Indonesia kehilangan integritas, mungkin itulah yang cocok disematkan kepada negara ini setelah melihat banyaknya pengaruh asing terhadap sistem pemerintahan dan perpolitikan. Sebagai negara besar yang menganut kebhinekaan tunggal ika, membutuhkan alat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dimasa Orde Baru pemersatu bangsa adalah jiwa nasionalisme.
Para pemimpin wajib menunjukkan jiwa nasionalisme, bagaimana memandang Indonesia dari semua aspek, bagaimana meletakkan dasar-dasar kebijakannya, serta bagaimana kepribadian bangsa menjadi identitas bagi setiap gerak dan langkah bangsa ini terhadap bangsa lain.
Persoalannya sekarang adalah para pemimpin tidak lagi mendapatkan pengetahuan kehidupan berbangsa dan bernegara serta pengetahuan tentang wawasan nusantara. Pada jaman sebelum era reformasi, syarat menjadi pemimpin adalah telah lulus mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Lembaga ini memegang peranan yang sangat penting dalam membendung pengaruh-pengaruh dari luar yang bertujuan untuk merongrong kedaulatan bangsa dan negara serta sebagai pembentuk karakter para pemimpin bangsa yang berorientasi pada nilai-nilai luhur bangsa.
Sejak era reforamasi, Lemhanas kehilangan perannya dalam sistem ketatanegaraan, Lemhanas tidak lagi dipandang sebagai lembaga penentu yang melahirkan generasi pemimpin bangsa. Akibatnya, pengetahuan tentang wawasan nusantara semakin memudar, banyak pemimpin bangsa ini tidak lagi mengenal Indonesia secara utuh. Kebijakan-kebijakan yang diambil tidak lagi bernafaskan pada nilai-nilai kepribadian bangsa, sehingga menyebabkan pertentangan penafsiran. Rakyat hanya sebagai obyek dan alasan untuk mencapai tujuan pribadi atau golongan, yang pada akhirnya ancaman disintegrasi bangsa semakin menuju nyata karena pemikiran masyarakat terkotak-kotak oleh keterbatasan dan ketidaktahuan para pemimpin terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang lahir dari nilai-nilai kebhinekaan tunggal ika.
Proses pembelajaran politik melalui sistem kepartaian, memiliki keuntungan antara lain semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kedudukan dalam sistem ketatanegaraan, kelemahannya antara lain jiwa nasionalisme tidak terbangun dengan baik padahal ketahanan sebuah negara terletak bagaimana jiwa para pemimpinnya dalam memandang dan menempatkan negara sehingga segala bentuk perlakuan dan kebijakan yang diambil selalu mempertimbangkan keutuhan dan kedaulatan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Belum ada tanggapan untuk "Kembalikan fungsi Lemhanas"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung