Remaja merupakan sebuah fase dimana seseorang akan mengalami peralihan dan perubahan tahap baik dari segi emosi, tubuh, minat, perilaku dan juga masalah lainnya. Seorang remaja akan sering mengalami masalah terkait dengan psikososial yakni masalah psikis (kejiwaan) yang dapat muncul sebagai akibat adanya perubahan sosial.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah remaja di dunia ini merupakan seperlima dari total jumlah penduduk dunia atau sekitar 1,3 milyar populasi pada tahun 2007. Indonesia sendiri memiliki jumlah penduduk yang merupakan remaja sebesar 42,4 juta berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia.
Besarnya jumlah remaja di Indonesia makin menambah besarnya jumlah permasalahan yang ditimbulkan oleh remaja sebagai akibat dari kompleksnya permasalahan pada masa transisi remaja. Adanya peningkatan dorongan seksual dan perubahan yang alami terjadi pada masa remaja terkadang menimbulkan masalah yang cukup serius. Banyaknya remaja yang terlibat dalam aktivitas seksual sering ditimbulkan sebagai akibat dari sikap permisif, eksperimentasi seksual, dan minimnya informasi yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual sehinggaseringkali menimbulkan ancaman terhadap kesehatan reproduksi dan perilaku seksual yang beresiko pada remaja.
Beberapa wilayah lain di Indonesia seperti Surabaya sekitar 54% remaja wanita lajang telah kehilangan keperawanannya kemudian di Bandung 47% dan Medan sebanyak 52%. Angka-angka tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan oleh BKKBN selama kurun waktu tahun 2010. Besarnya angka seks pranikah yang terjadi di kalangan remaja di Indonesia menjadi sebuah ancaman yang cukup serius dan dapat menyebabkan kehancuran moral bangsa.
Hasil survei yang dilakukan secara umum dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) pada 12 provinsi di Indonesia pada tahun 2007, khususnya pada kotakota besar menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan dimana 93,7 % anak SMP dan SMU telah melakukan petting (menempelkan alat kelamin), ciuman, dan oral seks (seks melalui mulut), 62, 7% anak SMP sudah tidak perawan, 21,2 % remaja SMA telah melakukan aborsi dan sekitar 97 % pelajar SMP maupun SMA sering menonton film porno.
Berdasarkan data dari hasil-hasil penelitian tentang perilaku menyimpang remaja mendorong kita untuk melakukan terobosan-terobosan radikal untuk melindungi generasi muda Indonesia dimasa yang akan datang
Pustaka
Lucin, Y. 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Seks Pranikah terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) pada Remaja di Kota Palangkaraya. Diperoleh dari http://etd.ugm.ac.id/index.php? mod= penelitian_detail& sub=Penelitian Detail&act= view&typ=html&buku_id=58040&obyek_id=4. Diakses pada 31 Januari 2013.
BKKBN. 2011. Seks Pranikah di Kota Besar. Diperoleh dari : http : //kepri.bkkbn. Dhira, 2010. Seks Bebas pada Kalangan Remaja. Diperoleh dari: http://student go.id /Lists /Artikel/ Disp Form. aspx? ID =130 &Content Type Id =0x01003 DCABABC 04B7084595DA 364423DE7897.html. Diakses pada 31 Januari 2013.
Rahman, W,H, dkk, 2012. Gambaran Perilaku Seks Bebas pada Remaja. Diperoleh dari : http://eprints.uns.ac.id/126/1/167090309201010411.pdf. Diakses pada 01 Juni 2013.
Belum ada tanggapan untuk "Dampak Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung