Congklak merupakan nama sebuah permainan tradisional yang terkenal di Indonesia. Permainanan ini banyak ditemukan di Jawa, Lampung, Sulawesi serta beberapa daerah melayu seperti Riau dan Sumatera Selatan. Tidak hanya di Indonesia, permainan congklak ini juga dapat ditemukan Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura. Di beberapa daerah, permainan congklak dikenal dengan nama dakon, dhakon, dhakonan, dentuman lamban dan mokaotan. Dalam bahasa inggris, permainan congklak ini disebut dengan Mancala.
Congklak merupakan sebuah permainan berbentuk papan yang memiliki 16 lubang dan biasanya terbuat dari kayu atau plastik. Lubang-lubang dalam congklak terdiri atas 14 lubang kecil dan 2 lubang besar yang disebut sebagai lubang induk. Masing-masing lubang kecil terdiri atas 7 biji congklak dan biji-biji tersebut akan disebarkan ke semua lubang kecuali pada lubang induk milik lawan. Permainan ini dilakukan secara berpasangan dengan setiap pemain memperoleh 7 lubang kecil yang berada tepat di depannnya dan 1 lubang induk yang berada di sebelah kiri pemain tersebut. Jumlah lubang dalam permainan congkak ini dapat bervariasai. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat pula congklak dengan 14 lubang yang terdiri dari 12 lubang kecil dan 2 lubang induk
Dalam permainan congklak didefinisikan beberapa istilah yang berlaku dalam permainan ini. Istilah-istilah tersebut dibagi atas Satu Jalan, Dua Jalan dan Iterasi. Istilah Satu Jalan memberi arti bahwa pemain mengambil seluruh biji pada suatu lubang kecil miliknya dan disebarkan ke semua lubang yang lain kecuali lubang induk milik lawan. Proses ini hanya dilakukan satu kali sampai pemain tersebut tidak dapat melakukan penyebaran biji lagi dikarenakan biji congklak terakhir yang diambilnya jatuh pada lubang kosong yang tidak terisi minimal satu biji congklak yang mendiami lubang tersebut sebelumnya. Apabila biji terakhir jatuh pada lubang kecil miliknya dan terdapat biji congklak pada lubang kecil milik lawan yang berada tepat di depan lubang tempat biji terakhir itu jatuh, maka pemain tersebut dapat mengambil semua biji congklak di lubang yang bersangkutan dan biji congklak pada lubang milik lawan yang berada didepannya untuk ditaruh pada lubang besar milik pemain tersebut. Hal ini disebut sebagai Nembak. Lebih lanjut apabila biji terakhir jatuh pada lubang kecil miliknya sendiri atau lubang kecil milik lawan dan tidak ada minimal satu biji congklak yang mendiami lubang tersebut, maka pemain tersebut harus berhenti dan giliran bermain berganti pada pemain lainnnya.
Pengembangan dari istilah Satu Jalan adalah Dua Jalan. Istilah Dua Jalan ini identik dengan ungkapan lain yang serupa misalnya Tiga Jalan, Empat Jalan dan seterusnya. Istilah Dua Jalan menyatakan proses kelanjutan dari satu jalan yakni apabila biji terakhir yang dijalankan jatuh pada lubang kecil yang memiliki sekurang-kurangnya 1 biji congklak yang mendiami lubang tersebut sebelumnya. Apabila biji terakhir jatuh pada lubang besar, maka pemain yang bersangkutan masih dapat melanjutkan giliran bermainnya dengan memilih lubang manapun miliknya yang ia sukai untuk dilakukan penyebaran biji congklak kembali. Proses jatuhnya biji pada lubang besar sehingga pemain masih dapat melanjutkan permainannya dan memilih biji pada lubang manapun miliknya untuk melanjutkan proses penyebaran biji congklak disebut sebagai Satu Iterasi.
Dari istilah Satu Iterasi ini dapat dikembangkan istilah serupa Dua Iterasi, Tiga Iterasi dan lainnya. Semua proses penyebaran biji congklak dilakukan dengan arah sejalan dengan jarum jam. Pemenang dari permainan congklak ini ditentukan dari banyaknya biji congklak yang terkumpul pada lubang induk. Pemain yang mengumpulkan biji congklak terbanyak pada lubang induk miliknya dianggap sebagai pemenang
Belum ada tanggapan untuk "Permainan Congklak mengasah logika anak "
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung