Sebenarnya apa yang memotivasi anda bercermin? Apakah hanya karena ingin melihat kesempurnaan penampilan anda? Apakah hanya ingin melihat wajah anda? Ataukah ada hal lainnya? Bercermin pada prinsipnya mengajarkan kita pada nilai-nilai kejujuran. Apa yang tampak di cermin bukan hasil dari rekayasa atau editan tetapi sesuatu yang nyata dan sebenarnya.
Seberapa besar upaya anda merias diri, tetaplah yang tampak di cermin adalah diri anda bukan wujud lainnya. Cermin akan berkata jujur, tidak dilebihkan dan tidak pula dikurangkan. Walaupun demikian, manusia dari latar belakang manapun dan karakter apapun yang dimiliki pasti akan menerima kata-kata bisu dari cermin termasuk ketika menampilkan wajah paling jelek sekalipun. Dan yang pasti pula adalah tidak ada seorang pun yang benci pada cermin atau berpaling dari cermin, semua orang butuh cermin, mengapa demikian? Karena cermin selalu berkata jujur.
Marilah kita belajar dari cermin, memang banyak orang berusaha menjauh dari orang yang jujur tetapi ketahuilah bahwa setiap orang membutuhkan kehadiran orang jujur. Saat ini kejujuran menjadi barang langka, sangat sulit menemukan orang jujur. Apalagi ada anggapan yang menyatakan bahwa jika ingin sukses maka bumbui hidup anda dengan kebohongan, kenyataannya memang demikian, pernahkah anda memberi pujian kepada orang lain? Ataukah menerima pujian dari orang lain? Pujian merupakan salah satu bentuk kebohongan.
Lawan pujian tentu saja adalah kritikan, hanya orang yang berjiwa besar yang siap menerima kritikan dan jumlah orang ini sangat sedikit. Tetapi sebenarnya mereka yang tidak siap dengan kritikan pasti mengharapkan kehadiran orang-orang jujur, ibarat cermin tadi, seburuk apapun yang tampak pada cermin tetap akan diterimanya sebagai suatu realitas.
Inilah yang dipegang teguh oleh salah seorang teman saya yang kini telah sukses. Menurutnya, orang jujur pasti dekat dengan orang sukses, mereka paham bahwa orang jujur komitmen pada kejujurannya menyampaikan hal yang sebenarnya terjadi, itulah sebabnya orang jujur selalu ditempatkan pada posisi penting misalnya sebagai pengelola keuangan.
Sebaliknya, anda tidak akan pernah mendapatkan keuntungan dari seorang pembohong, orang yang selalu menyampaikan pujian dengan harapan akan disukai. Hidupnya seorang pembohong bagaikan terkekang dalam suatu ikatan yang sangat rumit, kenyamanan dan kebahagiaan yang dilihat banyak orang hanyalah sebuah sandiwara untuk menutupi derita yang dialaminya.
Jika anda sebagai pemimpin suatu perusahaan atau organisasi, kepada siapa anda percayakan pengelolaan keuangan? Tentunya hanyalah kepada orang yang jujur. Bagaimana jika di dalam lingkungan kerja anda tidak menemukan orang jujur? Pasti anda akan berusaha mencari orang yang jujur. Dalam kondisi inilah orang jujur akan memperoleh “lompatan karir”, yang awalnya hanya sebagai staf biasa atau bahkan pengangguran, namun karena sikap jujur yang dimiliki sehingga melewati “jalan tol”, langsung menduduki posisi tertentu tanpa harus melewati tahap penjenjangan karir.
Sederhana bukan? Tetapi sudah banyak yang berhasil meraih sukses karena cara ini termasuk teman saya. Jadi kalau sikap anda selalu mengedepankan kejujuran maka pertahankanlah karena tinggal menunggu waktu, “jalan tol” tersebut akan menjadi jalan anda. Bagi yang selama ini hanya mengandalkan pujian, maka belajarkan diri anda untuk selalu bersikap jujur.
Mau bukti lain? Lihatlah berapa banyak produk baru yang tiba-tiba laris, kemudian tenggelam tanpa diketahui rimbanya atau perkembangannya. Kesalahannya dimana? Kesalahannya ada pada bahasa promosi tidak sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan tersebut. Lihatlah pula produk-produk yang sampai hari ini bertahan walaupun harganya mahal, kemenangan produk ini terletak pada kejujurannya, kualitas dan bahasa promosi sejalan bahkan apresiasi konsumen terhadap kualitas produk lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa promosi yang disampaikan.
Artinya, kejujuran walaupun terasa sakit tidak akan pernah mampu dilawan dengan kebohongan termasuk pujian. Jangan takut anda dijauhi dalam pergaulan atau dikeluarkan dalam sebuah tim kerja, tetapi yakinlah anda akan dibutuhkan pada saatnya nanti. Inilah kemenangan orang jujur, tidak perlu bersusah payah, bekerja dari awal utamanya dalam merintis karir, tempat anda sudah tersedia, hanya waktulah yang akan berbicara untuk menempati tempat tersebut.
Belum ada tanggapan untuk "Teman saya sukses karena ini “Belajar dari cermin”"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung