Sebelum menjadi Jerman yang kita kenal sekarang, Jerman pernah terbagi atas dua bagian yakni Jerman Barat dan Jerman Timur. Ini terjadi karena adanya pemisah kedua wilayah tersebut, tembok Berlin namanya, tembok ini berdiri di kota Berlin.
Kehidupan masyarakat Jerman pada waktu itu dipengaruhi oleh dua faham yakni komunis dan liberal. Kebangkitan Jerman dimulai dari runtuhnya tembok Berlin, semua perbedaan menjadi satu dibawah bendera Jerman. Bersatunya Jerman berdampak pada kemajuan negara Jerman itu sendiri. Negara Jerman menjadi salah satu negara maju di dunia.
Berdasarkan pengalaman dari negara Jerman ini, hikmah yang dapat dijadikan pelajaran adalah ternyata perbedaan tidak dapat membawa kemajuan suatu negara atau bangsa. Indahnya perbedaan sebagai bagian dari proses demokrasi merupakan penyakit yang harus di evaluasi kembali. Pengalaman telah mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada negara manapun di dunia yang bisa maju dalam segala hal bila menerapkan demokrasi secara utuh dan menyeluruh. Negara demokrasi identik dengan kegaduhan politik, hukum dan agama. Kekuasaan dikendalikan oleh suatu kekuatan yang menguasai ekonomi negara. Semua perangkat negara menjadi alat untuk mencapai tujuan kelompok tertentu, informasi yang diterima oleh masyarakat di kemas agar tercipta opini masyarakat demi memuluskan dan memperkuat kekuasaan.
Perbedaan merupakan simbol kelemahan, guna mencapai tujuan kunci utamanya adalah persatuan dan kesatuan, selalu mempersempit ruang gerak perbedaan dan menerapkan pengawasan yang melekat terhadap informasi.
Dalam hal ini, pemerintah dituntut untuk dapat menguasai semua aspek kehidupan, demokrasi harus tetap dibawah kendali pemerintah, kekuatan-kekuatan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus diatur oleh negara agar tercipta keadilan, ketentraman, kesejahteraan dan keamanan.
Segala potensi dan kapasitas diarahkan untuk kemakmuran rakyat, tidak memberikan kesempatan kepada kelompok tertentu untuk menguasainya secara penuh.
Negara yang pemerintahannya lahir dari proses politik banyak dipengaruhi oleh kepentingan kelompok. Program-program pemerintah disusun berdasarkan kesepakatan bukan kebutuhan masyarakat sekarang dan di masa datang.
Politik di negara demokrasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga hanya kelompok yang memiliki dana besar yang bisa berpartisipasi, sementara disisi lain untuk memahami segala kebutuhan masyarakat hanyalah kelompok ekonomi lemah yang mampu mengidentifikasi kebutuhannya. Inilah yang tidak dimiliki oleh negara demokrasi penuh.
Memandang keterbatasan tersebut, maka negara-negara maju belum menerapkan demokrasi secara penuh dalam sistem ketatanegaraannya. Mereka mengerti bahwa kegaduhan politik dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan, merekapun paham bahwa demokrasi secara penuh hanya akan memperlebar perbedaan. Sementara perbedaan merupakan penghalang untuk mencapai tujuan. Kita semua tahu bahwa bekerja dalam satu tim tidak boleh ada perbedaan, kesatuan tim syarat utama mencapai tujuan dibentuknya tim tersebut. Negara adalah satu kesatuan tim, maka tidak boleh ada perbedaan minimal ruang gerak perbedaan dipersempit semaksimal mungkin.
Belum ada tanggapan untuk "Pelajaran dari runtuhnya tembok Berlin"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung