Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Online salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui pemetaan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan di Indonesia. Hal ini akibat tidak adanya kontrol langsung dari pemerintah pusat atas tenaga guru, kurang akuntabelnya laporan pemerintah daerah tentang kompetensi guru didaerahnya.
Padahal untuk mengetahui pemetaan kompetensi guru, sarana atau wadah yang paling tepat adalah melalui pelatihan-pelatihan. Hari ini frekuensi pelatihan bagi guru sangat kurang, bahkan dibeberapa daerah justru tidak pernah sama sekali mengadakan pelatihan untuk guru.
Keuntungan lain yang diperoleh oleh guru yang mengikuti pelatihan adalah dapat menambah wawasan baru terutama kaitannya dengan model dan metode pembelajaran, bagaimana mencapai tujuan pembelajaran dan bagaimana cara melaksanakan pengayaan bagi siswa yang belum tuntas dan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa. Semua dapat diseragamkan melalui pelatihan yang dilaksanakan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pemerintah harus pula menyadari bahwa jumlah guru senior semakin lama semakin berkurang, dan yang ada sekarang adalah guru-guru junior yang belum pasti dapat memahami sistem pembelajaran yang baik dan benar, guru yang hanya mengandalkan ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya selama kuliah dan guru yang masih perlu mendapatkan bimbingan dari para guru senior.
Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum terutama kurikulum 2013. Bahkan ada guru yang sempat mengatakan “makhluk seperti apakah kurikulum 2013?”, artinya masih banyak guru yang hanya tahu mengajar dan menyajikan materinya tanpa memahami tujuan kurikulum yang diharapkan sehingga jangan pernah salahkan guru apabila ada stigma yang menyatakan walaupun kurikulum berganti tetapi materinya tetap itu-itu saja.
Harapan guru sebenarnya bukan mengganti kurikulumnya tetapi bagaimana cara pemerintah untuk memperkaya konten-konten materi yang disajikan. Pokok-pokok bahasan harus direvisi kembali untuk disesuaikan dengan kebutuhan abad 21 atau tujuan yang diharapkan melalui kurikulum tersebut. Kemudian pemerintah harus kembali meningkatkan frekuensi pelatihan bagi guru-guru pemula, menyediakan bahan ajar bagi guru terutama guru-guru yang bertugas didaerah pedesaan dan daerah-daerah terpencil. Mendorong guru untuk terus melakukan penelitian-penelitian atas masalah yang dihadapi dikelasnya atau bahkan disekolahnya.
Belum ada tanggapan untuk "Kurangnya Pelatihan Guru Menyebabkan Kualitas Pendidikan Indonesia Menurun"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung