Kalau Indonesia saat ini sedang dirundung masalah janganlah heran karena wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah perairan. Indonesia sedang mendidih ditengah panasnya bumi tepat di atas kompor alam yang disebut jalur lempeng tektonik yang sewaktu-waktu memperlihatkan keperkasaannya. Itulah mungkin gambaran yang tepat yang sedang dialami oleh bangsa ini. Masalah hukum, politik, ekonomi, budaya dan keamanan menjadi ancaman serius yang dapat menjurus kepada disintergrasi bangsa.
Negeriku dalam ujian berat, bak sambut bergaung, ketegangan yang terjadi di pusat mulai merangkak turun sampai ke daerah. Negeri yang katanya demokratis, negeri yang katanya mengedepankan moral, negeri yang katanya bermartabat, negeri yang katanya menganut kebhinekaan kini hanya sebatas katanya….katanya dan katanya.
Indonesia patut waspada, slogan “NKRI harga mati” semakin membuka rahasia bahwa ada yang disembunyikan selama ini. Kalau ada akibat pastilah ada sebabnya, munculnya slogan “NKRI Harga Mati” bukanlah tanpa sebab. Sebab-sebab itulah yang kini mulai nampak, kepentingan kelompok menjadi ideologi negara. Hukum, politik, pemerintah, ekonomi dan budaya menjadi alat dan media untuk mempertahankan eksistensi kelompok.
Kebenaran adalah pemersatu
Saya masih ingat bahwa senjata yang paling ampuh dalam merebut kemerdekaan adalah persatuan dan kesatuan. Kita akan kuat kalau persatuan dan kesatuan menjadi semangat utama, namun harus pula diketahui bahwa ternyata persatuan dan kesatuan bisa terjalin hanya dalam ikatan kebenaran. Sampai disini, masihkah kita memandang kebenaran sebagai sahabat?
Apabila semua pihak dengan segala kapasitasnya berjuang demi kebenaran maka perbedaan pastilah akan tipis, sebab sifat kebenaran selalu mengantarkan kita kepada konsep penyatuan bukan perbedaan.
Ketika ketidakbenaran membenamkan akal sehat dan nurani, dimana egoisme meluluhlantahkan amanah maka perbedaan akan menjadi besar. Disitulah kebenaran hanya menjadi hak, padahal antara hak dan kewajiban harus berjalan bersama.
Ibu pertiwi apakah tongkatmu sudah lapuk dimakan usia? hingga anak-anakmu ini menjadi tak berakal dan berbudi? Dimanakah sifatmu yang luhur dulu? karakter yang sangat dikagumi oleh seluruh masyarakat dunia?
Semoga negeriku tidak lagi melahirkan generasi-generasi begal, generasi-generasi perompak, melainkan generasi yang berakhlak mulia, lahir dan batin.
Belum ada tanggapan untuk "Negeriku diambang perpecahan"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung