Beranda · Pendidikan · Politik · Pemerintahan · Kesehatan · Ekonomi · Life · Manajemen · Umum

Cara Identifikasi Anak Berbakat Intelektual

Identifikasi anak berbakat intelektual aalah menutut Bradwein (Ichrom, 1996 :1) yaitu suatu proses mengenali anak-anak yang memiliki kemampuan motivasi, konsep diri, dan potensi kreativitas berada jauh diatas rata – rata sehingga memerlukan layanan kurikulum yang berdiferensial agar mereka dapat berkembang secara penh seperti potensi yang dimiliki. Dalam konsep tersebut 3 rumusan definisi, yaitu :

  • Proses mengenali
  • Perlunya kurikulum berdiferensiasi
  • Harapan dari kurikulum berdiferensiasi.

Dan metode yang digunakan di Indonesia untuk identifikasi anak berbakat secara umum di bedakan menjadi dua penekatan yaitu :

Dengan menggunakan alat-alat tes, meliputi dua tahap :

  • Tahap penjaringan atau screening dengan tes kelompok yang sudah dibakukan
  • Tahap seleksi dengan tes individual atau kelompok yang lebih halus dan mengukur kemampuan yang lebih cepat dan teliti

Dengan studi kasus yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak-anak yang diperkirakan berbakat dari berbagai sumber yang berbeda.

Identifikasi anak berbakat dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu pada usia 1-2 tahun. Pada masa kanak-kanak ini, kelemahan dan keunggulan intelektual akan nampak dengan mudah, jika anak diberikan rangsangan yang tepat. Identifikasi anak berbakat di usia dini ini mempunyai fungsi ganda. Disatu pihak dapat mengetahui adanya kemungkinan anak mengalami perkembangan intelektual yang cepat dan tak hanya dalam bidang bakatnya yang khas. Di pihak lain, cacat yang mungkin terjadi atau ada anak dapat juga teridnetifikasi keberbakatan anak jua dapat didapatkan darin informasi dari teman secayanya. Penialaian teman sebaya juga cukup penting, terutama berkaitan dengan aspek kepemimpinan, kreativitas dan sosialisasi anak.

Berkaitan dengan identifikasi anak berbakat, Reneully dan Decourt (1986) dalam makalah seminar Nasional Pengembangan PLB di Indonesia berpendapat bahwa ada 4 kriteria yang mestinya digunakan selama mengidentifikasi anak berbakat, yaitu :

  • Skor tes
  • Penguasaan akademis pada domain khusus, misalnya matematika
  • Produktivita kreatif dalam domain khusus atau bidang –bidang interdisipliner dan
  • Produktivitas kreatif jangka panjang

Artikel keren lainnya:

Manfaat manajemen persediaan menurut Heckert

Menurut Heckert (1993:429), manajemen persediaan yang tepat akan mendatangkan manfaat penting, antara lain :

  • Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum.
  • Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan jarak serta asuransi persediaan.
  • Mengurangi risiko kecurangan atau kecurian persediaan.
  • Menghindari risiko penundaan produksi dengan cara selalu menyediakan bahan yang diperlukan.
  • Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan dengan cara selalu menyediakan bahan atau barang yang diperlukan.
  • Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.
  • Memungkinkan pemerataan produksi melalui penyelenggaraan persediaan yang tidak merata sehingga dapat membantu stabilitas pekerjaan.
  • Menghindarkan atau mengurangi kerugian yang timbul karena penurunan harga.
  • Mengurangi biaya opname fisik persediaan tahunan.
  • Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia untuk persediaan, dimungkinkan adanya pelaksanaan pembelian yang lebih baik untuk memperoleh keuntungan dari harga khusus dan dari perubahan harga.
  • Mengurangi biaya penjualan dan administrasi, melalui pemberian jasa/pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan.

Artikel keren lainnya:

Identifikasi Pasien-Pasien dengan Saluran Napas Reaktif

Identifikasi hati-hati pada pasien-pasien preoperatif dengan resiko bronkospasme perioperatif adalah penting dalam merencanakan pendekatan rasional untuk penanganan anestetik. Penilaian klinik dihambat oleh kenyataan bahwa tidak adanya pemeriksaan terbaik yang ada untuk mengidentifikasi atau mengevaluasi respon berlebihan saluran napas.

Gejala-gejala respirasi, yang terjadi pada dewasa muda tampaknya memberikan prediksi tinggi dari peningkatan reaktivitas bronkial, prinsipnya terdiri dari dispnu nokturnal dan kekakuan dada saat terjaga serta berhubungan dengan sesak napas dan wheezing sebagai respon terhadap berbagai iritan saluran napas seperti udara dingin.

Gejala-gejala seperti ini khas terdapat pada pasien-pasien yang diarahkan untuk pemeriksaan fungsi paru untuk mengidentifikasi kepastian adanya konstriksi saluran napas dan pemulihannya. Penilaiannya diperoleh dari kekuatan ekshalasi selama pemeriksaan spirometrik klinik seperti volume udara ekspirasi dalam satu detik (FEV1) yang menunjukkan resistensi saluran napas dan menolong untuk memperkirakan derajat variasinya.

Sayangnya, variasi normal hari ke hari berlebihan pada pasien-pasien dengan obstruksi saluran napas. Jadi, peningkatan FEV1 dengan bronkodilator harus melebihi 15% untuk dipertimbangkan terjadinya bronkodilatasi yang signifikan atau pemulihan dari obstruksi saluran napas. Bronkodilatasi juga kelihatannya tergantung pada derajat awal dari konstriksi. Respon paling dramatik diobservasi dengan obstruksi saluran napas derajat menengah, sedangkan penyakit yang sangat ringan atau sangat berat dihubungkan dengan perubahan-perubahan yang lebih kecil.

Sering, pemeriksaan-pemeriksaan yang penting tidak dilakukan sebelum operasi, dan dokter harus berusaha secara hati-hati menggali riwayat untuk menemukan faktor-faktor yang diduga kemungkinan meningkatkan bronkospasme perioperatif. Salah satu yang terpenting adalah riwayat infeksi saluran napas atas yang baru-baru terjadi. Ini baik untuk diketahui bahwa pasien-pasien klinis dengan status asmatikus dan bronkitis sering memburuk bila mereka menderita infeksi virus saluran napas.

Pada orang-orang normal, infeksi virus saluran napas atas menyebabkan peningkatan tajam reaktivitas bronkial yang tampaknya menetap 3 – 4 minggu setelah infeksi5. Karena studi klinis menduga banyak bronkokonstriksi terjadi melalui refleks vagal, preterapi dengan dosis penghambat vagal dari atropin (2 mg) atau glikopirolat (1 mg) terlebih dahulu untuk induksi anestetik general mungkin berguna jika operasi harus dilakukan segera.

Pada banyak pasien dengan riwayat merokok, timbul pertanyaan mengenai keuntungan penghentian kebiasaan merokok. Penghentian kebiasaan merokok ini akan diikuti oleh penurunan volume sekresi saluran napas, reaktivitas saluran napas yang berkurang dan peningkatan transpor mukus. Meskipun begitu, keuntungan-keuntungan ini membutuhkan waktu beberapa minggu untuk berkembang. Pada jangka waktu yang singkat (48 – 72 jam) mungkin ada peningkatan reaktivitas dan sekresi yang menyebabkan penurunan volume karboksihemoglobin dan penghantaran oksigen ke jaringan.

Artikel keren lainnya:

Pengertian efektifitas kerja

Istilah efektifitas berasal dari kata “efektif” yang dalam tafsiran bebas dapat diartikan sebagai tercapainya tujuan dengan kata lain, pencapaian tujuan yang berhasil guna (efektif). Jadi efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih suatu tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Jadi efektifitas menunjukan taraf pencapaian apa bila usaha tersebut mencapai tujuan.

Hal mana bila dikaitkan dengan pekerjaan karyawan dalam perusahaan, efektifitas ini mempunyai makna bahwa penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Soekarno K. (1986 : 42) menjelaskan arti dari pada efektifitas sebagai berikut: “Efektifitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah dikeluarkan atau digunakan”.

Menurut Hani Handoko (1986:7) menyatakan : “Efektifitas adalah kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dengan demikian setiap pekerjaan yang dilaksanakan adalah untuk mencapai hasil yang maksimal atau secara efektif. Dengan perkataan lain bahwa pencapaian tujuan itu harus berhasil guna.

Menurut Emerson (1986:16) menyatakan : “Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa suatu tujuan atau sasaran yang telah tercapai sesuai dengan rencana adalah efektif. Suatu pekerjaan sekalipun tidak efisien tetapi tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau pengaruh.

Dengan demikian maka dalam pengertian efektifitas yang diutamakan atau dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki atau diinginkan tanpa memperdulikan faktor-faktor yang telah dikeluarkan berapapun besarnya. Jadi semakin besar kemajuan yang diperoleh kearah tercapainya tujuan organisasi, berarti organisasi tersebut semakin efektif.

Artikel keren lainnya:

Cara membuat empuk daging dengan getah nenas

Winarno (1986) menyatakan bahwa bronelin adalah salah satu enzim proteolitik yang terdapat dalam getah nenas yang dapat digunakan sebagai bahan pengempuk daging. Ditambahkan oleh Sunaryono (1985) bahwa buah nenas yang masih muda banyak mengandung enzim bronelin yang berfungsi sebagai pelunak daging, tetapi mutu yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan enzim papain dari pepaya.

Rasyaf (1997) menyatakan bahwa untuk melunakkan daging ayam yang keras (liat), daging dapat dibubuhi oleh beberapa bahan seperti getah nenas, yang bekerja dalam enzim bromelin yang berfungsi menghancurkan dinding serat daging yang terbungkus oleh serat-serat liat sehingga daging menjadi empuk.

Winarno (1986) menyatakan bahwa untuk mendapatkan daging yang lebih empuk telah diusahakan berbagai cara diantaranya dengan penggunaan enzim seperti enzim protease, enzim protease yang telah lama digunakan untuk pengempukan daging berasal dari tanaman terutama papain, bromelin dan fisin yang berturut-turut dari buah pepaya muda, buah nenas matang dan getah pohon ficus. Lebih lanjut pula dikatakan bahwa penggunaan enzim bromelin dapat dilakukan dengan cara menaburkan bubur enzim pada permukaan daging mentah, dengan merendam daging dalam larutan enzim, atau dengan menyemprotkan (spraying) larutan enzim.

Artikel keren lainnya:

Penyebab terjadinya halusinasi dan gejalanya

Semua orang dapat terserang gangguan kejiwaan yang dikenal dengan halusinasi, olehnya itu maka untuk terhindar dari gangguan kejiwaan ini, kita mesti mengenal penyebabnya. Berikut beberapa penyebab munculnya halusinasi:

  • Stress yang berlebihan yang mengakibatkan terganggunya metabolisme tubuh dan tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat halusinogenik
  • Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
  • Perasaan terisolasi dan kesepian yang mengakibatkan kurangnya rangsangan dari eksternal

Setelah kita kenal penyebabnya, maka kita juga perlu untuk mengetahui gejala-gejala awal yang dapat mengarahkan seseorang pada gangguan kejiwaan ini. Pasien halusinasi cenderung :

  • tidak mau mengurus diri
  • ketakutan
  • menyalahkan diri sendiri / orang lain
  • sikap curiga dan bermusuhan
  • tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata
  • sulit membuat keputusan
  • tidak dapat memusatkan perhatian, konsentrasi
  • menarik diri, menghindari orang lain
  • berbicara sendiri
  • pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
  • merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan

Artikel keren lainnya:

Tinjauan keempukan daging dan pengaruhnya

Keempukan daging merupakan faktor utama yang akan menentukan kualitas daging, dimana penilaian kualitas daging oleh konsumen mencapai kurang lebih 64 % (Dransfield, 1985 dalam Abustam, 1990). Selanjutnya Wello menyatakan bahwa keempukan daging adalah salah satu faktor yang paling penting sebab sangat mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap daging. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keempukan berada pada urutan atas, kemudian kesan jus daging (Juiciness), bau dan cita rasa (Preston dan Eillis, 1982 dalam Hikmah dan Wahniyathi, 1999).

Keempukan daging dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : (1) pengaruh makanan, (2) pengaruh hormon, (3) pengaruh jenis kelamin, (4) pengaruh temperatur dan (5) pengaruh pemotongan (Wello, 1986). Sedangkan menurut Abustam (1990) bahwa yang mempengaruhi keempukan ada dua yaitu faktor biologis yang meliputi bangsa, umur dan jenis kelamin serta faktor teknologi yang meliputi chilling (pelayuan), stimulasi listrik, pembekuan dan penambahan bahan pengempuk. Lebih lanjut Soeparno (1998) mengemukakan bahwa keempukan daging ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur miofibril dan status kontraksinya, kandungan jaringan ikat dan tingkat ikatan silangnya, serta daya ikat air oleh protein daging.

Pada umunya keempukan daging menurun dengan meningkatnya umur ternak karena ikatan-ikatan silang serabut yang meningkat sesuai dengan peningkatan umur ternak (Lawrie, 1995). Sedangkan menurut Wello (1986) dengan meningkatnya kedewasaan (umur), keempukan daging berkurang atau menjadi kenyal yang disebabkan oleh adanya perbedaan lemak dan jaringan ikat atau kolagen.

Judge, Aberk, Forrest, Hendrick dan Merkel (1989) menyatakan bahwa keempukan daging bervariasi di antara jenis otot. Jumlah jaringan ikat dalam otot mempengaruhi tekstur daging. Otot yang lebih banyak bergerak selama hewan masih hidup seperti otot paha, teksturnya terlihat lebih keras, sedangkan otot yang kurang bergerak seperti otot spoas teksturnya terlihat lebih halus, hal ini di sebabkan adanya perbedaan dalam jaringan ikat yang ikut berperan dalam aktifitas otot.

Keempukan daging dapat ditentukan secara subyektif dan obyektif. Penentuan keempukan atau kealotan daging secara subyektif yaitu panel cita rasa. Pengujian keempukan daging secara obyektif yaitu pengujian kompresi, daya putus Warner Bratzler, adhesi dan susut masak (Soeparno, 1994). Sedangkan menurut Abustam (1993), pengujian keempukan daging atau kealotan daging dapat menggunakan CD (Shear Force), dimana makin besar tenaga yang digunakan untuk memotong sampel tersebut maka daging dinyatakan makin keras.

Artikel keren lainnya:

Memahami susuk masak tentang daging

Menurut Bouton (1971) dalam Soeparno (1994) bahwa susut masak adalah berat yang hilang atau penyusutan berat sampel daging selama pemasakan yang sering disebut cooking loss dan merupakan fungsi dari lama waktu dan temperatur pemasakan, yang dapat dipengaruhi oleh pH, panjang potongan serabut otot, ukuran dan berat sampel daging dan penampang lintang daging. Lebih lanjut dikatakan bahwa besarnya susut masak dapat dipergunakan untuk mengestimasi jumlah jus dalam daging masak. Daging dengan susut masak yang lebih rendah mempunyai kualitas yang lebih baik daripada daging dengan susut masak yang lebih besar, karena kehilangan nutrisi selama pemasakan akan lebih sedikit.

Sebagian besar air dalam daging ada pada miofibril yaitu antara filamen-filamen. Perebusan daging pada suhu 64 – 90oC mengakibatkan jaringan epimisium, peremisium dan endomisium serta akhirnya miofibril jadi menyusut sehingga mengakibatkan keluarnya cairan daging (Lawrie, 1995).

Judge, dkk. (1989) menyatakan bahwa 4 – 5% dari jumlah air yang terdapat di dalam daging merupakan air yang terikat dan berhubungan dengan grup muatan reaktif protein otot.

Artikel keren lainnya:

Karakteristik anak berbakat

Karakteristik anak berbakat yang telah ditemukan oleh beberapa ahli, di antaranya ialah :

1. Mempunyai perhatian terhadap science pada waktu masih prasekolah

2. Serba ingin tahu apa yang menyebabkan benda bekerja.

3. Kemampuan untuk mengerti ide-ide abstrak pada usia masih muda

4. Mempunyai imajinasi kuat pada benda-benda ilmiah.

5. Senang akan koleksi

6. Memiliki motivasi yang tinggi dan daya ingat yang luar biasa

7. Memiliki intelegensi tinggi.

8. krativitas dalam proyek – proyek ilmu pengetahuan, termasuk penulisannya.

Artikel keren lainnya:

Alasan penting memiliki persediaan dalam bidang pemasaran

Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya penyimpanan (holding cost) dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam ukuran lot yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang (atau meminimalkan biaya penyiapan (set-up) dengan melaksanakan produksi yang lama dan sedikit).

Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan (holding atau carrying cost) mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau bahkan tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan (ordering cost) atau biaya persiapan (set-up cost) mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan untuk menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut sehingga total biaya penyimpanan dan pemesanan dapat diminimalkan adalah salah satu alasan mengapa perusahaan memilih menyimpan persediaan (Hansen dan Mowen, 2000:392).

Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan utama yang kedua untuk memiliki persediaan. Meskipun biaya pemesanan atau penyiapan jumlahnya tidak berarti, namun perusahaan masih akan menyimpan persediaan karena adanya biaya stock-out. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diharapkan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan (sehingga membuat pelanggan puas) atau jadwal servis dapat terpenuhi. Selain kedua alasan yang paling sering dikemukakan di atas, masih terdapat sejumlah alasan lainnya.

Persediaan komponen suku cadang dan bahan baku seringkali dipandang sebagai kebutuhan karena ketidakpastian pasokan dari suplier. Dengan demikian, persediaan komponen suku cadang dan bahan diperlukan untuk menjaga aliran proses produksi atau pelayanan jasa bila terjadi keterlambatan pengiriman atau tidak ada pengiriman (pemogokan, cuaca yang buruk, dan kebangkrutan adalah contoh-contoh kejadian yang tidak pasti yang dapat menyebabkan terputusnya pasokan).

Proses produksi yang tidak dapat diandalkan juga dapat menciptakan permintaan akan persediaan ekstra. Demikian juga, penyangga persediaan mungkin juga diperlukan untuk terus memasok pelanggan atau proses yang baik, bila produksi atau penjualan jasa terhenti karena kerusakan mesin. Terakhir, perusahaan mungkin mengakuisisi persediaan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan berupa diskon kuantitas atau untuk menghindari kenaikan harga yang diantisipasi di masa mendatang.

Artikel keren lainnya:

Pengertian halusinasi dan macamnya

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimuls/rangsangan dari luar (eksternal). (Budi Anna Keliat 1998 hal. 45)

Halusinasi pendengaran adalah persepsi bunyi yang palsu, biasanya suara tetapi bunyi-bunyian yang lain seperti musik, (Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatr, Jilid I, 1997)

a. Macam – macam halusinasi :

1) Halusinasi dengar ( akustik /auditorik )

- Individu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan atau mengancam dirinya padahal tidak ada suaru disekitarnya.

- Sering pada skizofrenia

2) Halusinasi lihat (visual )

Individu melihat pemandangan : orang lain, binatang atau sesuatu yang sesungguhnya tidak ada

3) Halusinasi bau / hirup ( olfaktorik )

- Halusinasi ini jarang ditemukan

- Individu mengatakan mencium bau-bau yang tidak ada sumbernya

4) Halusinasi kecapan ( gustatorik )

Individu merasa mengecap suatu rasa di mulutnya

5) Halusinasi peraba ( taktil )

Merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak dibawah kulitnya

6) Halusinasi hipnopompik

Persepsi palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap tidak patologis

7) Halusinasi liliput :

- Persepsi yang palsu diamana benda – benda tampak lebih kecil ukurannya. (juga dikenal sebagai mikropsia)

Artikel keren lainnya:

Cara Mengetahui Kualitas Daging Ayam

Menurut Sudarisman dan Elvina (1996), bahwa daging ayam merupakan salah satu jenis daging unggas yang banyak dijual, baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan. Mutu karkas Ayam biasanya ditentukan oleh tiga faktor penting yaitu bentuk tulang dada, punggung serta kaki dan sayap. Bentuk tulang dada ayam yang bagus adalah yang melengkung ramping seperti dasar perahu. Pertumbuhan daging, paha dan sayap harus baik dan berisi.

Klasifikasi kualitas karkas unggas didasarkan atas tingkat keempukan dagingnya. Unggas (ayam) yang dagingnya empuk, yaitu unggas yang daging karkasnya lunak, lentur, kulitnya bertekstur halus dan kartilago sternalnya fleksibel. Sedangkan unggas dengan keempukan sedang, diidentifikasi dengan umur yang relatif lebih tua, kulit yang kasar dan kartilago sternalnya kurang fleksibel (Soeparno, 1994).

Lukman (1996) menyatakan bahwa kualitas daging adalah ukuran dari ciri – ciri atau karateristik daging yang disukai oleh konsumen. Beberapa karateristik kualitas daging yang penting dalam pengujian adalah pH, daya ikat air, warna, cita rasa dan keempukan.

Mutu daging ayam broiler lebih empuk dibandingkan dengan ayam petelur afkir sehingga ayam petelur ini kurang disukai oleh konsumen. Salah satu penyebab rendahnya kualitas daging ayam petelur afkir ini terutama terkait oleh faktor umur (Winarno, 1986, Hikmah dan Wahniyathi, 1999). Lebih lanjut pula dikatakan bahwa penurunan kualitas daging dapat terjadi pada umur yang lebih tua, seperti pada ayam afkir yang telah berumur 1,5 – 2 tahun. Hal ini disebabkan oleh karena usia yang bertambah menyebabkan serat-serat daging dibungkus oleh lapisan liat yang berfungsi untuk memperkuat otot-otot ketika bergerak. Mekanisme inilah yang menyebabkan daging ayam broiler lebih lunak dibandingkan dengan ayam petelur afkir yang agak keras dagingnya (Rasyaf, 1997).

Kriteria daging ayam yang baik menurut Samosir dan Sudaryani (1997) adalah sebagai berikut :

1) Warna daging asli (tidak diolesi dengan pewarna), tidak tampak perubahan warna misalnya, menjadi kebiru-biruan yang mencirikan mulainya pembusukan.

2) Bau yang masih normal dan konsistensinya lebih baik, yaitu bagian daging yang ditekan masih dapat dan cepat kembali pada posisi semula.

Artikel keren lainnya:

Perubahan kurikulum, penyebab menurunnya kualitas pendidikan

Perubahan kurikulum hampir terjadi setiap ada pergantian pemerintahan, hal ini cukup berpengaruh besar pada dunia pendidikan khususnya di tingkat sekolah. Perencanaan jangka panjang yang telah disusun oleh sekolah harus kembali disesuakan, dampaknya sekolah seperti jalan di tempat, selalu kembali dari awal.

Dengan demikian misi kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sulit diwujudkan. Perubahan kurikulum patut diapresiasi dan didukung penuh oleh semua unsur namun apabila perubahan terjadi setiap pergantian pemerintahan bukan membawa kebaikan, tetapi akan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan.

Sebaiknya para penyusun kurikulum perlu melakukan analisis sampai pada tingkat sekolah, barulah kemudian mengambil kesimpulan apakah kurikulum perlu dilakukan pergantian, jangan hanya mendasarkan pemetaan pendidikan pada nilai UN saja, atau lahir dari ketertarikan pada kurikulum  yang berlaku di negara lain yang dianggap maju dalam dunia pendidikannya, sementara daya dukung dan kapasitas tidak mampu menopang pelaksanaan kurikulum tersebut.

Di Amerika Serikat tidak mengenal kurikulum pendidikan secara nasional, masing-masing negara bagian menyusun sendiri kurikulumnya, sehingga struktur kurikulumnya lebih mengedepankan kearifan lokal.

Itulah sebabnya sehingga pendidikan di negara adikuasa itu sangat kompetitif, walaupun negara lain dikenal dengan kualitas pendidikannya yang nomor wahid tetapi Amerika Serikat tetaplah menjadi kiblat pendidikan saat ini. Minat para pencari ilmu masih dominan ke Amerika ketimbang dengan negara lain di dunia ini, tentunya karena pendidikan di Amerika tidak mengenal pergantian kurikulum, pendidikan dinegara adikuasa hanya mengenal penyempurnaan kurikulum yang dilakukan oleh masing-masing negara bagian.

Bandingkan dengan di negara kita, kurikulum yang sudah berjalan dengan baik diganti dengan yang baru, pergantian menuntut dunia pendidikan kembali memulai dari awal, program pendidikan yang telah direncanakan menjadi berantakan dan harus diganti menyesuaikan dengan kurukulum yang baru. Pada akhirnya, para pendidik atau guru harus belajar kembali, ilmu pendidikan yang diperoleh didunia pendidikan menjadi sia-sia karena tidak relevan dan linear dengan kurikulum yang baru.

Persoalan ini justru berimbas pada perguruan tinggi, fakultas ilmu keguruan dan kependidikan menjadi lembaga yang hanya melahirkan legalisasi seseorang untuk menjadi guru namun tidak dapat menjawab kondisi pendidikan sebenarnya, maka lahirlah program sertifikasi guru, program yang sebenarnya ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada guru-guru untuk dapat menyesuaikan ilmunya terhadap kurikulum pendidikan yang baru. Program sertifikasi guru merupakan indikasi ketidakmampuan perguruan tinggi menyediakan tenaga pendidik, apakah demikian? inilah yang seharusnya dievaluasi oleh perguruan tinggi di Indonesia.

Apakah tidak ada langkah-langkah perbaikan? Tentunya jelas ada, namun semua yang telah dirumuskan dipeti emaskan akibat perubahan kurikulum. Posisi perguruan tinggi hanya bisa menyesuaikan tanpa bisa melahirkan inovasi dan terobosan untuk memajukan dunia pendidikan. Inilah yang membuat alumni perguruan tinggi khususnya alumni FKIP kurang siap ketika masuk ke dunia pendidikan yang sebenarnya.

Artikel keren lainnya:

Daerah-daerah tertinggal di Indonesia

Kementrian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Republik Indonesia telah merilis sejumlah daerah yang termasuk dalam kategori daerah tertinggal. Penilaian didasarkan pada beberapa instrumen penilaian antara lain geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, daerah terisolasi, rawan konflik dan rawan bencana.

Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan relatif berdasarkan pada perhitungan enam (6) kriteria dasar dan 27 indikator utama yaitu : (i) perekonomian masyarakat, dengan indikator utama persentase keluarga miskin dan konsumsi perkapita; (ii) sumber daya manusia, dengan indikator utama angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf; (iii) prasarana (infrastruktur) dengan indikator utama jumlah jalan dengan permukaan terluas aspal/beton, jalan diperkeras, jalan tanah, dan jalan lainnya, persentase pengguna listrik, telepon dan air bersih, jumlah desa dengan pasar tanpa bangunan permanen, jumlah prasarana kesehatan/1000 penduduk, jumlah dokter/1000 penduduk, jumlah SD-SMP/1000 penduduk; (iv) kemampuan keuangan daerah dengan indikator utama celah fiskal, (v) aksesibilitas dengan indikator utama rata-rata jarak dari desa ke kota kabupaten, jarak ke pelayanan pendidikan, jumlah desa dengan akses pelayanan kesehatan lebih besar dari 5 km dan (vi) karakteristik daerah dengan indikator utama persentase desa rawan gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya, persentase desa di kawasan lindung, desa berlahan kritis, dan desa rawan konflik satu tahun terakhir.

Berdasarkan instrumen di atas, berikut daerah-daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal.

 

DAFTAR 183 KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA
(1) NAD (12 DT)
1 SIMEULUE
2 ACEH SINGKIL
    3 ACEH SELATAN
    4 ACEH TIMUR
    5 ACEH BARAT
    6 ACEH BESAR
    7 ACEH BARAT DAYA
    8 GAYO LUES
    9 NAGAN RAYA
10 ACEH JAYA
11 BENER MERIAH
12 PIDIE JAYA   (DOB )
  (2) SUMATERA UTARA (6DT)
    1 NIAS
    2 TAPANULI TENGAH
    3 NIAS SELATAN
    4 PAKPAK BHARAT
    5 NIAS BARAT (DOB)
    6 NIAS UTARA (DOB)
  (3) SUMATERA BARAT (8 DT)
    1 KEPULAUAN MENTAWAI
    2 PESISIR SELATAN
    3 SOLOK
    4 SIJUNJUNG
    5 PADANG PARIAMAN
    6 SOLOK SELATAN
    7 DHARMAS RAYA
    8 PASAMAN BARAT
  (4) SUMATERA SELATAN (7 DT)
    1 OGAN KOMERING ILIR
    2 LAHAT
    3 MUSI RAWAS
    4 BANYUASIN
    5 OKU SELATAN
    6 OGAN ILIR
    7 EMPAT LAWANG
  (5) BENGKULU (6 DT)
    1 KAUR
    2 SELUMA
    3 MUKOMUKO
    4 LEBONG
    5 KEPAHIANG
    6 BENGKULU TENGAH
  (6) LAMPUNG (4 DT)
    1 LAMPUNG BARAT
    2 LAMPUNG UTARA
    3 WAY KANAN
    4 PESAWARAN
  (7) BANGKA BELITUNG (1 DT)
    1 BANGKA SELATAN
  (8) KEPULAUAN RIAU (2 DT)
    1 NATUNA
    2 KEPULAUAN ANAMBAS 
(9) JAWA BARAT (2 DT)
    1 SUKABUMI
    2 GARUT
(10) JAWA TIMUR (5 DT)
    1 BONDOWOSO
    2 SITUBONDO
    3 BANGKALAN
    4 SAMPANG
    5 PAMEKASAN
(11) BANTEN (2 DT)
    1 PANDEGLANG
    2 LEBAK
(12) NTB (8 DT)
    1 LOMBOK BARAT
    2 LOMBOK TENGAH
    3 LOMBOK TIMUR
    4 SUMBAWA
    5 DOMPU
    6 BIMA
    7 SUMBAWA BARAT
    8 LOMBOK UTARA (DOB)
(13) NTT (20 DT)
    1 SUMBA BARAT
    2 SUMBA TIMUR
    3 KUPANG
    4 TIMOR TENGAH SELATAN
    5 TIMOR TENGAH UTARA
    6 BELU
    7 ALOR
    8 LEMBATA
    9 FLORES TIMUR
10 SIKKA
11 ENDE
12 NGADA
13 MANGGARAI
14 ROTE NDAO
15 MANGGARAI BARAT
16 MANGGARAI TIMUR (DOB)
17 NAGEKEO (DOB)
18 SABU RAIJUA (DOB)
19 SUMBA BARAT DAYA (DOB)
20 SUMBA TENGAH (DOB)
(14) KALIMANTAN BARAT (10 DT)
    1 KAYONG UTARA
    2 SAMBAS
    3 BENGKAYANG
    4 LANDAK
    5 SANGGAU
    6 KETAPANG
    7 SINTANG
    8 KAPUAS HULU
    9 SEKADAU
10 MELAWI
(15) KALIMANTAN TENGAH (1 DT)
    1 SERUYAN
(16) KALIMANTAN SELATAN (2 DT)
    1 BARITO KUALA
    2 HULU SUNGAI UTARA
(17) KALIMANTAN TIMUR (3 DT)
    1 KUTAI BARAT
    2 MALINAU
    3 NUNUKAN
(18)   SULAWESI UTARA (3 DT)
    1 KEPULAUAN SANGIHE
    2 KEPULAUAN TALAUD
    3 KEPULAUAN SITARO (DOB)
(19) SULAWESI TENGAH (10 DT)
    1 BANGGAI KEPULAUAN
    2 BANGGAI
    3 MOROWALI
    4 POSO
    5 DONGGALA
    6 TOLI-TOLI
    7 BUOL
    8 PARIGI MOUTONG
    9 TOJO UNA-UNA
10 SIGI (DOB)
(20) SULAWESI SELATAN (4 DT)
    1 SELAYAR
    2 JENEPONTO
    3 PANGKAJENE KEPULAUAN
    4 TORAJA UTARA (DOB)
(21) SULAWESI TENGGARA (9 DT)
    1 BUTON
    2 MUNA
    3 KONAWE
    4 KONAWE SELATAN
    5 BOMBANA
    6 WAKATOBI
    7 KOLAKA UTARA
    8 BUTON UTARA (DOB)
    9 KONAWE UTARA (DOB)
(22) GORONTALO (3 DT)
    1 BOALEMO
    2 POHUWATO
    3 GORONTALO UTARA (DOB)
(23) SULAWESI BARAT (5DT)
    1 MAJENE
    2 POLEWALI MANDAR
    3 MAMASA
    4 MAMUJU
    5 MAMUJU UTARA
(24) MALUKU (8 DT)
    1 BURU SELATAN (DOB)
    2 MALUKU BARAT DAYA (DOB)
    3 MALUKU TENGGARA BARAT (DOB)
    4 MALUKU TENGAH
    5 BURU
    6 KEPULAUAN ARU
    7 SERAM BAGIAN BARAT
    8 SERAM BAGIAN TIMUR
(25) MALUKU UTARA (7DT)
    1 MOROTAI (DOB)
    2 HALMAHERA BARAT
    3 HALMAHERA TENGAH
    4 KEPULAUAN SULA
    5 HALMAHERA SELATAN
    6 HALMAHERA UTARA
    7 HALMAHERA TIMUR
(26) PAPUA BARAT (8 DT)
    1 KAIMANA
    2 TELUK WONDAMA
    3 TELUK BINTUNI
    4 SORONG SELATAN
    5 SORONG
    6 RAJA AMPAT
    7 MAYBRAT (DOB)
    8 TAMBRAU (DOB)
(27) PAPUA (27 DT)
    1 MERAUKE
    2 JAYAWIJAYA
    3 NABIRE
    4 YAPEN WAROPEN
    5 BIAK NUMFOR
    6 PANIAI
    7 PUNCAK JAYA
    8 MIMIKA
    9 BOVEN DIGOEL
10 MAPPI
11 ASMAT
12 YAHUKIMO
13 PEGUNUNGAN BINTANG
14 TOLIKARA
15 SARMI
16 KEEROM
17 WAROPEN
18 SUPIORI
19 DEIYAI (DOB)
20 DOGIYAI (DOB)
21 INTAN JAYA (DOB)
22 LANNY JAYA (DOB)
23 MAMBERAMO RAYA (DOB)
24 MAMBERAMO TENGAH (DOB)
25 NDUGA (DOB)
26 PUNCAK (DOB)
27 YALIMO (DOB)

Sumber : http://www.kpdt.go.id/

Artikel keren lainnya: