Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka, tidak ada seorang pun yang ingin menjual kemerdekaannya. Demokrasi pada prinsipnya adalah agar masyarakat peroleh kemerdekaannya, misalnya kemerdekaan menyampaikan pendapat. Demokrasi dalam pelaksanaannya sangat menghargai pendirian dan keyakinan seseorang atas suatu pendapat atau mempertahankan pendapatnya.
Sebaik-baiknya demokrasi ternyata memiliki celah, celah inilah yang selalu dimanfaatkan orang untuk peroleh kekuasaan. Celah dimaksud adalah harta dan perempuan.
Harta adalah alat mencapai kekuasaan yang bisa menipu orang dan merusak tujuan demokrasi. Dengan harta, orang bisa membeli keyakinan, mengunci mulut, merubah pilihan, merusak logika berpikir, meracuni hati nurani bahkan dapat menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Harta dapat meracuni jiwa, menghianati pikirannya, rakyatnya, bangsanya, daerahnya semuanya dijual. Tidak peduli kata orang, yang penting tujuannya tercapai.
Sedangkan perempuan digunakan untuk menjebak seseorang apabila dengan harta, fasilitas, gaji yang tinggi, kedudukan dan pangkat tidak bisa mempengaruhi keyakinan seseorang. Perempuan dapat melemahkan seseorang melalui nafsu syahwatnya, ini merupakan kelemahan terakhir yang dimanfaatkan guna mengekang, mengikat dan membelenggu kemerdekaan seseorang dengan tujuan mengikuti semua yang diperintahkannya termasuk mempertaruhkan nyawanya.
Gustave Flubert seorang penulis roman yang mashur berkata tentang perempuan cantik:
“Kecantikan perempuan adalah musuh yang sebesar-besarnya dari kemerdekaan seorang laki-laki. Orang yang tidak hati-hati tentu diancam oleh kecelakaan. Ketika itu musnahlah dan habislah mahkota laki-laki yang semahal-mahalnya”.
Maka waspadalah dari pengaruh harta dan perempuan, dua hal ini yang dapat merenggut kemerdekaan kita, termasuk kemerdekaan menyampaikan pendapat, kemerdekaan berpolitik dan kemerdekaan hidup layak. Orang yang kehilangan kemerdekaannya ibarat sapi yang dicocok hidungnya, mau makan tidak ada pilihan lain selain makan rumput yang disediakan oleh empunya. Atau seekor anjing yang hanya menunggu sepotong tulang sisa dari tuannya. Engkau tidak akan bisa berontak karena kemerdekaanmu, harkat dan martabatmu telah dibeli. Maka kekayaan yang kita dapatkan dengan jalan menukarkan kemerdekaan kita bagaikan virus yang tidak ada obatnya, kitapun hanya ketergantungan pada obat-obatan pereda rasa nyeri.
Ingatlah, kekayaan yang sebenarnya adalah kemerdekaan dan kebebasan. Tidak ada yang mampu membelinya walaupun dengan emas sebesar gunung (buya hamka)
Belum ada tanggapan untuk "Celah inilah yang melemahkan sistem demokrasi"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung