Kehidupan yang mendadak berubah seiring meningkatnya jabatan yang diemban oleh orang tua bukan berarti berita bahagia bagi seorang anak. Bisa jadi itulah awal kehancuran anda, awal menurunya kualitas hidup anda. Didunia ini, apapun yang dilakukan tetap diperhitungkan baik dan buruknya, jika kebaikan yang diperolehnya maka anda layak berbahagia namun apabila keburukan yang anda dapatkan maka siap-siap anda mempertanggung jawabkannya.
Banyak orang yang terjebak dalam fantastisme jabatan, pengelolaan uang negara, dan pelaksanaan tender proyek pembangunan. Pada situasi ini, moral dan hati nurani kadangkala pudar akibat kilauan keuntungan dan kesempatan di depan mata. Alhasil!, segala cara dilakukan demi mendapatkan segopoh kelebihan guna memperbaiki kesejahteraan.
Disaat kita senang dan bahagia, kadang kita lupa bahwa semua yang kita lakukan ada catatannya yakni berupa laporan. Yang bertugas mencatat laporan yang berhubungan dengan akhirat adalah malaikat, sedangkan yang membuat laporan dunia adalah laporan pertanggung jawaban yang kita buat. Dapat saja kita menghilangkan jejak penyimpangan namun karena ketidaksempurnaan manusia, kadang menyisahkan sedikit kelemahan yang menjadi sumber masuknya pemeriksa dalam melacak semua penyimpangan yang kita buat.
Mengelola uang negara tidak sama dengan mengelola uang pribadi, uang pribadi hanya dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan diri kita sendiri, namun uang negara selain kepada Tuhan, pribadi kita sendiri juga kepada negara. Waktu tidak menjadi solusi atas terbebasnya kita dari pertanggung jawaban terhadap semua kegiatan yang menggunakan uang negara. Masa 10 tahun atau 20 tahun yang lalu akan selalu ditelusuri apabila terdapat penyimpangan pengelolaan keuangan negara.
Bagaimana dengan yang sudah meninggal dunia?
Bagi yang sudah meninggal dunia, maka ahli warisnya yang bertanggung jawab. Jika ada kerugian negara, ahli waris harus menggantinya. Ahli waris dimaksud antara lain; istri dan anak, keduanya harus mengganti kerugian negara berapapun besarnya apabila terbukti telah menyalahgunakan keuangan negara.
Jadi, kalau sekiranya orang tua anda memperoleh rejeki melebihi keadaan normalnya maka telusuri sumber datangnya rejeki tersebut, jangan sampai kelak menjadi sumber kehancuran anda. Jangan sampai kenikmatan yang seharusnya menjadi milik anda lepas dari tangan anda karena perbuatan orang tua anda.
Anda berhak hidup layak, hidup seperti kebanyakan orang dimana negara menjadi pelindung dan pengayom anda bukan membatasi ruang gerak dan kebebasan anda. Jangan sampai ambisi dan nafsu serakah orang tua anda menjadi tanggungan anda. Memang anak harus berbakti kepada orang tua namun tetap terbatas pada kebaikan, sementara korupsi bukanlah tanggung jawab anda. Akan tetapi negara memiliki aturan hukum sendiri, pedoman yang harus ditaati oleh semua warga negara termasuk anda dan kita semua. Dimana apabila seseorang terbukti melakukan korupsi walaupun sudah meninggal dunia maka ahli warisnya yang wajib bertanggungjawab.
Selamatkan diri anda!
Sebelum semuanya terlambat, sebagai ahli waris sering-seringlah membangun komunikasi kepada orang tua, apabila yang dilakukan oleh orang tua menyimpang dari yang seharusnya maka ingatkanlah untuk tidak melakukannya lagi, karena negara memiliki catatan atau file yang setiap saat akan dibuka kembali. Waktu puluhan tahun yang lalu bukan jaminan bahwa kita terbebas dari segala penyimpangan, tuntutan akan hadir sewaktu-waktu. Tuntutan yang harus dipertanggung jawabkan karena menyangkut uang negara.
Bagaimana!, masihkah kita menjerumuskan diri kita bersama perbuatan buruk orang tua? Ataukah mengingatkan orang tua walaupun konsekuensinya mendapat tantangan dari kedua orang tua kita? Dan jikalau orang tua sepakat untuk tidak melakukannya, siapkah kita hidup normal, hidup dengan segala kekurangan? Mencari kebaikan butuh pengorbanan.
Belum ada tanggapan untuk "Inilah yang harus diketahui oleh anak koruptor"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung