Apabila anda berwisata di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan menemukan salah satu bangunan yang tidak asing yakni sebuah mesjid yang bernama mesjid At-Tin. Mesjid ini dibangun pada masa pemerintahan Soeharto.
Mesjid yang memiliki arsitek yang cukup tinggi tanpa kubah ini sangat terkenal, apalagi belum lama ini dilaksanakan peringatan terhadap mendiang mantan Presiden Soeharto. Pada peringatan tersebut dihadiri ratusan ribu jamaah.
Melihat gaya arsiteknya, tentu kita akan bertanya-tanya “siapakah perancangnya?”, apakah perancangnya berasal dari luar negeri? Ataukah putra daerah?
Mungkin kita tidak pernah mendengar nama Ahmad Noe’man, tetapi ketahuilah bahwa beliau dikenal dengan julukan Arsitek Seribu Masjid. Selain itu beliau juga dikenal dengan maestro dan inspirator pembangunan masjid modern. Hal ini telah beliau buktikan dan sudah diakui oleh seluruh dunia dengan memasukkan nama beliau kedalam buku perancang masjid-masjid di seluruh dunia.
Karya-karya beliau seperti Masjid Salman ITB Bandung, Masjid At-Tin TMII Jakarta, Masjid Al-Markas Al-Islami Makassar, Masjid Raya Bandung, Masjid Asy-syifa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Masjid Lambung Mangkurat Banjarmasin, Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, Masjid Syekh Yusuf Cape Town Afrika Selatan, Masjid Isiklal Dzamija Sarajevo Bosnia dan Mimbar Masjid Al-Aqsa Palestina serta masih banyak lagi Masjid-Masjid lainnya yang merupakan karya beliau.
Hampir semua masjid yang dibangun berdasarkan desain beliau tidak menggunakan kubah, beliau memiliki alasan mengapa kebanyakan masjid rancangan beliau tidak memiliki kubah “Saya justru mencari nilai-nilai yang universal, yang transcendental. Jadi saya hilangkan itu bentuk kubah. Memang, berat juga waktu menghilangkan kubah dari rancangan kita, itu kan cirri kita “ kata Noe’man yang dikutip dari arofiusmani.blogspot.com
Konsep bangunan masjid tanpa kubah dari Ahmad Noe’man ini sempat diperdebatkan karena tidak sesuai dengan tradisi bangunan masjid yang selalu memakai kubah. Namun, Noe’man memiliki filosofi sendiri atas konsepnya, salah satu prinsipnya adalah ijtihad yakni melakukan terobosan berdasarkan ilmu sesuai perintah Al-Quran dan meninggalkan taklid. Masjid Salman misalnya yang menonjolkan garis-garis vertical pada bangunannya yang menunjukkan hubungan manusia dengan Tuhan dan garis horizontal yang menunjuk hubungan manusia dengan sesamanya.
Atas karya-karyanya inilah, beliau pernah menerima penghargaan Satyalencana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia. Ia juga menjadi salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia dan menjadi dosen luar biasa Interior Seni Rupa ITB.
Belum ada tanggapan untuk "Inilah perancang mesjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah Jakarta yang istimewa itu"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung