Sinetron menjadi program unggulan hiburan rumah tangga. Stasiun televisi yang hanya mengejar rating, mengandalkan sinetron untuk menaikkan rattingnya. Memperhatikan fenomena ini, dapatlah diwaspadai bahwa sinetron akan menjadi alat untuk melakukan program cuci otak yang paling efektif.
Indikasi ini sudah mulai terlihat dari muatan setiap sinetron, konsep materialistik sangat kental, umumnya menonjolkan konflik perebutan harta yang diperindah dengan percintaan. Memang banyak sinetron, pemeran utamanya memakai hijab tetapi selalu dibalut dengan kemewahan, inilah yang saya katakan program cuci otak neolib.
Sadar atau tidak selalu saja ada pesan neolib melekat setiap sinetron. Dampaknya sudah mulai terasa, sifat emansipasi, gotong royong, toleransi, budaya, bahkan agama sudah mulai tergantikan oleh kebebasan ala neolib. Materi sudah menjadi ukuran strata di masyarakat, yang kaya lebih dihormati, orang berakhlak menjadi musuh utama karena menjadi penghalang kebebasan bertindak.
Mereka menyadari bahwa ada waktu-waktu tertentu untuk melakukan program ini. Waktu yang dipilih adalah waktu dimana kesempatan berkumpulnya keluarga, waktu tersebut berkisar selepas magrib.
Selain itu, ada program pembodohan, banyak sinetron justru memperlihatkan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan adab dan moral, beberapa sinetron mengambil seting dunia pendidikan tetapi pesan yang disampaikan jauh dari unsur pendidikan. Jika disekolah, tata tertib menjadi pedoman bagi semua siswa, sinetron banyak yang melabrak unsur tersebut dengan alasan agar lebih menarik dan digemari oleh penonton.
Skenario adalah alur cerita, skenario adalah roh dan jantung sinetron. Skenario sinetron saat ini tidak berdasarkan fakta dan kenyataan, tidak mengandung pesan kebaikan yang berlandaskan agama. Kita ambil contoh; banyak adegan-adegan yang mempertontonkan seorang istri berani melawan dan mengatur suaminya. Dalam agama, perbuatan ini sangat dilarang, bagi penganut kebebasan seperti kaum neolib, tidak mempersoalkan ini karena adanya persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, padahal yang sebenarnya bukan masalah hak dan kewajiban, bukan pula masalah persamaan melainkan masalah adab perkawinan. Inilah yang tidak dipahami oleh kaum neolib, atau mungkin mereka paham tetapi atasnama kebebasan dan kemerdekaan individu sehingga adab berumahtangga dikesampingkan.
Penghancuran generasi bisa dikatakan mengadopsi operasi "senyap" ala tentara. Tanpa kita sadari, kita sudah jauh terjerumus kedalam perencanaan yang sebenarnya sudah lama dilaksanakan secara hati-hati, terencana dan terprogram. Ketika kita sadar, semuanya sudah dalam kendali mereka, tidak ada yang mampu melepaskan diri dari sistem ini. Kalau saya contohkan, kita ini bagaikan katak yang di masak, mula-mula dengan air dingin, kemudian lama-lama jadi hangat sampai pada waktu tertentu air itu sudah mendidih. Mau keluar sudah terlambat, itulah kondisi kita dikemudian hari.
Olehnya itu, sebelum kaum neolib berkuasa penuh atas negara kita maka propaganda mereka harus secepatnya dihentikan. Jangan beri ruang kepada mereka untuk menanamkan pengaruhnya di bumi pertiwi ini. Turki sudah menjadi pelajaran berharga, dimana mereka terjajah di tanah airnya sendiri. Secara umum belum ada satu negara pun didunia yang berhasil dalam semua segi dengan menerapkan prinsip-prinsip neolib. Negara Barat sebagai moyangnya neolib tidak pernah secara penuh menerapkan hasil-hasil pemikiran kaum neolib, mereka menyadari bahwa sebuah negara harus memiliki kepribadian pada semua aspek kehidupan. Karena inilah landasan riil sebuah negara jika ingin membawa rakyatnya kepada kemakmuran.
Belum ada tanggapan untuk "Waspadai program cuci otak melalui penayangan sinetron"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung