Sejatinya setiap manusia memiliki identitas, kepribadian yang berbeda secara karakter, sikap dan perilaku yang berbeda pula. Namun dalam perkembangannya, kehidupan menuntut kita untuk melakukan hal yang sama, bahkan diluar kebiasaan, norma dan adab yang berlaku dalam struktur masyatakat sosial.
Perubahan budaya masyarakat mendorong kita melakukan penyesuaian terhadap pola hidup yang sebenarnya bertentangan dengan struktur budaya kita. Hal ini melahirkan budaya baru, sebuah budaya yang mampu merubah sendi-sendi kehidupan, yang bisa mempengaruhi cipta, rasa dan karsa manusia. Budaya yang memisahkan kearifan lokal dengan kepribadian bangsa. Budaya inilah yang dimaksud dengan budaya asam.
Gaya hidup modern menyajikan unsur erotisme yang tinggi, tanpa ada filter ketat akan berdampak pada ketimpangan perilaku sosial, minimal terjadi perselingkuhan budaya. Nilai-nilai yang seharusnya di tumbuhkembangkan melalui proses pelestarian dan pembiasaan sirna oleh pemenuhan kebutuhan hartaisme, sehingga lambat laun merubah pola pikir masyarakat yang pada akhirnya timbul kebiasaan baru di masyarakat.
Budaya baru yang lahir ditengah masyarakat modern, cukup mendapat respon positif bahkan terkesan menggulung budaya tradisional. Sikap dan prilaku masyarakat yang lebih terbuka terhadap adanya gaya hidup baru mendorong cepatnya daya terima masyarakat. Apalagi pola pikir masyarakat yang semakin liberal semakin memburamkan budaya leluhur yang telah menjadi kepribadian bangsa sejak dulu.
Apabila budaya asam terus berkembang tanpa dibarengi dengan kontrol maupun pengawasan melekat pada diri setiap manusia maka dapat dipastikan bahwa kedepan kita akan kehilangan karakter dan kepribadian bangsa. Upaya pemerintah melalui pendidikan karakter dan revolusi mental tidak akan memberi pengaruh terhadap berkembangnya budaya asam.
Sementara disisi lain, berbagai kebijakan jauh dari semangat kearifan lokal, tidak memperkuat sisi karakter dan nilai-nilai kepribadian bangsa. Kebijakan umumnya bernafaskan nilai-nilai liberal, terlalu kuat kepentingan kelompok tertentu terhadap jalannya pemerintahan, hal ini sangat berdampak pada program pembangunan. Program pembangunan tidak menjawab persoalan bangsa, bahkan cenderung menimbulkan konflik baru dalam kehidupan sosial, negara menjadi alat atau sarana demi melegalkan kepentingan tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa setiap program tidak menyentuh persoalan dan kebutuhan bangsa yang paling mendasar.
Sebagai lakon utama dalam pembangunaan, generasi muda diharapkan mampu memainkan peran strategis, sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak, sudah saatnya generasi muda yang mengelolanya. Namun demikian, dalam pengelolaannya harus selalu memperhatikan asas manfaatnya sehingga tidak justru menjadi alat bagi kepentingan kelompok tertentu. Generasi muda diharapkan jauh dari pengaruh budaya asam agar tidak menjadi generasi asam dimasa mendatang.
Belum ada tanggapan untuk "Generasi asam"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung