Beranda · Pendidikan · Politik · Pemerintahan · Kesehatan · Ekonomi · Life · Manajemen · Umum

Pacaran yang baik menurut Islam

Apakah Islam membenarkan umatnya untuk pacaran? dari sekian banyak dalil-dalil baik dalam Alquran maupun dalam hadist, tidak satupun yang membenarkan yang namanya “pacaran”. Kalau begitu judul di atas salah dong? Tentu saja tidak! apa alasannya? silahkan baca terus, saya yakin anda akan menemukan jawabannya disini.

1. Korupsi

Anda mungkin bertanya-tanya, judulnya tentang pacaran tetapi saya malah mengangkat masalah korupsi, loh! apa hubungannya? Kalau begitu tolong jawab dengan jujur pertanyaan saya berikut.

“Apa itu korupsi?” saya yakin anda akan menjawab dengan “korupsi adalah mengambil sesuatu yang bukan haknya”. Kalau sepakat dengan jawaban ini maka saya minta agar anda ingat baik-baik. Pertanyaan saya berikutnya “Apakah anda mau korupsi?” ini pula saya yakin anda akan menjawab “TIDAK”, kalau begitu mari kita komitmen untuk tidak melakukan tindakan korupsi dan jadikan korupsi sebagai musuh abadi kita. Setuju?

2. Pacaran

Sekarang kita coba memahami maksud dari pacaran. Kalau saya sederhanakan mungkin seperti ini “Pacaran adalah bentuk ekspresi kasih sayang kita kepada seseorang yang berbeda jenis”. Dalam prosesnya, ini juga wajib kita sepakati bahwa pacaran umumnya dibarengi dengan bentuk-bentuk sentuhan, bahkan oleh sebagian orang menjurus pada perbuatan suami istri.

Pandangan Dalam Islam tentang perempuan

Islam telah jelas menerangkan bahwa sentuhan selain kepada muhrimnya adalah haram, wanita atau perempuan hanya boleh bersentuhan dengan pria yang muhrimnya, misalnya kepada saudara laki-lakinya, ayahnya dan mungkin juga pamannya.

Yang perlu diingat adalah bahwa anak baik laki-laki maupun wanita selama belum kawin merupakan hak dari orang tuanya, Bagi wanita, hak tersebut akan lepas apabila sudah kawin yang ditandai dengan pembacaan ijab kabul, “Saya terima nikahnya fulan binti fulan dengan mas kawin ……….”, pada saat inilah wanita menjadi hak suaminya, dan pada saat ini pula segala kenikmatan yang diperoleh dari istrinya sudah dinyatakan halal bagi suaminya karena wanita tersebut sudah menjadi haknya.

Hubungan korupsi dan pacaran

Masih ingat dengan pengertian korupsi tadi? mengambil sesuatu yang bukan haknya. Begitu pula dengan pacaran, menikmati sesuatu yang bukan haknya. Artinya wanita atau pria yang pacaran masih menjadi hak orang tuanya masing-masing.

Kalau demikian maka pacaran sama dengan korupsi, korupsi dikalangan remaja adalah pacaran, karena sama-sama mengambil dan menikmati sesuatu yang bukan haknya. Sampai disini ada teman saya yang bertanya “Bagaimana kalau kita sama-sama mau, saling mencintai, saling menyayangi dan sebagainya”. Maka saya menjawabnya “ Apakah pacar anda, sudah menjadi hak anda? apakah orang tuanya sudah mengalihkan haknya tersebut kepada anda?, kalau belum maka apapun bentuk dan alasannya, anda telah menikmati sesuatu yang bukan hak anda, sampai disini anda telah melakukan tindakan korupsi”.

Dilain kesempatan ada juga teman yang bertanya “Bagaimana kita bisa saling mengenal kalau tidak melalui pacaran

Dalam Islam, kehidupan rumah tangga sudah diatur sedetail-detailnya, saya pernah mendengar ustads Felix Siauw yang menjelaskan bahwa Islam memiliki pedoman rumah tangga, bagaimana istri harus bersikap pada suaminya dan bagaimana suami bersikap pada istrinya. Keduanya bagaikan puzle, masing-masing saling melengkapi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh jika disatukan.

Lebih tegasnya Ustads Felix Siauw menjelaskan bahwa bila suami atau istri menikah karena Allah SWT, maka keduanya akan saling mencintai dan saling menyayangi. Bahkan kehidupan yang penuh romantisme seperti di film-film korea akan anda temukan dalam kehidupan rumah tangga anda. Mengapa demikian? karena keduanya sama-sama memposisikan dirinya sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

Bagaimana pula jika tidak berdasarkan tuntunan Allah SWT? nih gambarannya!

Misalnya anda menikah karena kecantikan dan kegantengannya, ketika kecantikan atau kegantengannya mulai pudar maka mulai pudar pula rasa cinta dan sayangnya kepada pasangannya. Dalam situasi ini, biasanya sudah mulai melirik-lirik ke rumput hijau milik tetangga.

Anda menikah karena rayuan gombal, maka jangan heran ketika menikah pasangan anda akan dengan mudah jatuh hati ke lain orang, karena menurut anggapannya dia akan mudah merayu dan menggombal anda untuk tetap memahami dan membenarkan tindakannya.

Anda menikah karena harta benda? ketika harta bendanya habis maka cintanya juga akan ikut habis, maka anda akan menjadi sampah yang setiap saat memiliki kemungkinan yang cukup besar berpisah dengan pasangan anda.

Anda menikah karena status sosial? Ingatlah bahwa kehidupan ini bagaikan roda, kadang berada di atas dan kadang pula berada di bawah. Tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi kapan kita berada di bawah. Umumnya percekcokan lahir dari perbedaan pandangan, ideologi, dan idealisme yang dapat mengantarkan kita pada situasi yang cukup sulit bahkan berujung pada perceraian.

Jadi pacaran tidak menjamin kehidupan kita menjadi lebih romantis seperti bayangan kita, pacaran sebenarnya sebuah tindakan meletakkan dasar-dasar kegagalan dalam hidup.

Olehnya itu, jika ingin hidup kita bahagia, nyaman, dan penuh berkah maka sandarkan hubungan kita sesuai tuntunan dari Allah SWT. Artinya adalah jangan lalui hubungan kita berawal dari pacaran tetapi menikah dan mencintai hanya karena Allah SWT. Allah SWT adalah zat yang maha hidup, zat yang abadi sepanjang hayat.

Jadi kalau tidak ingin dikatakan korupsi maka jangan pacaran kecuali sudah menikahi pasangan anda.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Pacaran yang baik menurut Islam"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung