fisik dan psikispun mulai terlihat pada masa ini (Proverawati 2010, hh. 2-3).
Ciri-ciri wanita yang mengalami menopause
Wanita menopause mengalami beberapa gejala fisik berupa perdarahan, rasa panas yang tiba – tiba menyerang tubuh, sekitar 70% wanita menopause mengalami keluar keringat yang berlebihan pada malam hari, 50% wanita menopause mengalami sulit tidur, 60% mengalami iritasi pada kulit, 60% wanita mengalami kekeringan vagina, kesulitan menahan buang air kecil, 40% wanita mengalami obstipasi atau sembelit, dan 60% wanita menopause mengalami peningkatan berat badan. Serta 90% wanita menopause mengalami gejala psikis seperti gelisah dan mudah tersinggung, tegang, perasaan tertekan, sedih, malas, emosi yang meluap, marah, merasa tidak berdaya, dan mudah menangis (Lestary 2010, h. 35).
Sebagian wanita dihantui dengan istilah menopause karena adanya gejala – gejala yang di timbulkan, termasuk hilangnya kesuburan dan meningkatnya risiko osteoporosis pada kondisi menjelang menopause. Gejala semakin sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan perubahan – perubahan yang menyebabkan kecemasan pada wanita (Proverawati 2010, h. 3).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Harprasyani di Kelurahan Kedungwuni Timur Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun 2011 dengan populasi sebanyak 764 orang dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 263 responden wanita usia 40 – 50 tahun, 16 orang (6,1%) tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi sindrom menopause, 157 (59,7%) orang mengalami kecemasan ringan, 62 orang (23,6%) mengalami kecemasan sedang, dan 28 orang (10,6%) mengalami kecemasan berat dalam menghadapi sindrom menopause. Diantaranya mengatakan adanya perasaan cemas, adanya firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, atau mudah tersinggung serta gelisa dan gangguan tidur atau insomnia Sebagian besar wanita menopause mengalami rasa cemas karena gejala yang ditimbulkan pada masa menopause.
Wanita menopause mengalami tekanan kehidupan atau “krisis setengah baya” misalnya merasa tidak dibutuhkan lagi karena anak – anaknya sudah dewasa dan mandiri, perceraian, kehilangan anggota keluarga, dan karena penyakit yang dideritanya, merasa takut suaminya kecewa dengan keadaannya karena adanya penurunan disfungsi seksual, merasa sudah tidak cantik lagi karena adanya perubahan pada kulit, merasa tidak bugar lagi (Lestary 2010, h. 86).
Wanita menopause membutuhkan dukungan untuk menghadapi perasaan cemas dan stress akibat dari perubahan – perubahan yang dialaminya. Tenaga Kesehatan dapat memberikan dukungan pencegahan dan education, karena tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan yang lebih tepat tentang menopause. usaha dan kerja untuk menahan kondisi – kondisi stress akan lebih efektif dan dihargai. Bagi wanita menopause yang merasa tidak diperhatikan sebaiknya diberi semangat untuk melakukan beberapa pekerjaan yang berguna, memberikan motivasi agar wanita menopause lebih percaya diri dan optimis dalam menghadapi lingkungannya (Lestary 2010, h. 113).
Dampak apabila wanita menopause yang mengalami kecemasan dalam menghadapi sindrom menopause, tidak diberi dukungan mengakibatkan seseorang mengalami depresi atau stress. Wanita menopause bisa saja menderita sakit yang serius sehingga memerlukan perawatan medis. Jika hal ini terjadi secara terus menerus akan menyebabkan semakin meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada wanita (Proverawati 2010, h. 7).
Daftar Pustaka
- Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Sindrome Premenopause. Yogyakarta: Numed.
- Lestary, Dwi. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogyakarta: Garailmu.
Belum ada tanggapan untuk "Menopause menurut hasil penelitian ahli dan ciri-cirinya pada wanita"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung