Kalau melihat gejala prilaku manusia saat ini, dimana kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia perlu dipertimbangkan. Mengapa demikian?
Mulia artinya suci, kesucian bisa diperoleh melalui menjaga prilaku dan perbuatan agar tidak melanggar aturan agama dan hukum yang berlaku, dalam bertindak selalu mengikuti adab, norma dan kaidah-kaidah kehidupan bermasyarakat. Demikianlah baru bisa kita disebut hidup normal.
Namun apabila memperhatikan kondisi masyarakat saat ini, kita semakin jauh dari hidup normal. Agama mulai dipersoalkan, agama dikarantina menjadi hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan dalam hal ibadah atau sembahyang, padahal agama mengatur semua tentang hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.
Bagaimana dengan persoalan hukum? Hukum menjadi alat untuk mempertahankan kepentingan, hukum telah mengalami perubahan telaah sehingga jangan heran apabila para pakar hukum saling bertentangan memahami makna hukum itu sendiri.
Bidang lainnya pun demikian, ketika ada kesempatan maka prosedur dilanggar. Hilanglah hati nurani kita, misalnya mengurus administrasi tertentu yang diperhatikan duluan adalah kerabat atau temankah dia? Yang menyenangkan yang lebih diprioritaskan. Maka timbullah persaingan yang tidak sehat, segala cara dilakukan, yang baik-baik semakin tersingkir. Apakah demikian bisa disebut dengan hidup normal? Apakah demikian cara hidup normal yang diajarkan?
Walaupun fenomena di atas terjadi di masyarakat secara luas bahkan kita sendiri mungkin menjadi bagian darinya, tetaplah menganggap bahwa itu masih dalam tataran hidup normal. Inilah kekeliruan yang telah mengaburkan pengertian hidup normal yang sebenarnya, akibatnya terdapat banyak pertentangan di masyarakat, pedoman dan tuntunan hidup bermasyarakat dan bersosial tidak dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya karena kebanyakan kita lebih baik mengikuti kesepakatan yang katanya baik dan dapat diterima.
Kalaulah kita menerapkan hidup normal yang sebenarnya, maka kebahagiaan, ketenangan, kenyamanan dan ketentraman dapat terwujud. Masing-masing orang mengikuti pedoman dan aturan yang sama, masing-masing orang satu dalam persepsi dan asumsi mengenai kebenaran dan kebaikan maupun kesalahan dan keburukan. Hubungan manusia dan manusia serta manusia dan alam semakin mengarah kepada hubungan yang saling menguntungkan, maka terciptalah kehidupan normal yang sebenarnya didambakan oleh semua orang. Kapankah kita mau memulainya?
Belum ada tanggapan untuk "Masihkah kita hidup normal?"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung