Untuk menilai hasil penelitian kualitatif, Kirk dan Miller (dalam Muhadjir, 1990) memberikan suatu kriteria pentingnya objektivitas, reliabilitas dan validitas. Objektivitas tercapai, bila prosedur dan hasil penelitian sesuai dengan kejadian empirik yang teramati terukur. Reliabilitas terpenuhi bila dengan prosedur pengukuran tertentu memberikan hasil yang sama. Validitas terpenuhi bila hasil itu memberikan jawaban yang benar. Kriteria ini banyak terinspirasi dengan pandangan positivisme yang model penelitiannya penelitian kuantitatif.
Guba dan Lincoln (dalam Merriam, 1998) mengatakan bahwa dalam penelitian eksperimen kita dapat mengatakan validitas dan reliabilitas instrumen, kelayakan teknik analisis data, derajat hubungan antara kesimpulan dan data , dan sebagainya. Hal itu tidak berbeda sedikitpun dengan penelitian kualitatif, apakah wawancara dirancang atau dikonstruksi dengan valid dan reliabel, apakah isi dokumen dianalisis kelengkapannya, apakah simpulan berdasar data dan sebagainya. Jadi, kriteria
tersebut dapat digunakan untuk menilai kualitas penelitian kualitatif. Meriam (1998) menjelaskan kriteria tersebut meliputi validitas internal, realiabilitas, dan validitas eksternal.
Validitas internal berkaitan dengan pertanyaan bagaimanakah temuan-temuan penelitian cocok atau sesuai dengan realitas. Realitas, menurut Lincoln dan Guba (dalam Merriam, 1998), adalah suatu kumpulan berganda dari konstruksi-konstruksi mental yang dibuat oleh manusia; pengkonstruksian berada pada pikirannya dan dapat diakses oleh manusia yang membuatnya. Karena manusia merupakan instrumen utama pengumpul data dan penganalisis dalam penelitian kualitatif, interpretasiinterpretasinya terhadap realitas diakses secara langsung melalui pengamatan dan wawancaranya.
Dalam penelitian validitas ditinjau dari validitas isi, konstruk dan empirik (internal). Validitas isi mengacu pada ketepatan yang teori-teori yang digunakan sebagai bahan rujukan. Validitas konstruk mengacu pada ketepatan ataupun kelogisan pemikiran dari tingkat berpikir kreatif yang dikembangkan (teori hipotetik). Validitas empirik (internal) ditunjukkan jika tingkat berpikir kreatif yang dikembangkan sesuai dengan kenyataan (realitas) di lapangan yang teramati. Validitas isi dan konstruk diperoleh melalui penilaian ahli dan validitas empirik ditunjukkan pada adanya bukti nyata bahwa terdapat siswa yang menempati masingmasing tingkat berpikir kreatif yang dikembangkan.
Reliabilitas mengacu pada suatu tingkatan sejauh mana temuan penelitian dapat diulang. Reliabilitas dalam rancangan penelitian didasarkan pada asumsi bahwa ada suatu realitas tunggal dan penelitian dapat diulang menghasilkan hasil yang sama. Ini merupakan konsep dalam penelitian eksperimen yang mencari hubungan sebab-akibat antara variabel dan tidak mencakup hukum-hukum untuk menjelaskan fenomena. Reliabilitas dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif semakna dalam penelitian tradisional (Merriam, 1998). Lincoln dan Guba (dalam Merriam, 1998) menggunakan “kebergantungan atau konsistensi” dari hasil yang didapat dari data untuk mengistilahkan reliabilitas. Kebergantungan (dependability/consistency) bukan menjawab pertanyaan apakah temuan akan ditemukan lagi, tetapi apakah hasil-hasil ini konsisten dengan data yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian, reliabilitas dipenuhi jika temuan teori yang didasarkan pada suatu saat pengumpulan data memberikan hasil yang identik atau “sama” (konsisten) dengan hasil teori yang telah ditemukan (dirumuskan) sebelumnya. Untuk mengetahui reliabilitas temuan teori dilakukan analisis perbandingan tetap, yaitu membandingkan suatu kategori data tertentu dengan suatu kategori data tertentu lain sehingga didapat suatu kategori yang memiliki ciri-ciri sama dan tetap. Suatu kategori yang bersifat tetap ini merupakan teori yang dihasilkan.
Validitas eksternal menyangkut tingkatan sejauh mana temuan dari suatu penelitian dapat digunakan pada situasi yang lain (generalisasi). Istilah dalam penelitian kualitatif adalah keteralihan (transferability). Untuk melakukan ini, peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian, diperlukan data empiris yang secukupnya untuk melakukan keteralihan. Dalam penelitian , untuk menilai kualitas penelitian menggunakan kriteria validitas (isi, konstruk dan internal) dan reliabilitas. Objekvitas akan terpenuhi dengan sendirinya, jika validitas (internal) penelitian ini terpenuhi. Validitas eksternal tidak digunakan, karena dalam penelitian ini tidak menggeneralisasi temuannya,tetapi mengungkap hakekat gejala-gejala yang muncul pada subjek penelitian.
Belum ada tanggapan untuk "Validitas dan Reliabilitas Penelitian"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung