Lima model pembelajaran SPAH, yakni Religius-Emotional-Social-Health-Supporting (RESHES), Sport-Art-Entrepreneur (SAE), Career Class (CC), Fun Academic (FA) dan Parent-Society (PS).
Model pembelajaran Sekolah Peduli Anak Hebat (SPAH) berupa praktik pembelajaran anak hebat yang terbagi menjadi dua sistem yakni sistem integratif dan fullinclusion.
Pertama, integratif adalah sistem yang memungkinkan anak hebat belajar di kelas khusus pada sekolah reguler, namun pada bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak lain di kelas reguler. Untuk siswa dengan tingkat ketunaan yang sedang ke berat, seperti autis dan retardasi mental dengan gangguan psikomotorik lebih tepat menggunakan sistem integrative ini sebagaimana hasil penelitian Mc. Leskey dan Waldron (2011) pada siswa SD menunjukkan anak dengan tingkatan disabilitas yang berat terutama dalam ranah kognitif lebih efektif dengan metode integratif, karena di kelas khusus mereka mendapatkan pengajaran yang lebih intensif, konsep dan skill yang mereka butuhkan.
Kedua, full-inclusion yakni sistem yang menyertakan anak hebat untuk menerima pembelajaran individual/ kelompok dalam kelas reguler. Anak hebat dengan tipe slow learner/lambat belajar yang mengikuti sistem ini dengan model kurikulum yang diturunkan bobotnya atau siswa tuna daksa, rungu atau netra yang memiliki intelegensi normal ke atas.
Model pembelajaran SPAH berpijak pada tiga tatanan.
Pertama, model ini lebih mengembangkan potensi hati daripada potensi akal dengan perbandingan persentase potensi hati, fisik dan akal sebesar 50 : 30 : 20. Persentase ini menunjukkan tingkatan perhatian dan tahapan dalam program SPAH. Potensi hati terwujud dalam program Religius Emotional Social Health Suppoting (RESHES). Program ini mendapat perhatian jauh lebih besar dibanding yang lain, karena masalah terbesar anak hebat adalah pada tekanan psikologis, bukan transfer skill atau pengetahuan. Tekanan psikologis yang berasal dari dalam diri dan lingkungan ini menghambat mereka untuk dapat mengembangkan diri dan berprestasi. Dalam hal ini konseling formal, nonformal, individu atau kelompok dilakukan setiap hari, tanpa batas waktu dan media, sehingga terjalin kedekatan antara anak hebat dengan Guru Pembimbing Khusus (GPK).
Jadi target awal 50% adalah mengarahkan program bagaimana membuat anak menjadi percaya diri. Perhatian 30% potensi fisik berupa program bakat di sekolah yang diminati siswa bertajuk Sport, Art and entrepreneur (SAE) and Career Class (CC). Untuk memunculkan kepercayaan diri, kecakapan mengatasi masalah dan sosialisasi, anak diarahkan untuk mengikuti kegiatan potensi, komunitas dan lomba sesuai passion mereka bersama siswa regular. Perhatian 20% potensi akal adalah yang paling kecil dengan maksud bahwa program SPAH tidak berfokus pada peningkatan nilai akademik mata pelajaran. Pembelajaran diwujudkan dalam bentuk fun academic (FA). FA memberikan porsi perhatian dan waktu yang lebih pada materi yang berhubungan dengan kelebihan/potensi menonjol pada diri anak penyandang disabilitas. Jadwal, materi bisa jadi berbeda antara satu anak dengan yang lain.
Adapun kelima model Pembelajaran SPAH Adalah Sebagaimana Berikut.
Religius-Emotional-Social and Health Supporting (RESHES)-SPAH.
Salah satu tantangan bagi guru dalam mengajar anak penyandang disabilitas adalah menguatkan mental dalam menghadapi hidup dan percaya diri dalam menatap masa depan. Sebagaimana dalam penelitian Turner dalam Smith (2012) memperlihatkan bahwa anak penyandang disabilitas terutama keterbelakangan mental memiliki kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain, kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan label negatif, kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial, kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan stimulasi sosial. Dalam hal ini RESHES program berupaya membantu siswa penyandang disabilitas melalui empat langkah berikut ini.
- Kedekatan Guru. Dalam program SPAH, kedekatan antara guru dan siswa adalah hal yang utama. Hal ini menjadikan pelayanan individual siswa menjadi suatu keharusan. Guru pembimbing khusus (GPK)/shadow menjadi guru yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak hebat. Mulai perkembangan kognitif, afektif dan motorik mereka. Profesionalitas dalam pelayanan. Guru junior belajar dari perilaku guru senior dalam memperlakukan anak hebat. Hal ini juga menjadi contoh/teladan bagi siswa regular untuk bersikap yang sama terhadap Anak Hebat. Kedekatan ini terbentuk tidak berbatas interaksi di kelas tetapi dapat berlanjut di pertemuan informal ataupun sosmed.
- Guardian Angel (GA). Suatu kenyataan bahwa adaptasi anak hebat dan siswa regular tidaklah selalu berjalan mulus, semua butuh waktu dan proses. Anak hebat harus selalu dikuatkan untuk menghadapi kemungkinan bullying. Adanya Guardian Angel (GA) sebuah istilah untuk beberapa siswa regular pilihan di kelas inklusif yang bertugas untuk membantu anak hebat ini dalam berinteraksi sosial dengan yang lain. Model pembelajaran sosial ini dikenal dengan istilah Peer-Mediated Instruction and Interventions (PMII) yang menggunakan siswa lain sebagai instructor untuk anak hebat dalam pengawasan guru. Teman sebaya yang diistilahkan GA dapat membimbing secara langsung ataupun tidak langsung melalui modeling dan guru hanya bersifat sebagai fasilitator. Instruksi dari GA ini tidak hanya tentang materi akademik, tetapi juga perkembangan sosial dan emosional anak hebat (Kalfus, 1984). Para GA dipilih dari siswa yang memiliki sifat baik, sabar, penuh kasih sayang, tulus, ramah dan bersahabat yang terpenting tidak ada pemaksaan dan ia mau untuk bersahabat dengan anak hebat. Selain waktu belajar bersama di kelas inklusi, waktu istirahat, sholat berjamaah dan makan bersama menjadi 100% waktu yang berharga bagi anak hebat untuk bersosialisasi, menjalin persahabatan dengan siswa reguler.
- Komunitas Anak Hebat. Era remaja generasi Z memang menyukai komunitas. Anak hebat dengan sendirinya membuat komunitas dalam grup sosial media untuk memperoleh informasi dan berbagai banyak hal antar teman. Guru pembimbing khusus tidak hanya guru di kelas tetapi ia dapat menjadi guru bagi mereka di manapun dan kapanpun. Ketelatenan dan kemauan seorang guru pembimbing khusus untuk menjawab pertanyaan mereka dan memotivasi mereka merupakan bagian dari program RESHES SPAH.
- Asesmen SPAH dari tenaga ahli. Asesmen menjadi alat penting untuk menempatkan anak hebat pada kelas integratif atau full inclusion, mengetahui fasilitas spesifik pendukung apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran mereka, menempatkan mereka pada ekskul, potensi atau tempat magang yang sesuai dengan kemampuan dan passion mereka. Berikut ini tahapan assesmen:
- Asesmen diagnostik tentang ketunaan dan tingkatannya
- Asesmen bakat-minat melalui observasi, konsultasi dengan orang tua dan konseling individu
- Asesmen kesehatan. Cek kesehatan meliputi tanda utama, status gizi, cek visual, THT, motorik dan sakit fisik yang diderita anak hebat.
- Asesmen ahli terapis untuk memberikan evaluasi perkembangan dan perbaikan metode pembelajaran dan terapi untuk peningkatan outcome anak hebat.
Sport, Art, and Entrepreneur (SAE) SPAH
Program SPAH lebih menitik beratkan kemampuan seni, olahraga dan life skill daripada nilai akademik anak hebat. Model pembelajaran SAE ini berfungsi memfasilitasi bakat minat anak hebat, pembentukan karakter kepercayaan diri dan kebutuhan sosial menjadi bagian dari komunitas. Guru ekskul/potensi lebih menekankan pada sikap positif dalam belajar seperti berdoa sebelum latihan, cara menghargai kemampuan bakat teman yang beragam, menguatkan kepercayaan diri dan keyakinan dalam pengambilan keputusan. Bakat seni ini akan ditampilkan pada acara tertentu dan tentunya mereka juga berkolaborasi dengan siswa reguler dalam performa tersebut.
Career Class (CC) SPAH
Remaja dengan terbelakang mental hanya 2,5 % yang mendaftar di perguruan tinggi setelah SMA dan lebih banyak yang belum sepenuhnya mandiri. National Longitudinal Transition Study of Special Eduction (NLTS) U.S. dalam Smith (2012) menemukan bahwa rentang waktu yang lebih lama berada di pendidikan umum dan pengalamankerja/magang di sekolah menengah dan pelatihan kejuruan selama di sekolah menengah lebih meningkatkan ketertarikan penerima lowongan pekerjaan pada siswa penyandang hambatan.
Misalkan bila pada asesmen awal anak menginginkan untuk belajar pada bidang otomotif, maka dimungkinkan anak diarahkan untuk magang selama satu bulan di bengkel. Dengan demikian pembelajaran akademik dapat dilakukan setelahnya dengan pemberian contextual homework. Untuk anak hebat materi disesuaikan dengan kemampuan mereka. Semisal anak hebat dengan tipe tunagrahita diberikan bagian kerja mengganti busi, menambal ban. Dalam hal ini sekolah terus membuka kerjasama dengan berbagai lembaga atau perusahaan yang dapat menerima mereka untuk magang berdasarkan asesmen dan passion mereka. Selama magang perkembangan, kemajuan dan hambatan juga berada dalam rekap guru pendamping khusus melalui wawancara atau draf observasi yang diberikan pada guru tamu/pemilik tempat magang. Setiap anak yang telah mengikuti magang akan mendapatkan sertifikat yang kelak dapat digunakan sebagai bahan referensi ketika melamar suatu pekerjaan.
Transition Planning
Kelas transition planning diperuntukkan anak hebat kelas XII yang ingin melanjutkan ke universitas. SPAH memberikan pelayanan pendampingan tidak hanya sebatas ketika anak hebat lulus SMA, tetapi berkelanjutan sampai anak hebat ini benar-benar bisa beradaptasi di perguruan tinggi yang dituju.
Beberapa materi pada career class: Persiapan UNBK, Menjelaskan perbedaan aturan antara di SMA dan Universitas; Memberikan saran supaya sukses di universitas; Perencanaan dokumentasi kesehatan lebih awal; Membuat link informasi untuk orang tua dan wali; Menginformasikan link online untuk transisi ke universitas.
Fun Academic (FA) SPAH
Pemerintah mendukung pendidikan inklusif dengan harapan adanya kenaikan performa dari siswa penyandang disabilitas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan praktik inklusif lebih besar keberhasilannya di tingkat sekolah dasar daripada menengah (Casale-Goannola dalam Ford, 2013), karenanya SPAH tidak menjadikan performa akademik menjadi kunci utama keberhasilan anak hebat. Pembelajaran akademik menjadi sarana untuk membentuk kedekatan guru dan anak hebat, tempat bersosialisasi dan membentuk karakter positif melalui aktivitas belajar bersama siswa reguler. Tempat meningkatkan kepercayaan diri tatkala berhasil menguasai suatu mata pelajaran yang telah dimodifikasi. Karena SPAH lebih concern ke pembentukan karakter atau potensi hati, maka terdapat beberapa acuan penting di fun academic, yakni:
- Pembelajaran akademik bersifat fleksibel dimulai dari yang mudah dan meningkat seiring kemampuan anak. Sehingga anak dapat menyelesaikan soal dengan kesalahan sedikit dan mendapat nilai yang tinggi dan sekaligus mendapatkan tantangan dengan peningkatan level sesuai kemampuan mereka.
- Proses pembelajaran akademik bersifat menyenangkan dengan mengaktifkan selain potensi akal juga fisik dan hati.
- Setiap anak berhasil harus diberikan reward baik dengan pujian, tepuk tangan, senyuman atau sentuhan dan sama sekali tidak diperkenankan memberikan hukuman. Contoh metode yang digunakan dalam pembelajaran, metode one short instruction, differentiated instruction, co-teaching, short-contextual homework, class wide peer tutorial dan juga terapi sesuai kebutuhan, seperti occupation, play, paint, water, compensatory therapy.
- Pembelajaran akademik bersifat kontekstual yakni mendekati permasalahan kongkrit di dunia nyata, sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Hasil evaluasi berisi deskripsi perkembangan belajar anak hebat dengan penilaian yang bersifat autentik dan holistik.
Parent-Society (PS) SPAH
Faktor terbesar keberhasilan anak hebat terdapat pada peran orang tua dan atau lingkungan keluarga. Oleh karena itu SPAH berupaya menciptakan lingkungan keluarga yang bersahabat. Orangtua/wali siswa menjadi pendamping dalam pelaksanaan pendidikan inklusi. Robinson-Robinson dalam Smith 2012 menyatakan mereka (orang tua) harus didorong untuk terlibat pada setiap aspek kehidupan sekolah. Mereka harus selalu diberitahu perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah yang akan memberikan dampak kepada inklusivitas anak mereka. Mereka juga dapat mengakses perkembangan anak hebat melalui website dan e-learning sekolah. Setiap tahun diadakan parenting keluarga anak hebat yang mana anak-anak hebat dapat menunjukkan performa bakat-minat. Sharing santai antar orang tua dan juga tenaga ahli dengan tema yang dibutuhkan, misalkan tentang layanan pendidikan terkhusus perguruan tinggi yang membuka jurusan untuk anak berkebutuhan khusus, dukungan sosial masyarakat dan bantuan hukum untuk anak penyandang disabilitas.
Pendampingan dukungan sosial untuk anak hebat juga dikembangkan oleh SPAH ke masyarakat dengan membuka forum konsultasi bagi masyarakat sekitar yang mempunyai anak berkebutuhan khusus dengan tenaga ahli.
sumber : jurnal guru dikmen
Belum ada tanggapan untuk "Lima Model Pembelajaran SPAH"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung