Terlalu sederhana untuk dipahami, namun kesederhanaan menjebak kita kepada kealpaan memahami dan mengerti arti hidup itu sendiri. Perjalananku menuju tujuan menghadapi berbagai rintangan, ketika ku tersadar barulah aku kaget karena ternyata negeriku tidak ku kenal lagi.
Rasa mengantuk mengalahkan alam sadarku maka akupun tertidur. Pada saat terbangun entah hanya mimpi atau dalam keadaan sadar, tampak hal baru didepan mata. Jalanan yang dulunya sepi kini begitu ramai, ada wajah lelah, lesuh, ada pula yang sedih, tidak ada kegembiraan seperti yang dijanjikan. Ditangan mereka terselip koran harian kota, menariknya! Lembaran-lembaran berita dijadikan alas duduk, sedangkan yang di pertahankan hanyalah yang berisi tentang lowongan kerja. Kenapa bang? Habis saya di PHK! Jawab salah seorang dari sekian banyak yang kebetulan bernasib sama dengan orang di depanku.
Ketika aku tiba di persimpangan jalan, aku pun bingung dengan papan penunjuk jalan, banyak nama jalan yang mendadak berubah, belum lama terpasang sudah di ganti lagi, katanya sulit di hafal sehingga menurunkan kepercayaan orang untuk membuka bisnis di lokasi itu. Perubahan itu tentunya kembali merubah papan-papan nama yang terdapat di daerah itu. Saya yang memiliki daya ingat rendah semakin kesulitan walaupun itu adalah negeriku sendiri.
Semakin jauh aku melangkah semakin aku merasa ini bukan negeriku, negeri dimana aku dilahirkan, dibesarkan, negeri yang telah memenuhi catatan harianku dengan sederet daftar kenangan terindah. Negeri yang rakyatnya sangat ramah, beradab, tidak ingkar janji, negeri yang sangat mencintai rakyat kecil, negeri yang berani berkorban dengan menjamin kebutuhan rakyatnya dengan harga murah tetapi tetap mengedepankan mutu dan kualitas.
Agar perjalananku tidak tersesat maka akupun bertanya pada orang-orang yang kutemui. Melalui mereka aku semakin yakin bahwa aku kembali tertidur. Entah karena hari sebelumnya terlalu bekerja keras menguras tenaga dan energi sehingga rasa mengantukku melupakan semua daya ingatku atau karena aku kini terlalu berharap untuk bekerja keras melebihi hari sebelumnya, melebihi kemampuanku sehingga aku hanya bisa berkata aku mau kerja tetapi bingung mau mengerjakan apa. Semoga aku hanya menyalahkan diriku sendiri, karena aku sadar bahwa ini adalah perjalananku, bukan perjalanan orang lain, ini adalah kemauanku bukan karena terpaksa atau di paksa, ini adalah tanggung jawabku maka aku harus buktikan tiap-tiap kata hatiku yang manis.
Tiba-tiba aku dicegat oleh orang-orang yang berwajah kebencian dan permusuhan. Aku digeledah, aku diperiksa kemudian akupun ditahannya, aku disangkakan dengan berbagai macam tuduhan. Kini akupun merasa kenyamananku dan kebebasanku telah dirampas, apakah ini cara agar aku kembali mengingat masa laluku ataukah agar aku tidur saja membiarkan diriku terus melaju menuju tujuanku? Tiba-tiba aku terbangun kembali, ternyata cuma mimpi saja.
Aku bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha esa. Kuraih remot televisi, hendak berniat nonton berita, aku kagum menyaksikan reporter dan presenter mengulas informasi dengan lengkap. Tidak ada keraguan yang terpancar dari wajahnya, berita yang di suguhkan disertai dengan fakta-fakta yang akurat sehingga meyakinkan bagi kita akan kebenaran informasi itu. Pada babak berikutnya, ada yang mendebat informasi tadi, diulasnya dengan cara dan pandangan yang baru, berusaha mengaulir informasi pertama. Aku menjadi terdiam, aku kagum karena keberanian mereka menyebar berita bohong, walaupun diantara berita itu ada benarnya namun tampaknya mereka menikmati perdebatan itu.
Berita berikutnya membuat aku tercengang, para pejabat saling berdebat di bawah pimpinan yang sama, sepertinya negara kehilangan komando. Ada lagi pejabat berlagak preman, berkelahi di ruang sidang. Kalau benar mereka bekerja untuk rakyat, mengapa harus adu jotos? Rakyat hanya meminta kenyamanan, keamanan, harga murah, dan semua kebuhan pokok tersedia serta terjangkau. Benarkah mereka bekerja untuk rakyat?
Perjalananku masih jauh, masih banyak pemandangan yang akan kutemui, masih banyak bagian-bagian dari negeriku yang hilang dari dalam ingatanku. Semoga kedepan aku bisa merajut kembali masa laluku dan melukis wajah masa depanku dengan sebaik-baiknya.
Belum ada tanggapan untuk "Ketika aku bangun dari tidur, dimanakah aku?"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung