Teori kelas diperkenalkan pertama kali oleh Karl Marx, filusuf terkemuka abad ke-19 asal Prussia sebagai sebuah ideologi perjuangan politis yang menyemangati sebagian besar gerakan buruh pada akhir abad ke-19 dan mendasari kebanyakan gerakan pembebasan sosial pada abad ke-20 (Suseno, 2000: xi). Perhatian Marx terhadap kelas-kelas sosial muncul sejalan dengan rasa tidak puasnya terhadap pemikiran Hegel tentang dialektika, yang dinilai Marx hanya sampai pada tahap teoretis saja dan tidak berpengaruh terhadap realitas khususnya situasi politik dan sosial di Prussia pada saat itu, dengan begitu Marx menyebutkan bahwa filsafat harus diteruskan ke tahap praksis. Tantangannya adalah emansipasi manusia dalam kehidupan nyata, praksis pembebasan, perubahan masyarakat, maka sejak masa muda fokus keprihatinan Marx adalah emansipasi, dan sarana emansipasi itu adalah pengertian atau teori yang menjadi kekuatan praksis sosial (Suseno, 2000: 65).
Konsep Marx tentang kelas muncul sebagai akibat dari hubungan-hubungan penindasan dan pendominasian suatu kelompok terhadap kelompok lain dalam sistem produksi (Elster, 2000: 168). Marx tidak pernah membahas secara detail apa yang sebenarnya dia maksud dengan suatu kelas, meski begitu, tidak menutup kemungkinan untuk merekonstruksi suatu definisi dari tuilsan-tulisannya dengan cara mencermati kelompok-kelompok yang sering dia rujuk sebagai kelas-kelas, dan kelompok-kelompok mana yang secara eksplisit tidak dia golongkan ke dalam kelas-kelas dan teori kelasnya dalam konteks teorinya secara luas (Elster, 2000: 169).
Konsep pemikiran Marx sangat serasi mengenai sosialisme-pengetahuan modern, sebagai teori dan program pergerakan buruh di semua negeri yang berkebudayaan di dunia (Lenin, 2016: 10). Menurut Lefebvre (2015: xv), pemikiran marx muncul secara historis dalam hubungannya dengan aktifitas manusia dalam mengolah alam, misalnya dengan mendirikan pabrik-pabrik industri besar yang menciptakan kelas-kelas sosial dan pada akhirnya menimbulkan masalah-masalah sosial. Marx beranggapan bahwa perkembangan teknik, kebebasan manusia dalam mengeksploitasi alam, yang disebut Marx sebagai kapitalisme akan memicu kontradiksi berupa perbudakan dan pemiskinan sepihak dari elemen terbesar dalam sebuah industri yaitu kelas proletariat.
Kesadaran Marx semakin besar sejalan dengan keterbiasaan tatanan masyarakat terhadap ketimpangan kelas sosial yang timbul akibat sistem kapitalisme. Ketimpangan kelas sosial tersebut berupa pemanfaatan tenaga kerja kelas proletariat atau para buruh. Marx menilai bahwa hubungan kerja antara kelas kapitalis dan kelas buruh dalam sistem produksi kapitalisme tidak stabil, karena salah satu dari kedua pihak berkuasa, sedangkan pihak yang lain dikuasai (Suseno, 2000: 117). Keynes dalam Elster (2000: 52) menyebutkan bahwa setiap kapitalis menginginkan pemberian upah serendah mungkin bagi buruhnya karena hal itu akan berdampak baik terhadap laba yang didapat dan menginginkan buruh yang dipekerjaan oleh kapitalis lain diberi upah setinggi mungkin, dengan kata lain setiap kapitalis ingin mencapai posisi yang tidak bisa digeser oleh siapapun. Pada akhirnya, kelas kapitalis dinilai Marx telah menggali lubang kehancurannya sendiri, karena sejalan dengan pengeksploitasian yang terus mereka dilakukan, akan semakin banyak buruh yang miskin dan produk-produk yang telah mereka hasilkan dengan cara memanfaatkan tenaga kerja buruh tidak akan sanggup dibeli oleh buruh tersebut meski sebenarnya sangat membutuhkannya.
Tujuan utama Marx adalah untuk membebaskan manusia dari tekanan ekonomi, supaya manusia dapat sepenuhnya menjadi menusia, kepedulian Marx adalah emansipasi manusia sebagai seorang individu, mengentaskan alienasi, restorasi kemampuan manusia untuk menghubungkan dirinya secara utuh dengan sesamanya dan alam (Fromm, 2004: 6). Kemerdekaan Emansipasi manusia sama dengan perwujudan diri dalam proses hubungan dan kesatuan yang produktif dengan manusia dan alam (Fromm, 2004: 49), sehingga tidak akan ada lagi alienasi yang membuat manusia terasing dari dirinya juga orang lain. Singkatnya, Marx ingin sistem kapitalisme digantikan dengan sosialisme.
Belum ada tanggapan untuk "Teori Kelas Karl Marx"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung