Beranda · Pendidikan · Politik · Pemerintahan · Kesehatan · Ekonomi · Life · Manajemen · Umum

Tahun 2015; Tahun penuh berkah bagi awak media

Beberapa jam lagi kita akan meninggalkan tahun 2015 untuk kemudian kita songsong tahun 2016. Awal kata saya ini, saya ingin mengucapkan "Selamat menyongsong tahun baru 2016, semoga di tahun 2016 kita semakin lebih baik dari tahun sebelumnya".

Namun demikian, yang sudah berlalu janganlah dilupakan sebab untuk bisa lebih baik maka belajarlah dari pengalaman masa lalu. Pengalaman adalah sejarah, tanpa sejarah, kita tidak akan pernah bisa belajar. Kita tidak akan bisa maju, kita hanya berputar pada satu tempat, disaat yang sama kehidupan terus bergerak maju.

Selama tahun 2015, banyak kejadian yang menghiasi bundel-bundel  pengetahuan kita. Mulai dari topik politik, hukum, ekonomi, sampai dengan olahraga. Indonesia seakan terjebak dalam pusaran samudra, tekanan datang silih berganti baik dari luar maupun dari dalam, kita diuji, apakah jiwa nasionalisme, toleransi, hormat menghormati, tenggang rasa, dan amanah masih terpatri dalam diri kita terutama para pemimpin negara.

Pekerjaan menjaga martabat bangsa cukup berat, detik-detik pergantian tahun dinantikan semua orang. Kuli media terus mengolah informasi, tahun 2015 bagaikan tahun penuh berkah bagi mereka. Beragam informasi hangat dan terpopuler karena melibatkan petinggi negara menjadi trendy topic semua media. Tidak ada antara, berita meluncur deras, akibatnya jumlah eksemplar di tambah, untuk memenuhi jumlah pelanggan. Tahun 2015 memang tahunnya kuli tinta atau para pemburu berita alias wartawan.

Kalau scane tahun 2015 tidak berubah, maka tahun 2016 ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Masih menjadi tahunnya para pemburu berita.

Artikel keren lainnya:

Cara unik atasi pohon mangga yang tidak berbuah

Kebetulan sekarang lagi musim mangga, bagi yang dihalamannya ditanami dengan pohon mangga maka waktunya sekarang menikmati hasilnya. Akan tetapi ternyata tidak semua orang menikmati mangganya akibat pohon mangga yang ditanamnya tidak berbuah.

Kalau berdasarkan ilmu pengetahuan, hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan unsur hara yang terdapat pada tanah. Solusinya tentu saja dilakukan melalui pemupukan, proses pemupukan harus memperhatikan beberapa syarat jika tidak sesuai maka pemupukan bisa gagal, musim panen berikutnya pohon mangga tetap tidak berbuah. Sehingga pemupukan harus dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

Di masyarakat tradisional terdapat cara unik. Masyarakat tradisional meyakini bahwa pohon mangga atau pohon buah apa saja memiliki kecenderungan bertahan hidup, terdapat hubungan yang tidak pernah disadari oleh manusia namun bagi masyarakat tradisional meyakininya.

Adapun cara yang umumnya mereka tempuh adalah dengan mengancam pohon tersebut. Bermodalkan parang, mereka mengancam pohon tersebut "kalau tidak berbuah pada musim depan saya akan tebang kamu". Cara ini pula saya coba pada pohon mangga yang saya tanam, dan ternyata terbukti. Setelah dua musim tidak berbuah sekarang buahnya sangat banyak.

Pengalaman ini pula yang mengilhami saya untuk menulis artikel ini. Percaya atau tidak saya sudah mencobanya dan berhasil.

Artikel keren lainnya:

Kaisar Romawi yang memulai karirnya sebagai gladiator

Sudah pernah nonton film gladiator? Film yang menampilkan aksi kekerasan tersebut termasuk salah satu film yang tersukses. Film ini bukanlah hanya sebatas fiksi belaka namun diangkat dari kisah sejarah Romawi.

Gladiator merupakan acara hiburan bangsa Romawi, para ksatria yang bermasalah termasuk mereka yang kehilangan kemerdekaannya mempertaruhkan nyawa untuk memperoleh penghargaan sebagai ksatria sejati. Seorang gladiator harus berani termasuk berani mempertaruhkan nyawanya karena acara hiburan ini, pemenangnya ditentukan dengan membunuh lawannya.

Dalam film gladiator, seorang gladiator diperlakukan bagaikan budak, manusia yang tidak memiliki kemerdekaan, apapun yang dilakukan harus mengikuti perintah tuannya. Tempatnya juga bagaikan penjara, mereka harus siap setiap saat untuk mempertaruhkan nyawanya guna menghibur para penonton.

Akan tetapi tahukah anda bahwa ada seorang Kaisar Romawi yang memulai karirnya sebagai gladiator? Dia adalah Commondus Lucius Aelius Aurelius (161-192 Masehi). Bermula dari seorang gladiator, ia merintis karir. dan akhirnya sukses menjadi seorang kaisar Romawi. Riwayat karirnya meliputi 1.031 pertandingan. Setelah menjadi kaisar pun ia masih tetap bertarung di arena. Karir politik dan olah raganya berakhir sekaligus, ketika dalam suatu pertandingan seorang gladiator yang bernama Narcissus mencekiknya hingga tewas

Artikel keren lainnya:

Video porno dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih

Dari sekian juta konten yang tersebar di internet, konten video porno selalu mendapatkan kunjungan terbanyak. Konten ini memang selalu menarik, namun dibalik rasa itu ternyata nonton video porno dapat membawa petaka.

Video porno mampu membawa penonton terangsang, ransangan itu memicu unsur pelicin di kemaluan keluar dari persembunyiannya. (Saya lupa namax bro). Unsur ini bila tidak segera dibersihkan akan menjadi alat transportasi berbagai macam kuman masuk kedalam tubuh kita yang berpusat di daerah kelamin. Apalagi kalau   selalu setia memakai celana dalam selama beberapa hari tanpa di cuci.

Sudah banyak penderita penyakit infeksi saluran kemih atau infeksi saluran kencing (ISK) berawal dari kebiasaan menonton video porno.

Yang harus kita pikirkan adalah ternyata belum ada obat penyembuh untuk penyakit ISK, obat sekarang terutama obat antibiotik hanya berfungsi menghambat perkembangan kuman didalam kantong kemih, tidak untuk menyembuhkan.

Jadi, satu-satunya cara agar terhindar dari penyakit ISK adalah pastikan selalu daerah kelamin tetap bersih, hindari nonton video porno atau jangan arahkan pikiran ke hal-hal yang membuat kita terangsang.

Kalau anda terserang penyakit ISK, sakitnya tuh bukan main. Penyakit ini memiliki alat pengacau radar, sehingga kita kadang terkecoh, Apakah ginjal?, lambung?, maag?, luka dalam? Dan lain sebagainya. Padahal yang sebenarnya adalah karena infeksi saluran kencing atau kemih.

Lagi-lagi saya tegaskan adalah kebanyakan disebabkan oleh nonton video porno, pikiran porno, rangsangan yang membuat alat kelamin mengalami kontraksi sehingga timbul zat pelicin. Jika tidak dibersihkan maka dapat memicu timbulnya penyakit infeksi saluran kemih (ISK).

Artikel keren lainnya:

Waspada kalau anda menganggap hal berikut ibarat arisan

Beberapa hari lalu saya terlibat diskusi dengan beberapa orang. Berawal dari cerita biasa sampai akhirnya menyinggung persoalan pesta. Saya kaget ketika salah seorang teman diskusi yang baru saja mengawinkan anaknya menyatakan bahwa pesta ibarat arisan.

Tahukah anda apa itu arisan? Semua orang pasti tahu arisan. Ada arisan dalam bentuk uang dan ada juga dalam bentuk materi. Arisan bersifat gotong royong namun mengikat, mengikat yang saya maksudkan adalah dapat menjadi utang bagi penerima arisan. Utang harus dibayar, jika lalai membayar utang maka dalam agama sudah dijelaskan konsekuensinya.

Kembali ke pernyataan teman saya di atas tadi bahwa pesta sama dengan arisan, adalah kewajiban kita untuk hadir ke pesta yang dilaksanakan oleh orang-orang yang pernah kita undang, sampai disini saya masih mengganggapnya benar karena memang sudah menjadi kewajiban kita untuk memenuhi undangan. Namun kalau sampai mengibaratkan seperti arisan maka yang ini perlu kita diskusikan.

Katakanlah kita pernah mengundang seribuan orang untuk menghadiri pesta kita, ini berarti kita telah berutang sekitar seribuan kali yang harus kita bayar. Pertanyaannya adalah bisakah kita membayar utang tersebut?

Saya sangat pesimis akan hal ini, bagaimana kalau selama hidup kita belum bisa membayarnya? Berarti kita masih menunggak sejumlah hutang karena belum menghadiri semua pesta yang menjadi kewajiban kita. Dengan demikian di akhirat kelak kita bakal dituntut dengan sejumlah tumpukan hutang.

Fenomena seperti di atas, sekarang sudah menjadi budaya. Pemikiran liberal yang memandang semua hal berdasarkan materi telah mengaburkan hubungan kita dengan sang pencipta yakni Tuhan yang maha esa. Kita lebih mementingkan urusan duniawi daripada urusan akhirat. Sehingga semuanya dinilai dengan materi, kehadiran kita di pesta pernikahan terdorong oleh rasa ingin di tahu, isi amplop bahkan melebihi ribuan kali jumlah uang yang kita sisihkan untuk mengisi kotak amal.

Dulu undangan dan dekorasi pelaminan selalu tertulis "mohon doa restunya", sekarang "berapa isi amplopmu". Maka jangan heran kalau rumah tangga pada jaman dulu rata-rata berjalan seumur hidup sehingga dapat dikatakan sebagai keluarga "sakinah mawadah warahma" sebab banyak yang mendoakan, bayangkan sekarang yang doakan hanyalah "penghulu", belum setahun sudah bertengkar, pisah ranjang bahkan berakhir dengan perceraian.

Artikel keren lainnya:

Agar mudah dapat rejeki, rubah kebiasaan lama

Hari ini saya baru saja pulang dari kantor, terasa capek dan lelah campur letih pula. Sedang duduk-duduk istrahat terdengar hujan turun, lebat sekali sampai-sampai bicara pun harus pakai urat leher kata teman agar bisa didengar karena tertutup bunyi atap.

Terasa udara semakin lama semakin hangat, yang tadinya panas bukan main. Didepan rumah mulai muncul genangan air, tak lama berselang bermunculan anak-anak memperebutkan genangan air tersebut. Percikan air mengenai tubuh mereka, maka basah kuyuplah mereka. Melihat mereka memperebutkan air, saya terpikir mengapa mereka tidak berusaha menampung air hujan agar setelahnya langsung menceburkan diri dalam bejana penampung air hujan?

Pada sudut pandang saya yang lain justru mengingatkan saya bahwa kita bagaikan anak kecil tadi, untuk mendapatkan rejeki hanya memperebutkan genangan rejeki tanpa harus berusaha untuk membuat bejana untuk menampung rejeki dimaksud. Misalnya penerimaan CPNS, jumlah pelamar selalu ramai bagaikan tidak ada lagi pekerjaan lain yang bisa di kerjakan.

Sementara sebagian kecil orang berusaha untuk menampung air hujan alias rejeki. Mereka tidak memilih untuk memperebutkan genangan air yang nilainya sangat sedikit, mereka lebih memilih menampung air hujan, mereka pun membuat bejana.

Selama ini kita diracuni dengan kebiasaan yang salah, kebiasaan yang justru membuat kita terpenjara dalam pusaran kemiskinan, seperti kata Bung Karno bahwa kita adalah bangsa kuli.

Jika ingin maju, sejahtera dan terpenuhi kebutuhan serta mendapatkan pekerjaan yang layak maka rubah kebiasaan lama, kebiasaan yang hanya mengharapkan lowongan pekerjaan tanpa berusaha untuk menciptakan pekerjaan. Banyak sekali kesempatan untuk membuat bejana rejeki, hujan pasti selalu turun, tinggal kita yang menentukan pilihan, apakah memperebutkan genangan air atau membuat bejana untuk menampung air hujan alias rejeki.

Artikel keren lainnya:

Revolusi mental kandas di sidang MKD

Sidang MKD bagaikan batu akik yang mampu menyedot perhatian semua orang. Sidang MKD sedianya ditujukan untuk membuktikan kebenaran laporan Sudirman Said terkait dugaan pelanggaran kode etik, sebagai barang bukti yakni berupa rekaman pembicaraan utuh yang direkam oleh presiden direktur freeport.

Namun siapa sangka, justru berdampak pada legitimatenya pemerintahan Jokowi-JK. Dalam rekaman pembicaraan yang berdurasi satu jam lebih mengungkap fakta baru yang berkaitan dengan pilpres lalu. Dugaan keberpihakan kepolisian yang di motori oleh Budi Gunawan melalui propam untuk menggerakkan polda seluruh Indonesia untuk bekerja memenangkan Jokowi-Jk.

Apabila materi dalam rekaman tersebut benar terutama yang menyinggung soal pilpres maka dapat berimbas pada program "revolusi mental". Munculnya revolusi mental dilatar belakangi oleh degradasi mental masyarakat Indonesia, mengembalikan semangat gotong royong, kejujuran, sopan santun, kebersamaan, hormat menghormati dan lain sebagainya. Masalahnya adalah pemerintahan sekarang memenangkan pilpres dengan cara-cara tidak benar, melakukan kecurangan, keberpihakan aparat dan lain sebagainya berdasarkan informasi bukti rekaman yang ada di MKD.

Kalau rekaman tersebut benar, maka pemerintahan sekarang tidak memiliki legitimasi dari rakyat. Rakyat menjadi tidak percaya, ibaratnya "maling teriak maling", ingin merevolusi mental  rakyat Indonesia namun ternyata pemerintah perlu merevolusi mentalnya sendiri.

Haruskah program revolusi mental terhenti di meja MKD? Menarik untuk kita ikuti episode selanjutnya.

Artikel keren lainnya: