Pada penelitian ini istilah model mempunyai makna yang lebih luas dari-pada suatu pendekatan, strategi, metode, prosedur, atau teknik. Menurut Arends (1997:7; 1998:226), istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang-nya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar dan belajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) ling-kungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.
Menurut Joyce, Weil, with Shower (1992:4), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pengajaran tatap muka di kelas atau tutorial dan untuk membentuk perangkat pembelajaran, misalnya buku, film, program komputer, dan kurikulum. Setiap model memandu guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut, Joyce, Weil, with Shower (1992:13-16) menyatakan, suatu model pembelajaran dapat dianalisis sesuai dengan empat konsep inti operasional model yang mencirikan, yaitu: (1) sintaksis (urutan aktivitas mengajar dan belajar), (2) sistem sosial (peran dan hubungan siswa dan guru), (3) prinsip reaksi (cara guru memandang dan merespons siswa terhadap apa yang dilakukan), dan (4) sistem pendukung (per-syaratan dan dukungan apa yang diperlukan diluar fasilitas teknis lazimnya). Selain konsep inti operasional model ada komponen lain, yaitu: (5) tujuan dan asumsi, dan (6) dampak pembelajaran dan dampak pengiring pembelajaran (Joyce, Weil, with Shower, 1992; Joyce and Weil, 1996). Menurut Dewey dalam Joyce, Weil, with Shower (1992:4), inti proses pembelajaran adalah mengatur lingkungan sedemikian hingga siswa dapat berinteraksi. Hal ini dipakai dasar untuk mengembangkan dan mengatur lingkungan belajar dalam model pembel-ajaran yang dikembangkan.
Menurut kedua pendapat di atas, ada beberapa kesamaan ciri. Ciri (3) menurut Arend, sama dengan ciri (1) menurut Joyce, Weil, with Shower; ciri (4) menurut Arend, sama dengan ciri (4) menurut Joyce, Weil, with Shower; dan ciri (2) menurut Arend, sama dengan ciri (5) dan (6) menurut Joyce, Weil, with Shower. Empat ciri menurut Arend dan Joyce, Weil, with Shower tersebut akan membedakan suatu model pembelajaran dengan model pembelajaran yang lain. Contoh model pembelajaran diantaranya pembelajaran langsung, belajar secara kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, diskusi kelas (Arends, 1997); eksposi-tori, pengatur lanjut, belajar penemuan, individual, spiral (Bell, 1978); partner dalam belajar, investigasi kelompok, bermain peran, pembelajaran langsung, pem-belajaran berprograma dan belajar tuntas (Joyce & Weil, 1996).
Model-model pembelajaran tersebut satu dengan yang lain memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda-beda. Misalnya, model pembelajaran langsung dan ekspositori lebih menekankan pada belajar isi akademik. Model pembelajaran partner dalam belajar, belajar secara kooperatif dan bermain peran lebih menekan-kan pada pencapaian tujuan yang berdimensikan sosial dan hubungan antar manusia. Sedangkan model pembelajaran individual dan model pembelajaran berprograma, memiliki ciri khusus lebih memberikan perhatian kepada layanan secara individual dalam ketuntasan belajar (Joyce, Weil, with Shower, 1992; Joyce & Weil, 1996).
Belum ada tanggapan untuk "Konsep Model Pembelajaran"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung