Mungkin anda pernah mendapatkan hinaan dari seseorang, perkataan yang sangat menyakitkan hati anda. Kalau di kira-kira mungkin sangat sulit untuk memaafkannya, karena begitu menyakitkan sampai-sampai menumbuhkan keinginan untuk membuktikan bahwa anda tidak seperti yang dikatakannya.
Perkataan yang menyakitkan dari seseorang telah mendorong anda untuk berubah, ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa anda lebih baik dari mereka. Dendam itu tersimpan rapi dalam hati anda, tanpa anda sadari ataupun anda sadari ternyata telah mengantarkan anda pada kesuksesan, anda telah berhasil membuktikan diri anda bahwa anda tidak seperti yang dikatakan oleh seseorang diawal kebangkitan anda.
Setelah anda berhasil, apakah anda belum juga memaafkan seseorang yang telah menghina anda? Seseorang yang telah memicu anda untuk berusaha menjadi lebih baik? Seseorang yang sebenarnya telah berjasa merubah prilaku anda menjadi prilaku seorang yang bermental baja sehingga anda meraih kesuksesan?
Dalam hal ini, saya menyarankan anda untuk memaafkan orang tersebut. Segampang itukah? Bukankah apa yang saya raih adalah jerih payah sendiri? Anda mungkin betul tetapi ketahuilah bahwa bagaimana kalau seandainya anda tidak pernah mendapatkan hinaan? Mungkin anda belum sesukses sekarang. Artinya, yang mendorong anda termotivasi atau memotivasi diri untuk “harus bangkit” adalah perkataan hinaan, itulah awal anda bangkit, berusaha dan bekerja keras hanya ingin membuktikan bahwa anda tidak pantas mendapatkan hinaan.
Alkisah dari seorang guru, di sekolah beliau mendidik anak didiknya dengan tangan besi, siapa yang salah dimata beliau tidak lolos dari “rotan”nya beliau. Betis dan paha menjadi tempat favorit mendaratnya rotan beliau. Kalau sekarang mungkin sudah dituntut karena melanggar HAM, syukurlah waktu itu belum ada aturan tentang HAM. Banyak siswa merasa takut, dongkol bahkan dendam dengan baliau, tetapi karena niat beliau yang ingin memperbaiki anak didiknya maka beliau jalan terus.
Sekarang siswa-siswa beliau hampir semua berhasil, mereka telah mendapatkan kehidupan yang layak. Mereka sepakat bahwa keberhasilan mereka adalah peran beliau, perhatian beliaulah yang mendorong mereka termotivasi untuk menjadi lebih baik. Cobalah anda bayangkan, mereka ingin menjadi yang lebih baik dari beliau supaya bisa membalas perlakuan beliau terhadap mereka. Namun belumlah dendam terbalas, mereka telah sadar bahwa apa yang mereka raih hari ini adalah karena beliau. Maka merekapun meminta maaf kepada beliau, rumah beliau tidak pernah sepi dari tamu-tamu yang tidak lain adalah siswa beliau yang sudah berhasil, mereka meminta maaf sekaligus mengucapkan terima kasih karena jasa beliau telah mengantarkan mereka menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat.
Ada banyak orang yang meraih kesuksesan berawal dari kasus penghinaan, dan kasus-kasus lainnya sehingga mendorong mereka untuk bangkit, tujuannya hanya untuk membuktikan bahwa kapasitas mereka layak diperhitungkan.
Jadi, ketika anda mencapai kesuksesan jangan lupa untuk dibarengi dengan keiklasan, ikhlas mendermakan sebagian harta anda, ikhlas memaafkan setiap kesalahan orang lain, ikhlas untuk membawa orang lain meraih sukses seperti anda, dan ikhlas untuk menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat menuju sukses. Karena bisa jadi, sebagian kesuksesan anda adalah peran dari orang-orang disekitar anda termasuk musuh-musuh anda.
Belum ada tanggapan untuk "Haruskah memaafkan orang yang telah menghina anda?"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung