Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan dewasa ini telah menuntut adanya pengembangan terhadap praktek-praktek akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi kita, yang memaksa banyak perusahaan di Amerka Serikat untuk mengubah secara dramatis cara mereka mengoperasikan bisnisnya. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah besar organisasi. Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional tidak digunakan lagi. Bagi beberapa perusahaan, manfaat sistem akuntansi manajemen kontemporer yang mempresentasikan pembebanan biaya yang lebih rinci dan akurat melebihi biayanya. Faktor-faktor kunci dari perubahan ini adalah sebagai berikut :
1. Orientasi kepada pelanggan
2. Perspektif lintas fungsional
3. Persaingan global
4. Manajemen mutu total (TQM)
5. Waktu sebagai unsur kompetitif
6. Kemajuan dalam teknologi informasi
7. Kemajuan lingkungan manufaktur
8. Pertumbuhan dan deregulasi dalam industri jasa
9. Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM)
Diskusi yang mendalam tentang tema-tema ini diperlukan agar kita memahami pengaruhnya terhadap akuntansi manajemen.
Orientasi Kepada Pelanggan
Saat ini perusahaan-perusahaan sedang memfokuskan perhatiannya pada penciptaan keunggulan kompetitif melalui penciptaan nilai yang lebih baik bagi pelanggannya pada tingkat biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaingnya, atau menciptakan nilai ekuivalen untuk biaya yang lebih rendah dari pesaingnya. Nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanan terima dan apa yang pelanggan korbankan/berikan. Apa yang diterima disebut total. Produk total (total product) adalah manfaat baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang diterima pelanggan dari membeli suatu produk.
Fokus pada nilai pelanggan berarti bahwa sistem akuntansi manajemen harus memberikan informasi mengenai realisasi dan pengorbanan. Pengumpulan informasi tentang pengorbanan pelanggan berarti mengumpulkan informasi dari luar perusahaan, suatu praktek yang biasanya tidak ditemukan dalam sistem akuntansi manajemen tradisional. Namun, dampaknya cukup merata. Manajemen rantai nilai yang efektif adalah penting bagi peningkatan niai pelanggan, terutama jika maksimalisi realisasi pelanggan pada biaya serendah mungkin, (bagi perusahaan) menjadi tujuan. Rantai nilai (value chain) adalah kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan produk serta jasa kepada pelanggannya.
Penting diperhatikan bahwa perusahaan juga memiliki pelanggan internal. Fungsi (staff) pendukung dari suatu perusahaan adalah untuk melayani fungsi-fungsi ini. Misalnya, proses untuk memperoleh dan mengirim berbagai komponen serta bahan ke departemen produksi. Penyediaan komponen bermutu tinggi yang tepat waktu ke departemen produksi adalah sama pentingnya seperti layaknya perusahaan menyediakan produk-produk yang bermutu tinggi bagi pelanggannya.
Perspektif Lintas Fungsional
Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa akuntan manajemen dewasa ini harus memahami fungsi-fungsi bisnis, dari manufaktur ke pemasaran ke distribusi hingga pelayanan konsumen. Kebutuhan ini semakin besar pada saat perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Kita melihat ini, misalnya, pada berbagai definisi biaya produk. Akuntansi manajemen kontemporer telah bergerak dari definisi biaya manufaktur tradisional mengenai biaya produk ke definisi yang lebih ekslusif. Pendekatan kontemporer untuk kalkulasi biaya produk dapat mencakup biaya desain dan rekayasa awal, serta biaya manufaktur, dan biaya distribusi, penjualan, dan pelayanan. Seseorang yang mengerti tentang berbagai macam definisi biaya produk, yang memahami tentang pergeseran definisi biaya dari jangka pendek ke jangka panjang, dapat menjadi tidak terhingga nilainya dalam penentuan informasi apa yang relevan dalam pengambian keputusan.
Persaingan Global
Perkembangan saran transpotasi dan komunikasi yang cepat telah menciptakan suatu pasar global bagi persahaan manufaktur dan jasa. Beberapa dekade yang lalu, tidak satu pun perusahaan yang tahu dan peduli ketika perusahaan sejeni didirikan di Jepang, Perancis, Jerman dan Singapura. Perusahaan diluar negeri bukan merupakan pesaing, karena pasar dipisahkan oleh jarak geografis. Sekarang mobil yang dibuat di Jepang dikirim ke Amarika Serikat dalam 2 minggu. Bankir investasi dan konsultan manajemen dapat berkomunikasi dengan kantor di luar negeri dalam sekejap. Perkembangan saran transportasi dan komunikasi telah meningkatkan kontribusi bagi semua perusahaan.
Manajemen Mutu Total
Perbaikan berkelanjutan adalah hal yang mendasar sifatnya bagi pengembangan proses manufaktur yang baik. Keunggulan manufaktur adalah kunci untuk bertahan hidup dalam lingkungan persaingan global dewasa ini. Memproduksi produk dengan sedikit limbah tetapi sesuai dengan standar merupakan dua tujuan perusahaan tingkat dunia. Filosofi dari manajemen mutu total (total quality management-TQM), dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk sempurna (zero-defect), sedang menggantikan “prinsip mutu” yang dapat diterima di masa lalu. Peningkatan penekanan pada mutu ini juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan non keuangan tentang mutu.
Pelaporan dan pengukuran biaya mutu adalah kunci dari sistem akuntansi manajemen kontemporer bagi perusahaan manufaktur dan jasa. Sistem manajemen akuntansi harus mampu menyediakan informasi operasional dan keuangan mengenai mutu, termasuk informasi jumlah produk cacat, laporan biaya mutu, laporan trend biaya mutu, dan laporan kinerja biaya mutu.
Waktu sebagai Unsur Kompetitif
Waktu adalah unsur penting dari semua tahap rantai nilai. Perusahaan bertaraf dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi dan produksi. Perusahaan itu mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah (waktu yang tidak bermanfaat), waktu yang tidak berguna bagi pelanggan (misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal). Menariknya, pengurangan waktu yang tidak bernilai tambah semakin besar seiring dengan meningkatnya mutu. Contoh USAA yang diberikan pada bagian awal memperlihatkan peningkatan mutu pelayanan yang dihasilkan dari pengaturan manajemen waktu. Tujuan keseluruhannya adalah peningkatan daya tanggap terhadap pelanggan (customer responsiveness).
Kemajuan Teknologi Informasi
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan teknologi informasi. Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (copter-integrated manufacturing = CIM). Dengan proses produksi terotomasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai operasi. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang sedang terjadi di bagian produksi dapat diketahui dalam sekejap. Sekarang sudah dimungkinkan untuk memantau produk secara terus-menerus ketika merek bergerak menuju pabrik dan untuk mencatat (pada saat yang sama) berbagai hal seperti biasa unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan biaya produk. Hasilnya adalah suatau sistem informasi yang secara terpadu mengintegrasikan data proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi.
Kemajuan kedua menyediakan alat-alat yang dibutuhkan: ketersediaan komputer personal (PC), software kerta kerja, dan paket-paket grafis. Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan, dan kertas kerja serta program grafik memberikan manajer kemampuan analitis untuk menggunakan informasi tersebut. Alat bantu: PC dan software tersedia bagi para manajer dari semua jenis organisasi.
Kemajuan Lingkungan Manufaktur
Kemajuan di bidang teknologi dan proses produksi berdampak dramatis terhadap lingkungan manuaktur. Perubahan ini berdampak pada sistem kalkulasi biaya produk (product-costing system), sistem pengendali (control system), perilaku dan daya lacak biaya, penganggaran modal, dan banyak praktek akuntansi manajemen lainnya.
Manufaktur Just-In-Time, Sistem manufaktur tradisional adalah push-through systems. Artinya, produksi “diteruskan” oleh sistem dan usaha-usaha selanjutnya dilakukan untuk menjual sebanyak mungkin unit yang diproduksi. Jika produksi lebih besar dari permintaan, maka persediaan barang jadi dihasilkan. Sistem tarikan permintaan (demand-pull) seperti Just-In-Time (JIT) adalah sistem yang memproduksi barang hanya ketika produk dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang diminta konsumen. Tarikan permintaan mempengaruhi produksi melalui proses manufaktur. Setiap operasi memproduksi banyak apa yang diminta dari operasi yang sedang berjalan. Tiak ada produksi berlangsung hingga suatu tanda dari satu proses beruntun menunjukkan kebutuhan untuk berproduksi. Komponen dan bahan tiba tepat pada saat akan digunakan dalam berproduksi.
CIM (Computer – Integrated – Manufacturing); Otomasi dalam lingkungan manufaktur membuat perusahaan mengurangi persediaan, meningkatkan kapasitas produktif, memperbaiki mutu dan pelayanan, mengurangi waktu pemrosesan dan meningkatkan keluaran (output). Dengan kata lain, otomasi dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi suatu perusahaan. Implementasi manufaktur yang terotomasi mempunyai ciri seperti JIT dan mempunyai respon terhadap peningkatan kebutuhan mutu dan waktu respon yang lebih singkat. Apabila lebih banyak perusahaan melakukan otomasi, maka tekanan persaingan akan memaksa perusahaan lain melakukan tindakan yang sama. Bagi perusahaan manufaktur, otomasi sama dengan perjuangan untuk tetap hidup.
Ada tiga tingkat otomasi yang mungkin; pabrik dengan satu alat (stand-alone pieces of equipment), pabik sel (sell), dan pabrik yang terintegrasi penuh (copmpletely integrated factory). Namun, sebelum perusahaan mencapai tingkat otomasi, mereka harus melakukan apa saja yang dapat dilakukan untuk menghasilkan proses manufakturnya. Pengalaman menunjukkan bahwa 80 persen manfaat dari pabrik yang terintegrasi penuh dapat dicapai dengan mudah melalui aplikasi sistem manufaktur JIT.
Jika otomasi diterima, itu artinya instalasi sistem manufaktur teritegrasi dengan komputer (computer integrated manufacturing/CIM). CIM mengaplikasikan beberapa kemampuan berikut: (1) produk dirancang melalui pemanfaatan sistem rancangan komputer (computer-assisted design-CAD); (2) rancangan diuji dengan menggunakan sistem rekayasa komputer, (computer assisted engineering-CAE)’ (3) Produk dibuat dengan menggunakan sistem (computer – assisted manufacturing-CAM), (CAM menggunakan mesin dan robot yang dikendalikan komputer), dan (4) sistem informasi yang menghubungkan berbagai macam komponen terotonasi.
Salah satu ciri khusus CAM adalah sistem manufaktur yang fleksibel. Sistem manufaktur yang fleksibel adalah sistem yang mampu membuat produk yang dimulai dan diakhiri dengan menggunakan robot serta alat-alat otomatis yang dikendalikan oleh komputer mainframe. Kemampuan menghasilkan berbagai produk yang sama ini merupakan suatu keunggulan.
Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa
Dalam era deregulasi, banyak isu yang dihadapi indusrti manufaktur mulai muncul pada sektor jasa; kualitas, produktivitas, efisiensi biaya, kepuasan pelanggan, dan persaingan berdasarkan waktu. Isu-isu persaingan ini membuat manajer perusahaan jasa lebih sadar terhadap kebutuhan akan pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktivitas yang lebih baik, sektor jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi akuntansi manajemen.
Isu utama dari trend sektor jasa adalah kebutuhan akan meningkatnya kesadaran terhadap kegunaan akuntansi manajemen. Pemenuhan tujuan ini dapat dicapai melalui ilustrasi aplikabilitas (applicability) dari konsep akuntansi manajemen pada pengaturan berbasis jasa. Lagi pula, karakteristik unik dari perusahaan jasa menuntut kita agar mengembangkan dan mengadaptasi teknik-teknik akuntansi manajemen atas kondisi khusus mereka.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah menyebabkan berkembangnya konsep manajemen berdasarkan aktivitas (ABM). ABM adalah suatu sistem yang luas, pendekatan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktivtas (ABC) dan analisis nilai proses. ABC meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena pertama-tama melakukan penelusuran biaya aktivitas dan kemudian biaya produk atau pelanggan yang mengkonsumsi berbagai aktivitas tersebut. Analisis nilai proses, dilain pihak mengutamakan analisis aktivitas tersebut. Analisis nilai proses, di lain pihak, mengutamakan analisis aktivitas, mencoba menentukan bagaimana aktivitas dilakukan dan bagaimana hasil dari aktivitas, mencoba menentukan bagaimana aktivitas dilakukan dan bagaimana hasil dari aktivitas tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan cara – cara melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan menghilangkan apabila tidak terciptakan nilai pelanggan. Peter Drucker, guru manajemen yang dikagumi secara internasional, menyatakan betapa pentingnya ABC atau kalkulasi biaya berdasarkan – aktivitas (manajemen);
Akuntansi biaya tradisional dalam manufaktur tidak mencatat biaya nonproduksi seperti biaya akibat kegagalan mutu, atau mesin yang rusak, atau bahan baku yang habis. Padahal biaya yang tidak dicatat dan tidak dikendalikan oleh pabrik mungkin sebesar biaya-biaya yang dicatat oleh akuntansi tradisional. Sebaliknya, metode akuntansi biaya bari yang berkembang pada 10 tahun terakhir-disebut akuntansi berdasarkan aktivitas, mencatat semua biaya. Dan merode ini menghubungkan biaya-biaya tersebut, sedangkan akuntansi tradisional tidak dengan nilai tambah. Dalam 10 tahun yang akan datang, ABC seharusnya sudah digunakan secara luas dan kemudian kita akan memiliki pengendalian operasional dalam manufaktur
Sumbernya boleh tahu darimana saja?
ReplyDelete