Brown (2003) mengemukakan lima prinsip belajar bahasa yaitu:
- menggunakan bahasa Inggris setiap hari sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan,
- melibatkan bahasa inggris secara total,
- selalu mencoba dan mencoba,
- menciptakan suasana belajar diluar kelas, dan
- menggunakan strategi belajar yang tepat dan terintegrasi semua ketrampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Oemar Hamalik (2001) menuliskan bahwa prinsip belajar itu meliputi:
- dilakukan dengan sengaja,
- direncanakan dengan struktur tertentu,
- guru menciptakan pembelajaran buat murid,
- memberikan hasil tertentu buat murid,
- hasil yang dicapai dapat diukur,
- sistem penilaian dilakukan secara berkesinambungan.
Dari teori-teori tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah mengubah tingkah laku. Guru bertindak sebagai pemberi stimulus dengan merencanakan dan menciptakan pembelajaran dengan struktur dan strategi tertentu secara terintegrasi, diberikan penilaian yang terus-menerus sehingga murid mendapatkan hasil yang terukur sehingga menciptakan kebiasaan yang dilakukan dalam keseharian.
Bredekamp, Copple & Neuman (2006) mengatakan bahwa membaca keras adalah dasar dari pengembangan membaca literatur. Membaca keras menjadi aktivitas terpenting dari suksesnya kegiatan membaca. Mendengarkan orang lain membaca akan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan. Murid akan belajar mengapresiasi bagaimana sebuah cerita ditulis dan akan terbiasa dengan aturan-aturan penelitian (book conventions). Lebih jauh dikatakan bahwa membaca keras menunjukkan hubungan antara kata-kata yang tercetak dengan artinya.
Penelitian terbaru tentang membaca keras yang dirilis oleh Annenberg Foundation (2015) mengatakan bahwa membaca keras tidak hanya berguna bagi anak-anak, namun juga sangat bermanfaat bagi remaja. Membaca keras bagi remaja akan merangsang imajinasi dan emosi mereka, memberikan contoh perilaku membaca yang baik, mengekspose kesusastraan mereka, memperkaya perbendaharaan kata dan pemahaman pola bahasa yang lebih kompleks, membuat teks yang sulit lebih mudah dipahami, memberi contoh bahwa jenis teks yang berbeda akan dibaca dengan cara yang berbeda pula, mendorong kemampuan membaca mandiri, menumbuhkan kepercayaan diri, dan memotivasi mereka untuk menikmati kegiatan membaca.
Fountas & Pinnel (1996) mengatakan bahwa dengan mendengarkan, murid dapat lebih mudah memahami tingkat bahasa yang lebih tinggi daripada mereka membaca sendiri. Membaca keras bisa membuat ide-ide yang kompleks lebih mudah dipahami dan bisa mengekspose kosa kata dan pola bahasa murid yang tidak digunakan dalam perbincangan keseharian. Hal ini akan membantu murid memahami struktur sebuah buku atau sebuah teks ketika mereka harus membaca mandiri.
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kecakapan membaca keras akan mempengaruhi kecakapan memahami bacaan. Membaca pemahaman memerlukan suatu ketrampilan menemukan detail, menunjukkan pikiran pokok, menunjukkan urutan kegiatan, mencapai kata akhir, menarik kesimpulan, dan membuat evaluasi. Dengan memiliki kecakapan membaca juga akan mempengaruhi kepercayaan diri murid.
Belum ada tanggapan untuk "Prinsip-Prinsip Belajar Bahasa "
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung