Untuk dapat lebih mengetahui perkembangan penelitian di bidang permainan tradisional serta hasil yang pernah diperoleh pada penelitian sebelumnya maka digunakan kajian terdahulu seperti Iswinarti (2010) yang meneliti permainan Engklek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data melaui observasi dan wawancara kepada anak-anak yang diminta bermain engklek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai terapiutik yang terkandung dalam permainan tradisional Engklek meliputi:
- Nilai sebagai alat deteksi untuk mengetahui anak yang mempunyai masalah.
- Nilai untuk perkembangan fisik yang baik.
- Nilai untuk kesehatan mental yang baik,
- Nilai problem solving,
- Nilai sosial. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif interpretatif.terhadap prosedur permainan Engklek, data hasil observasi dan wawancara, serta hasil FGD.
Penelitian lainnya dapat dilihat dari Muhammad Ziad Ananta (2011) yang meneliti permainan modern. Tipe Penelitiannya kualitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi, dan wawancara. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa ternyata banyak anak-anak yang lebih memilih memainkan permainan modern daripada permainan tradisional seperti Point Blank, Poker, City Ville, Ayo Dance, dan Playstation. Hal ini tidak dapat terelakkan karana semakin canggihnya teknologi dan kehausan anak alam memperoleh pengetahuan dan tantangan baru yang didapat dalam permainan modern game-game modern.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Lastriyana Yunandita (2011), lebih tertarik meneliti Pola Komunikasi Dalam Pelestarian Kampung Adat Suku Naga. Dengan tipe penelitian kualitatif dangan teknik pengumpulan data observasi, wawancara. Hasil penelitian untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi yang terjalin di Kampung Adat Suku Naga.
Pengertian Permainan
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. Banyak permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara beramai-ramai dengan teman-teman mereka di halaman atau di teras rumah. Mereka berkelompok, berlarian, atau duduk melingkar memainkan salah satu permainan dan
tercipta keakraban.
Menurut Asianbrain (2008), jika semua orang tua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf atau neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan.
Jenis Permainan
Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan. Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut.
- Permainan Olah Raga (Sport). Bagi orang dewasa, olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsure partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan inestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu.
- Permainan Perkelahian (body contact). Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.
Berdasarkan sifatnya permainan terdiri dari Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan pasif ini hendaknya dilakukan dengan seimbang.
- Permainan Aktif. Kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk berlari / membuat suatu dengan lilin/ cat. Anak-anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati remaja dan mempunyai tanggung jawab lebih berat dari rumah dan sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan dan perubahan tubuh.
- Permainan Pasif. Bermain fasif atau hiburan kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Permainan menghabiskan sedikit energi. Anak yang menikmati temannya bermain, memandang orang atau hewan ditelevisi, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain tanpa mengluarkan tenaga, tetapi kesenangannya hampir seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah besar tenaganya ditempat olah raga atau tempat bermain.
Foklor Dan Permainan Tradisional
Foklor adalah bagian dari kebudayaan dari berbagai kolektif di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, yang disebarkan turun-temurun di antara kolektifkolektif yang bersangkutan, baik dalam bentuk lisan, maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat/mnemonic devices (Danandjaya, 1986). Foklor dapat berupa bahasa rakyat, ungkapan tradisional, teka-teki, cerita rakyat, nyanyian rakyat, permainan rakyat, teater rakyat, kepercayaan rakyat, arsitektur rakyat, musik rakyat, dan sebagainya. Permainan rakyat seringkali juga disebut sebagai permainan tradisional.
Bishop & Curtis (2005) mendefinisikan permainan tradisional sebagai permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan permainan tersebut mengandung nilai “baik”, “positif”, “bernilai”, dan “diinginkan”. Ada konsensus bahwa permainan tradisional merujuk pada aktivitas-aktivitas seperti hopscotch (konclong), permainan kelereng, lompat tali, permainan karet, dan sebagainya.
Namun sebetulnya beberapa permainan seperti lelucon praktis, ritus iniasi, pemberian nama julukan, dan sebagainya juga merupakan permainan tradisional selama permainan tersebut memiliki sejarah yang panjang dan terdokumentasi. Selanjutnya Bishop & Curtis (2005) mengklasifikasikan tradisitradisi bermain menjadi tiga kelompok, yaitu permainan yang syarat dengan muatan verbal, permainan yang sarat dengan muatan imaginatif, dan permainan yang sarat dengan muatan fisik. Adapun permainan tradisional yang akan dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah permainan tradisional yang mengandung unsur aturan dan melibatkan lebih dari satu orang (Bishop, J.C. & Curtis, M. (2005).
Sedangkan menurut Atik Soepandi, Skar dan kawan-kawan (1985-1986), yang disebut permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional ialah segala apa yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
Peran Permainan Tradisional
Permainan Tradisional yang ada di berbagai belahan nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :
Aspek motorik : Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.
Aspek kognitif: Mengembangkan imaginasi, kreatifitas, problem solving, strategi, antisipatif, pemahaman konstekstual. Aspek emosi: Kontrol emosi, ,mengasah empati, pengendalian diri. Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai.
Aspek sosial : Menjalin relasi, kerja sama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih perab dengan orang yang lebih dewas/masyarakat.
Aspek spriritual : Menyadari keterhubungan dengan sesuatu bersifat Agung.Aspek ekologis : Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana. Aspek nilai-nilai/moral : Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian, Jenis, Makna, Peran dan Foklor Permainan Tradisional"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung