Malam ini saya menyaksikan salah satu siaran TV tentang animal, anda pasti sudah tahu TV mana yang sangat konsisten menyiarkan kehidupan binatang di seluruh dunia. Yang jelasnya bukan TV nasional karena mereka lagi sibuk dengan urusan politik, mudik, dan hukum.
Dalam suatu acara yakni ILC yang dipandu bung Karni Ilyas yang saya kagumi, saya pernah mendengar pernyataan salah seorang pemimpin negara. Beliau menyatakan bahwa hanya orang Indonesialah yang mengenal Indonesia, sejujurnya saya sangat sepakat dengan pernyataan beliau, karena kitalah yang lebih tahu tentang Indonesia baik budaya, adat, hukum, politik, karakter, kepribadian dan sebagainya. Begitulah seharusnya, orang luar harus belajar dari kita apabila mereka ingin mengetahui tentang Indonesia.
Bagaimana dengan kenyataannya?
Anda tahu sendirilah, bagaimana dengan sumber daya alam kita, bagaimana dengan ekonomi kita, bagaimana dengan aspek-aspek lainnya. Sepertinya kita tidak mengenal Indonesia, betapa tidak. Baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya, semuanya dikuasi orang asing, bukan orang Indonesia. Malam ini saya semakin yakin bahwa kita masyarakat Indonesia hanya numpang hidup dinegeri yang bernama Indonesia, negeri yang berjuluk seribu pulau, negeri yang seringkali disebut dengan nusantara dan sebagainya.
Misalnya, binatang yang bernama Orang utan. Orang Utan adalah binatang kebanggaan bangsa Indonesia, lebih tepatnya kehidupan mereka ada di Kalimantan. Kebanggaan ini tentunya tidak dimiliki oleh bangsa lain walaupun memiliki kawasan hutan yang terjaga kelestariannya. Ya.. itulah Indonesia, terdapat aneka ragam budaya, aneka ragam sumber daya termasuk ribuan spesies binatang.
Acara yang saya saksikan malam ini, dari awal sampai akhir, tidak satupun menampilkan wajah orang-orang Indonesia, semuanya adalah orang luar negeri. Mereka sangat mengenal gerak gerik orang utan, mereka tahu dimana harus menanti kemunculannya, mereka tahu jumlahnya, mereka tahu kebiasaannya, yang jelasnya mereka sangat paham dengan orang utan. Bahkan mereka pun sudah memberi nama pada masing-masing orang utan, kemanapun orang utan muncul, mereka langsung tahu bahwa yang muncul itu bernama si anu.
Kok bisa demikian?
Inilah yang terjadi di Indonesia, pakar hewan sekalipun sibuk dengan urusan politik, walaupun mereka berbicara tentang aneka hewan yang ada di Indonesia tetapi mereka hanya mengutip sumber, tidak pernah menjadi sumber. Artinya kehebatan mereka hanya di atas meja, dalam ruangan yang ber AC, ditemani televisi dan sejumlah buku-buku tentang hewan.
Mereka mungkin tidak menerima pendapat saya ini, namun ketahuilah bawah di sejumlah tempat di Indonesia, yang menjadi peneliti hewan tidak lain adalah orang luar negeri. Orang Indonesia hanya membantu mengangkat barang-barang bawaannya, apakah kita masih bangga dengan mengatakan bahwa kita lebih tahu dari orang luar?
Ya. .. kalau itu urusan partai politik, korupsi dan nepotisme, bahkan sandiwara politik, para pemimpin kita lebih tahu, yang lainnya, kita adalah orang asing di negeri sendiri. Hal-hal kecil yang menjadi kebanggan Indonesia, tidak pernah mendapat perhatian serius. Yang memelopori pelestarian alam guna spesies kebanggaan yang ada di wilayah Indonesia tetap lestari atau tidak punah justru orang asing. Tidakkah kita malu?
Mengaku orang Indonesia, tetapi tidak pernah mengenal Indonesia.
Belum ada tanggapan untuk "Orang utan berbudaya barat"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung